Di usianya yang baru menginjak 21 tahun, Trent Alexander-Arnold menjelma pemain yang hampir tidak tergantikan di skuad Liverpool arahan Jurgen Klopp. Ia sudah merasakan dua kali tampil di final Liga Champions. Satu di antaranya berhasil ia menangkan.
Debut Trent terjadi pada Oktober 2016 silam di EFL Cup melawan Tottenham. Di laga tersebut, Liverpool menang dengan skor 2-1. Namun, pemain yang berposisi sebagai fullback kanan tersebut baru mendapatkan debut Liga Inggris pada bulan Desember.
Kemujuran Trent datang pada musim 2017/18. Bek kanan reguler Liverpool, Nathaniel Clyne mengalami cedera punggung serius. Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh pemuda bertinggi 175 cm itu.
Pada 15 Agustus 2017, di leg pertama play-off Liga Champions, Alexander-Arnold mencetak gol perdananya saat Liverpool menang 2-1 atas Hoffenheim. Dia menjadi pemain termuda Liverpool yang mencetak gol di laga debut kompetisi Eropa setelah Michael Owen dan David Fairclough.
Total, Alexander-Arnold tampil sebanyak 34 kali dengan catatan tiga gol dan tiga asis di musim reguler pertamanya tersebut. Dia membantu Liverpool ke final Liga Champions meskipun akhirnya kalah dari Real Madrid.
Musim berikutnya, Trent menggusur posisi Clyne sebagai bek kanan reguler. Penampilannya kian baik. Tampil sebanyak 40 kali di ajang Liga Inggris dan Liga Champions, pemuda kelahiran Liverpool itu menorehkan 16 asis dan satu gol.
Salah satu dari total asis yang dibuatnya pada 2018/19 akan terus diingat para fans Liverpool. Pada 8 Mei 2019, Liverpool ketinggalan skor agregat 0-3 dari Barcelona di semifinal Liga Champions.
Saat itu, Liverpool telah menyamakan agregat dan butuh satu gol untuk lolos. Pada menit 79, Alexander-Arnold mengambil sepak pojok untuk Liverpool. Umpan mengejutkannya berhasil menipu para pemain Barcelona dan berujung pada gol pemungkas Divock Origi. Liverpool lalu berhasil lolos ke final Liga Champions dan menjadi juara untuk keenam kalinya.
Dalam wawancara eksklusifnya di seri Football Insight Mola TV, eks fullback The Reds di era ‘90-an, Jason McAteer menyebut Trent merupakan bek kanan terbaik di dunia saat ini. McAteer menyebut keahlian utama Arnold adalah kejeliannya membaca pertandingan. Hal tersebut beralasan, lantaran saat bermain di akademi, Arnold berposisi sebagai seorang gelandang.
“Saat Anda masih berusia 21 tahun, yang dapat Anda lakukan hanya bisa menjadi lebih baik. Dia mungkin sedikit terintimidasi dan malu saat bermain di musim-musim awal. ‘Apakah saya pantas berada di sini? Apakah saya sudah cukup membantu tim?’ Saat dia sudah menyatu ke dalam tim, dia memberikan Liverpool dua final Liga Champions dan memenangkan satu di antaranya,” ungkap McAteer.
“Trent mengawali kariernya di akademi sebagai seorang gelandang. Kejeliannya di atas lapangan sangat fantastis. Semua orang membicarakan seandainya dia menjadi gelandang. Saya rasa itu bukan menjadi masalahnya. Dia bahagia di posisinya saat ini, dan sepertinya dia juga tidak ingin. Yang paling hebat darinya adalah pengambilan keputusan di sepertiga akhir lapangan,” sambung pria 49 tahun itu.
Paling anyar, Arnold membantu Liverpool mengakhiri puasa gelar Liga Inggris lebih dari tiga dekade. Untuk catatan pribadi, dirinya menjadi satu-satunya pemain bertahan yang mampu menorehkan 13 asis dalam satu musim kompetisi Premier League. Dia mematahkan rekor 12 asis yang juga dia ciptakan pada musim 2017/18.
Tayangan Football Insight Trent Alexander-Arnold dapat Anda saksikan di Mola TV (Klik di sini).
Komentar