Ketika bursa transfer Eropa dibuka, tak ada yang lebih sibuk dari Jorge Paulo Agostinho Mendes. Pada periode tersebut, telepon genggamnya akan berdering siang dan malam.
Lewat perbincangan via telepon berbagai agenda pertemuan direncanakan. Lantas Mendes akan terbang menuju Manchester, Madrid, Porto, London, Barcelona, Milan, Paris, atau beberapa kota lain yang memiliki klub sepakbola elite. Di sana, ia akan mendatangi kantor-kantor pemilik klub atau dijamu makan malam di restoran mewah.
Salah satu pertemuannya pada 2009 menciptakan rekor transfer termahal dunia, yaitu ketika Cristiano Ronaldo pindah dari Manchester United ke Real Madrid dengan biaya 81 juta paun.
Jorge Mendes adalah seorang agen pesepakbola. Namun Mendes bukan sembarang agen. Bersama perusahaan agensi-nya, Gestifute, ia menangani lebih dari 100 kontrak pesepakbola di dunia. Dengan kemampuannya sebagai ahli negosiasi, tak hanya Ronaldo yang dihargai setinggi langit, sejumlah pemain pun berhasil dilego dengan harga yang cukup fantastis. Mendes adalah seorang super-agent.
Namun jalan terjal dilalui Mendes di awal kariernya. Semua yang ia raih saat ini adalah buah manis dari kegigihannya dalam 20 tahun perjalanan panjang.
Awal Karier Jorge Mendes
Awalnya Mendes tak menyangka ia akan menjadi seorang agen pesepakbola. Saat masih kanak-kanak, ia seperti bocah kebanyakan, bercita-cita menjadi pesepakbola profesional. Saat berusia 8 tahun, ia menjadi pemain muda tim perusahaan Petrogal, tempat kerja ayahnya.
Kariernya sebagai pemain pro bermula saat ia berusia 20 tahun, di klub divisi ketiga Portugal, SC Vianense. Namun di saat bersamaan, ia menjalani kehidupan sebagai pekerja di sebuah perusahaan resin pohon milik kakaknya.
Pada usia 30, Mendes menyerah menggapai mimpi menjadi seorang pesepakbola. Ia memutuskan gantung sepatu karena sadar tak memiliki potensi untuk bermain di level yang lebih tinggi.
Tak lagi bermain sepakbola, Mendes menjadi pemilik kelab malam di Caminha. Kesempatan menjadi agen pemain didapatnya di sana. Di kelabnya ia bertemu dengan Nuno Espirito Santos—saat itu penjaga gawang Vitoria Guimaraes—pada 1996.
Nuno, yang saat itu tidak memiliki agen dan kontraknya bersama Guimaraes akan segera berakhir, sangat ingin bergabung dengan FC Porto. Namun karena Mendes merasa Nuno tak memiliki kualitas untuk bermain di Porto, Mendes menyarankan Nuno lebih dulu bermain di klub lain.
Mendes kemudian menawari Nuno bermain di Deportivo La Coruna yang kebetulan sedang mencari penjaga gawang. Nuno menerima tawaran tersebut. Nuno pun kemudian hijrah ke Deportivo dengan status bebas transfer. Ini adalah transaksi pertama Mendes sebagai agen.
Saat itu Mendes tak mendapat keuntungan. Justru sebaliknya, Mendes rela membayar biaya penerbangan Nuno ke Deportivo dan segala kebutuhan sang penjaga gawang hingga Nuno menerima bayaran pertamanya. Dalam kesepakatan ini, Mendes memang sedang mencoba menjalin hubungan dengan klub-klub di luar Portugal.
Setelah transfer Nuno berhasil, Mendes mulai mendirikan perusahaan agensi pemain bernama Gestifute. Dengan kelihaian Mendes dalam menjalin kerja sama dengan klub, Gestifute mampu berkembang pesat.
Reputasi Jorge Mendes sebagai agen pemain semakin meningkat dari tahun ke tahun. Awal kesuksesan transfer besar Mendes terjadi ketika Hugo Viana direkrut Newcastle United dari Sporting Lisbon dengan nilai transfer 12 juta euro. Transfer ini menjadi pijakan Mendes untuk `beraksi` di sepakbola Inggris.
