Ross Barkley menjadi salah satu pemain yang permainannya cukup disoroti positif jelang pekan ke-11 Liga Primer Inggris. Tapi seharusnya tak perlu heran melihat Barkley menjadi sosok hebat di lini tengah Chelsea saat ini. Pada dasarnya, pemain yang direkrut Chelsea dari Everton tersebut memang punya bakat spesial.
Antonio Conte yang tidak memberikan banyak menit bermain pada Barkley pada musim 2017/18 pun tahu bahwa penggawa anyarnya itu punya kemampuan yang dibutuhkan sebagai gelandang. Usianya yang masih muda jadi alasan Barkley sedikit mendapat kesempatan.
"Kita sedang membicarakan seorang pemain dengan potensi besar. Dia pemain komplet, tapi di saat yang sama, dia masih sangat muda. Dia pemain komplet karena dia punya segalanya. Dia punya stamina, kuat secara fisik dan punya teknik bagus. Dia juga cepat. Dia seorang pesepakbola modern," ujar Conte saat Barkley diperkenalkan sebagai pemain anyar Chelsea.
Sebelum Conte pun sudah banyak sosok penting yang memujinya. Saat masih berusia 17 tahun, eks pemain belakang Arsenal, Martin Keown, memprediksi Barkley "akan menjadi salah satu pemain terbaik di negara ini". Pada usia 20 tahun, pelatih Everton saat itu, Roberto Martinez, menilai bahwa Barkley "Sedikit seperti Michael Ballack, agak mirip Paul Gascoigne". Sedangkan pada usia 21 tahun, para manajer Fantasy Premier League berterima kasih padanya lewat total 158 poin dalam satu musim (8 gol dan 9 asis).
Frank Lampard juga pernah mengatakan bahwa melihat Barkley bermain "mengingatkan permainan Wayne Rooney ketika masih muda". Xavi Hernandez pun pernah memuji pemain kelahiran Liverpool tersebut (juga Raheem Sterling) sebagai pemain yang dihadiahi kemampuan fisik dan teknik yang seimbang.
Alasan Barkley tidak banyak bermain pada musim pertamanya karena cedera parah yang didapatkannya pada awal musim 2017/18. Cedera hamstring didapatkannya saat Everton hendak memulai pra-musim. Cederanya kambuh setelah ia pindah ke Chelsea pada Januari 2018, membuatnya menepi sepanjang musim.
Chelsea sebenarnya sudah menemukan kata sepakat dengan Everton soal transfer Barkley sejak musim panas 2017. Tapi pada tenggat transfer musim panas tersebut, Barkley dan agennya membatalkan kesepakatan tersebut karena sang pemain sedang mengalami cedera dan ingin memfokuskan diri dalam proses penyembuhan. Di saat yang sama Everton masih berusaha memperpanjang kontraknya yang akan berakhir pada Juni 2018.
Barkley baru resmi berseragam enam bulan jelang kontraknya di Everton berakhir. Penundaan tersebut menguntungkan Chelsea karena The Blues hanya perlu membayar 15 juta paun. Jumlah tersebut berkurang drastis dari kesepakatan transfer pada musim panas 2017 yang mencapai 35 juta paun. Everton terpaksa menjual Barkley dengan murah karena jika tidak, Barkley bisa pindah dengan gratis pada akhir musim.
Chelsea beruntung mendapatkan Barkley karena selain masih muda, saat itu 23 tahun, Barkley juga pemain berpaspor Inggris (ada keturunan Nigeria). Di Liga Primer Inggris yang mulai banyak "dijajah" oleh para pemain asing, memang cukup sulit mendapatkan pemain Inggris. Jika pun ada yang berkualitas dan kemampuannya dibutuhkan tim, klub Inggris harus membayar sangat mahal.
Tengok uang yang dikeluarkan Manchester City untuk merekrut Raheem Sterling, John Stones, dan Kyle Walker. Chelsea pun merupakan salah satu kesebelasan yang mulai kehilangan pemain terbaik berkebangsaan Inggris. Drinkwater didapatkan Chelsea dengan harga 30 juta paun.
"Seorang pemain Inggris akan memahami liga ini dengan sangat baik karena mereka tumbuh di liga ini. Buat Chelsea, ini jadi positif dalam mendapatkan pemain Inggris karena kami kehilangan pemain penting seperti John Terry dan Frank Lampard," ujar Conte ketika itu, dikutip dari BBC.
Barkley yang baru pulih cedera harus bersaing dengan N`Golo Kante, Danny Drinkwater, Tiemoue Bakayoko, dan Cesc Fabregas, untuk posisi gelandang tengah dalam pola dasar 3-4-3 ala Conte, hanya dua pos gelandang tengah. Musim ini, kepergian Bakayoko dibarengi dengan kehadiran Jorginho dan Mateo Kovacic.
Pelatih Chelsea saat ini, Maurizio Sarri, mengandalkan pola dasar 4-3-3 yang membuat tersedianya tiga pos gelandang tengah untuk diperebutkan Kante, Drinkwater, Barkley, Fabregas, Kovacic, dan Jorginho. Walau begitu hanya Kante dan Jorginho yang mendapatkan jaminan bermain sejak menit pertama. Artinya satu tempat lagi diperebutkan tiga gelandang.
Dengan Jorginho yang bermain di depan bek tengah dan Kante yang lebih diandalkan kemampuan bertahannya, Barkley bisa menjadi Marek Hamsik-nya Chelsea. Saat melatih Napoli, Sarri menjadikan Hamsik sebagai gelandang yang berperan membantu lini serang dalam mencetak gol.
Barkley yang mulai kembali fit setelah setengah musim memulihkan cedera tak menyia-nyiakan kesempatan bermainnya. Sejak melawan Southampton pada pekan ke-8, ia kini tercatat mencetak 3 gol dan 3 asis dalam 3 laga terakhir. Posisi satu gelandang yang sebelumnya ditempati Kovacic pun praktis menjadi miliknya kembali (Barkley sempat tidak memberikan dampak signifikan pada dua laga perdana). Barkley telah bersinar lagi.
[ar/pik]
Komentar