Fransisco “Paco” Llorente adalah satu dari sekian banyak pemain yang pernah membela dua klub Madrid, Atletico dan Real. Ia menyeberang ke Los Blancos pada 1987 setelah memulai karier di Atletico. 32 tahun kemudian, putra Paco melakukan hal serupa. Bedanya, sang anak menyeberang dari Castilla ke Los Rojiblancos. Anak itu bernama Marcos Llorente.
Marcos Llorente memiliki silsilah keluarga yang sangat unik. Darah atlet hebat — sekaligus Madridista — mengalir di keluarga besarnya. Bukan hanya sang ayah yang memiliki ikatan dengan El Real, paman Llorente, Julio, juga pernah membela Real dan bermain bersama Paco selama dua tahun. Pamannya yang lain, Tonin dan Jose Luis pun bermain untuk Real Madrid, tetapi di tim bola basketnya.
Paco Llorente sendiri berasal dari keluarga pesepakbola. Ibunya, atau nenek Marcos, adalah Maria Antonia Gento. Maria bukanlah atlet, tetapi kakaknya adalah pesepakbola hebat. Kakak tertuanya bernama Francisco “Paco” Gento.
Paco Gento adalah legenda Real Madrid yang membela klub pada 1953-1971. Ia terkenal sebagai winger pilih tanding. Permainan gesit di lapangan membuatnya dijuluki La Galerna del Cantábrico, Sang Angin Ribut dari Cantabria. Paco tampil dalam lebih dari 400 pertandingan untuk Los Blancos dan mencetak 136 gol. Ia mengantar Real Madrid meraih enam titel European Cup (kini Liga Champions).
Dua adik laki-laki Paco pun menjadi pesepakbola. Adik pertamanya, Julio, dikenal dengan panggilan Gento II, membela tim muda Madrid dan menjalani karier senior di Elche, Deportivo La Coruna, dan Racing Santander. Adiknya yang lain, Antonio, dikenal dengan panggilan Gento III, sempat bermain bersama Paco sebelum pindah ke Levante, kemudian bereuni dengan Julio di Racing Santander.
Dari pihak ibu, Marcos pun mewarisi gen atlet. Ibunya bernama Maria Angela, putri dari Ramon Grosso, penyerang Real Madrid yang mewarisi nomor punggung Alfredo Di Stefano. Grosso adalah rekan setim Paco Gento yang menjuarai European Cup 1966.
Jika menilik silsilah keluarganya, tak heran kalau Marcos Llorente menjadi pesepakbola hebat. Ia membela Real Madrid sejak 2008 saat berusia 13 tahun. Setelah menghabiskan enam tahun di berbagai jenjang usia, Marcos dipromosikan ke Real Madrid Castilla pada 2014.
Kendati tak pernah dipermanenkan ke skuad inti, Llorente beberapa kali dilibatkan di tim utama. Llorente mendapat debut La Liga pada 2015, turun sebagai pengganti Mateo Kovacic dalam pertandingan lawan Levante. Pada 2018, Llorente diturunkan di final Piala Dunia Antarklub lawan Al Ain. Gelandang asli Madrid ini mencetak satu gol dan menjadi man of the match pertandingan itu, serta mengantar El Real menang 4-1 dan meraih trofi Piala Dunia keempat.
Meskipun demikian, sekeras apa pun Llorente berusaha, Zinedine Zidane tak menanggapinya dan dia dilego ke rival sekota. Atletico Madrid dilaporkan membayar sekira 35 juta euro untuk mendapat tandatangannya.
Waktu itu, transfer ini menuai kritik. Keputusan Diego Simeone menggelontorkan dana sebesar itu untuk seseorang yang jarang bermain di tim inti menimbulkan tanda tanya. Pelan tapi pasti, penampilan Llorente membuktikan bahwa biaya tebusannya sesuai, bahkan tergolong cukup murah.
Sejak datang pada 2019, Llorente diandalkan Simeone untuk mengawal lini tengah Los Rojiblancos. Ia tampil fenomenal sepanjang musim lalu. Dwigol dan asis di Anfield saat Babak 16 Besar Liga Champions melambungkan namanya. Musim 2019/20 membuat Marcos menyadari satu hal: ia punya talenta untuk menjalankan peran yang lebih ofensif.
Pada 2020/21, Llorente dipasang di banyak posisi. Simeone memainkannya sebagai gelandang serang, second striker, bahkan menjadi winger. Sebelum memasuki jenjang senior sebagai gelandang bertahan, Llorente aslinya memang seorang winger. Ia baru menjadi gelandang bertahan saat dibina Fernando Morientes, pelatihnya di Real Madrid U-19.
Eksperimen Simeone pun menuai hasil luar biasa. Di La Liga musim ini, Llorente telah mencetak delapan gol dan tujuh asis. Ia terlibat secara langsung dalam 15 gol Atleti. Di skuad Los Rojiblancos, Hanya Luis Suarez yang memiliki catatan keterlibatan gol lebih banyak dari Llorente.
Kontribusi Llorente membantu Atletico memuncaki La Liga musim ini. Hingga pekan 25, Atleti memimpin tabel klasemen dengan 58 poin. Mereka unggul lima angka dari Barcelona di peringkat kedua dan eks klub Llorente, Real Madrid di peringkat ketiga. Atleti pun masih memiliki satu pertandingan simpanan, baru bermain 24 kali saat Barca dan Real sudah memainkan 25.
“Saya pikir tahun ini (2020) saya telah membuat langkah besar dalam hal cara bermain saya. Sekarang saya membantu tim lebih banyak dan saya meraih konsistensi yang selama ini saya cari,” kata Llorente saat diwawancarai AS, Desember silam.
“Saya menambahkan elemen menyerang ke permainan saya. Selama ini saya tidak sadar kalau mempunyainya. Saya sangat senang bisa membantu tim di berbagai posisi,” lanjutnya.
Real Madrid, meski merupakan klub yang diidolakannya sejak kecil, kini adalah masa lalu. Llorente mengaku bahagia di Atleti. Llorente sekarang adalah jimat keberuntungan El Cholo yang berupaya mematahkan dominasi Real Madrid.
Jalan Llorente masih panjang dan masih banyak hal yang harus diupayakan sang pemain. Dia belum mengantar Atleti meraih gelar juara. Selain itu, menghadapi mantan klub sekaligus rival abadi timnya, Llorente belum pernah menang. Pemain berpostur 1,84 m ini telah empat kali bertanding lawan Real dan menelan tiga kekalahan. Satu pertandingan lain berakhir imbang.
Llorente tentu berhasrat mencicipi kemenangan pertama lawan Real Madrid, sekaligus melebarkan jarak Atleti dari para pesaing. Derbi Madrid pada 2020/21 pun akan menjadi ajang pembuktian bagi Llorente.
Selain itu, derbi ini juga momen penting bagi keluarganya yang merupakan Madridista sejati. Dukungan mungkin terbelah. Di satu sisi, keluarganya menginginkan Real Madrid menang. Tetapi di sisi lain, mereka tentu mengharapkan yang terbaik untuk Marcos.
Karier Marcos Llorente di Atletico memperkaya sejarah keluarga yang berisikan para atlet hebat. Jika kelak Marcos memiliki anak yang menjadi pesepakbola, dan tentu saja bermain untuk Atletico atau Real, sejarah keluarga yang berawal dari Paco Gento dan Ramon Grosso ini akan semakin ramai saja.
Komentar