Membangun Dominasi Agensi Pesepakbola Portugal
Dari sekian bayak kliennya di Gestifute, mayoritas merupakan pemain asal Portugal atau pemain yang berkarier di liga Portugal. Mendes mendapat pemain muda potensial Portugal dengan secara rutin menghadiri turnamen sepakbola antar sekolah dan pertandingan-pertandingan level akademi.
Tak hanya scouting, Mendes pun mempererat hubungan dengan sekolah-sekolah sepakbola tersebut. Karena itu, bila muncul pemain berpotensi, Gestifute-lah agensi pertama yang dihubungi sekolah sepakbola yang bersangkutan. Maka tak heran, Gestifute berhasil mendapatkan pemain berpotensi sejak usia dini seperti Cristiano Ronaldo, Hugo Viana, Tiago Mendes, Deco, Simao Sabrosa, dan masih banyak lagi.
Hal ini tak dilakukan Superfute, perusahaan agensi yang menjadi rival Gestifute saat itu. Superfute biasanya hanya mendekati pemain yang sudah matang yang bernaung dengan perusahaan yang lebih kecil. Para pemain di bawah agensi Superfute adalah pemain sekelas Sergio Conceicao, Luis Figo, Joao Pinto, Zlatko Zahovic, Mario Jardel, dan pemain lain yang lebih populer.
Namun Jorge Mendes pun melakukan yang sama. Mereka pun mendekati pemain-pemain yang dinilai memiliki nilai jual tinggi. Termasuk pemain-pemain di bawah agensi Superfute. Bahkan Mendes sampai terlibat perkelahian dengan Jose Veiga, agen dari Superfute. Insiden ini terjadi karena Mendes kedapatan sedang merayu Luis Figo untuk bergabung dengan Gestifute.
Meski Mendes gagal mendapatkan Figo, Mendes ternyata telah berhasil membujuk beberapa pemain di bawah agensi Superfute untuk bergabung dengan Gestifute. Di antaranya adalah Ricardo Carvalho dan Ricardo Quaresma.
Sosok Cerdas nan Licik
Cristiano Ronaldo dipinang Manchester United pada 2003. Ternyata terdapat kisah lain di balik transfer ini, dengan Jorges Mendes sebagai tokoh utamanya.
Awalnya, Sporting Lisbon sebagai klub pemilik Cristiano Ronaldo telah menyetujui transfer Ronaldo ke Arsenal dengan nilai transfer 6 juta euro. Tapi Mendes sebagai agen Ronaldo masih menawarkan Ronaldo pada Manchester United lewat Carlos Queiroz, asisten manajer Sir Alex Ferguson yang terikat kontrak bersama Gestifute.
Ferguson tertarik dengan klien Mendes tersebut. Sang agen lalu memanfaatkan situasi ini dengan menaikkan harga transfer Ronaldo. Mendes meminta bayaran sekitar 1,2 juta euro untuk menggagalkan transfer Ronaldo ke Arsenal.
Untuk mengakali Sporting bisa membatalkan transfer Ronaldo ke Arsenal, Mendes mengatakan bahwa Ronaldo bisa dihargai lebih mahal jika ditransfer ke United. Sporting Lisbon pun menuruti saran Mendes. Karena jika berhasil, keuntungan yang didapatkan jelas akan lebih besar.
Mendapat persetujuan dari Lisbon, Mendes pun kembali bernegosiasi dengan United untuk nilai transfer Ronaldo. Hingga akhirnya, 12 juta euro disepakati United untuk memboyong Ronaldo ke Old Trafford. Dua kali lipat dari harga yang disepakati Sporting Lisbon bersama Arsenal.
Kelicikan Mendes dalam mencari keuntungan sebanyak-banyaknya tak berhenti di situ. Kepindahan Nani ke United pun sempat memunculkan persoalan tersendiri.
Mendes yang mengetahui Nani memiliki nilai jual tinggi menawarkan Nani kepada United dengan mengaku bahwa Nani adalah pemain di bawah agensi Gestifute. Padahal sebenarnya, agen yang memiliki kontrak Nani adalah seorang perempuan bernama Ana Almeida.
Dengan performa yang ditunjukkan Ronaldo, United pun mempercayai Mendes dan siap merekrut Nani. Baru setelah mendapat lampu hijau dari United, Mendes merayu Nani untuk segera memecat agennya dan bergabung bersama Gestifute. Mendapat tawaran dari klub sekelas United, Nani pun menuruti saran Mendes, memecat agennya dan bergabung dengan agensi Mendes.
