Justin Kluivert bergabung dengan RB Leipzig dengan status pinjaman selama satu musim dari AS Roma. Harapan baru pun diusung pemain kelahiran 5 Mei 1999 tersebut, yakni tampil reguler dan memberi dampak positif bagi Die Roten Bullen.
“Saya senang proses transfer ini telah tuntas. RB Leipzig menunjukkan bahwa ini adalah tempat ideal bagi saya untuk berkembang dan mengambil langkah selanjutnya dalam karier saya dan membantu tim,” ucap Kluivert. “Tujuan saya adalah mendapat menit bermain dan memperoleh pengalaman di sini."
Link streaming FC Augsburg vs RB Leipzig
Justin lahir dari keluarga pesepakbola. Patrick Kluivert, ayah Justin, merupakan pesepakbola yang cukup disegani ketika masih bermain. Selain memiliki 81 caps bersama Timnas Belanda, sosoknya dikenal sebagai salah satu legenda Barcelona. Sementara itu, sang kakak, Quincy Kluivert, sempat memperkuat Vitesse U-21 meski sekarang tak memiliki klub. Adapun adiknya, Ruben Kluivert, kini tercatat sebagai penggawa Utrecht U-21.
Berbeda dengan kedua saudaranya, Kluivert menimba ilmu sepakbola di akademi Ajax Amsterdam. Namun, tatkala berusia 10 tahun, anggapan publik mengenai bergabungnya Kluivert ke skuad muda Ajax banyak dipengaruhi nama besar sang Ayah.
Motivasi untuk keluar dari bayang-bayang itu, kata Kluivert dalam sebuah wawancara, menjadikannya semakin terpacu untuk membuktikan bahwa ia memang memiliki kualitas tanpa embel-embel nama atau apa pun.
Progres Kluivert sebagai pemain di skuad muda Ajax pun terus berkembang. Seiring berjalannya waktu, saat-saat yang dinanti tiba. Pada usia 17 tahun, Kluivert melakoni debut profesional di tim senior Ajax ketika melawan PEC Zwolle pada 15 Januari 2017. Dalam laga itu, ia masuk menggantikan Amin Younes yang mengalami cedera.
Tampil di posisi sayap kiri, Kluivert tak terlihat canggung ketika melewati pemain bertahan lawan. Bahkan ia menjadi aktor di balik penalti yang didapat Ajax. Umpan terobosannya kepada Anwar El Ghazi membuat lawan terkecoh dan membuat pelanggaran di kotak terlarang.
Peter Bosz, pelatih yang memberikan debut bagi Kluivert di tim senior Ajax, sempat melambungkan harapan. Tak hanya memuji mengenai kemampuannya di atas lapangan, Bosz juga kagum atas perilakunya di luar lapangan.
“Ia [Justin Kluivert] memiliki bakat, dan itu adalah kekuatannya. Ia juga tak punya rasa takut di lapangan. Bocah yang usil, tapi dalam hal positif,” kata Peter Bosz kepada Voetbal International.
“Ia mengendalikan emosinya. Itu adalah hal yang sangat cerdas untuk pemain muda dengan banyak pengaruh dari luar. Justin tahu bagaimana seharusnya berlaku baik walaupun ada berbagai faktor di sekitarnya yang tidak mempermudah dirinya. Itu menunjukkan karakter bagus,” lanjutnya.
Tantangan di AS Roma
Dengan jumlah penampilan mencapai 56 laga dalam dua musim bersama Ajax, serta torehan 13 gol dan 10 asis yang dibikinnya, pada 2018 AS Roma pun tertarik mendatangkan Kluivert ke Stadion Olimpico. Kala itu, I Giallorossi tak ragu menggelontorkan dana senilai 17,25 juta euro.
Kluivert digadang-gadang bisa menjadi andalan AS Roma di masa depan. Ekspektasi tinggi tersebut nyatanya tak mudah untuk diwujudkan, setidaknya dalam waktu dekat. Pada musim pertamanya, Kluivert hanya mengantarkan tim ibu kota ke posisi enam dan gagal berlaga di Liga Champions.
Musim selanjutnya (2019/20), lagi-lagi AS Roma gagal ke UCL lantaran bercokol di urutan lima di klasemen akhir. Sekilas, jika melihat jumlah total penampilan Justin Kluivert dalam dua musim bersama AS Roma (yang mencapai 68 pertandingan), ia merupakan andalan di lini serang.
Akan tetapi, dari jumlah tersebut, Kluivert terhitung tampil penuh dalam 90 menit hanya 16 laga saja. Selama dua musim di Roma, Kluivert mencetak sembilan gol dan sepuluh asis. Pencapaiannya ini mengindikasikan jika ia bukanlah pemain yang "siap pakai". Maka, untuk memeperkuat sektor sayap, Roma pun mendatangkan pemain berpengalaman seperti Pedro.
Kepindahan Justin Kluivert ke RB ke Leipzig, meski hanya berstatus pinjaman, diharapkan bisa memperbaiki performanya. Apalagi, RB Leipzig terkenal ramah pada para pemain muda. Sebelumnya, Naby Keita dan Timo Werner sukses membuat klub-klub besar kepincut. Di skuad saat ini, Kluivert juga punya banyak rekan seusia seperti Dayot Upamecano, Tyler Adams, dan Dani Olmo.
Saat melatih RB Leipzig, Ralf Rangnick mengaku sangat terbantu dengan kemampuan dan ambisi pemain muda yang dimiliki oleh Die Roten Bullen. “Saya senang bahwa para pemain muda kami banyak membantu tim untuk terus bersaing di papan atas. Kami bahagia untuk perjudian ini, termasuk dengan semua kerja keras yang dilakukan para pemain muda,” kata Rangnick.
Kini di bawah komando Julian Nagelsmann, RB Leipzig masih tetap mempertahankan pemain muda sebagai andalan. Situasi ini ditunjang oleh usia Nagelsmann yang juga masih muda. Setelah sempat tercatat sebagai pelatih termuda di Bundesliga kala melatih TSG Hoffenheim, sosok kelahiran 23 Juli 1987 itu juga kembali menorehkan rekor sebagai pelatih termuda yang berhasil membawa klub ke semifinal Liga Champions.
Tak hanya jajaran pelatih saja yang semringah, CEO RB Leipzig, Oliver Mintzlaff, juga melebarkan senyumnya dengan sejumlah pemain muda yang dimiliki. Kedatangan Justin Kluivert membuat ia secara terang-terangan mengapresiasi kinerja tim serta mencanangkan untuk terus berada di papan atas Bundesliga.
“Kami senang bisa mendapatkan pemain muda dan sangat bertalenta seperti yang ada dalam diri Justin Kluivert,” tutur Mintzlaff. “Tim olahraga di klub ini telah membuat keputusan yang tepat, yang memungkinkan kami untuk meneruskan filosofi kami dalam meningkatkan pemain muda guna menjalani musim yang sukses dan mencapai tujuan.”
Tayangan langsung semua pertandingan Bundesliga 2020/21, serta tayangan ulang dan highlights pertandingannya, dapat Anda saksikan di Mola TV (klik di sini).
Komentar