Apa yang dialami Ana Almeida pun terjadi juga pada Goncalo Reis, agen Bebe. Bebe tiba-tiba memecat Reis untuk bergabung ke Gestifute. Ini terjadi tak lain karena Bebe ditawari untuk bergabung United jika berada di bawah agensi Gestifute.
Transfer Bebe ke United pun merupakan keberhasilan dari akal bulus Mendes dalam memanipulasi situasi. Ia menghubungi Queiroz untuk kembali mendoktrin Ferguson agar merekrut Bebe. Dan Ferguson kadung percaya pada asistennya tersebut.
Nilai transfer 9 juta euro pun disanggupi United. Hanya saja, kualitas Bebe sebenarnya tak layak dihargai semahal itu. Karena sebenarnya, kualitas Bebe tak terlalu spesial. Bahkan bisa dibilang, Bebe sebenarnya tak layak bermain di tim sekelas United.
Dari Bebe, United mendapat kontribusi minimal. Jorge Mendes mendapatkan keuntungan maksimal. Karena dari setiap transfer via Mendes, biasanya ia mendapatkan minimal 5% dari nilai transfer pemain.
Ketika Kekuatan Mendes Terlalu Menakutkan
Keberhasilan Mendes menjadi agen pemain dalam 20 tahun terakhir ternyata tak hanya didapatkan dari transaksi kliennya. Dalam praktiknya, Mendes diduga menjual sebagian saham kepemilikan para pemainnya kepada pihak ketiga.
Harian Guardian mengatakan bahwa pada 2012 terdapat 85 juta euro yang dijadikan nilai saham pada diri pesepakbola. Saham ini dijual di negara bebas pajak seperti Gibraltar dan Jersey.
Gestifute dan Opto (perusahaan yang dimiliki Peter Kenyon, mantan Chief Executive Chelsea dan Manchester United) disebut sebagai penasihat bagi perusahaan di dua negara tersebut. Gestifute dan Opto akan menilai harga seorang pemain, lalu menjadi jembatan untuk menjalin kerjasama dengan klub-klub top Eropa. Nantinya, atas saran dari Gestifute dan Opto, perusahaan pembeli saham pemain akan menentukan pilihannya.
Praktik ini tak disetujui UEFA dan dilarang di Premier League. Praktik ini bisa menyebabkan sebuah tim akan menahan pemain jika harga saham sedang rendah, atau segera menjual pemain ketika harga saham naik. Dan jika ini dibiarkan, integritas sepakbola secara keseluruhan akan tercoreng.
Di sini, Mendes dinilai telah berseberangan dari tugas utama seorang agen, yaitu membuat sebuah tawaran menarik bagi pemain dan kliennya. Faktanya, Mendes justru memanfaatkan kepemilikan pemainnya untuk dijual dalam bentuk saham.
Peraturan yang dilanggar Mendes adalah Regulasi agen FIFA poin 19.1 yang berbunyi: “Seorang agen harus menghindari segala konflik kepentingan pribadi dalam aktivitas mereka). Serta poin 29.1: “Mewajibkan setiap klub untuk tak membayar transfer pemain kepada agen pemain, dan secara khusus melarang agen pemain mendapatkan kompensasi pada setiap transfer atau nilai transfer seorang pemain di masa depan.”
FIFA sendiri akan memberlakukan peraturan baru untuk membatasi pergerakan Jorge Mendes. FIFA mengkhawatirkan Mendes menguasai sebagian besar aspek dalam transfer sepakbola.
Kuasa Mendes kini telah menjadi sedemikian besar hingga Federasi Sepakbola Dunia pun merasa perlu mengaturnya. Bagi sebagian pemain, kuasa Mendes tersebut bisa berarti adanya perubahan masa depan. Hal ini jelas menjadi sebuah tawaran menarik untuk tergabung dalam agensi Gestifute. Karena itulah telepon genggam Mendes terus berdering siang dan malam, khususnya di musim panas saat bursa transfer Eropa dibuka.
Artikel ini lebih dulu naik pada kolom About the Game, Detiksport. Mengalami perubahan secukupnya untuk menyesuaikan dengan konteks terkini. Saat ini, Jorge Mendes berada di balik mewahnya skuat Wolverhampton Wanderers. Ia juga berperan besar atas kepindahan Cristiano Ronaldo ke Juventus.
Komentar