Benfica baru saja melanjutkan kutukan yang diberikan oleh Bela Guttmann dengan kembali gagal meraih piala di kompetisi Eropa. Namun, bukan klub asal Portugal itu saja yang nasibnya apes karena kutukan.
Dalam dunia sepakbola, klenik atau hal-hal gaib punya bagian tersendiri. Tim yang percaya akan kekuatan supranatural akan mengandalkan sisi lain di luar masalah teknis sepakbola. Tentu, tujuan akhir mereka adalah meraih hasil positif.
Cerita lain soal klenik muncul saat Australia beradu melawan Rhodensia (sekarang Zimbabwe) dalam kualifikasi Piala Dunia 1970. Socceroos adalah tim yang percaya akan kekuatan supranatural sehingga mereka merekrut seorang dukun untuk bisa menang melawan Rhodensia.
Harapan Australia pun terlaksana dan menang agregat 3-1 dari Rhodensia. Namun, mereka gagal melunasi janji untuk membayar si dukun sebesar 1000 pound sterling. Si dukun pun geram dan memberi mantra balik untuk menggagalkan Socceroos untuk lolos ke Piala Dunia 1970.
Alhasil, mantra si dukun terjadi dan Australian gagal melaju ke Piala Dunia setelah kalah dari Israel. Kesialan Australia tidak lolos Piala Dunia berlanjut bahkan hingga Piala Dunia 2002. Kutukan akhirnya diredakan oleh John Safran, penyiar radio yang kepercayaan mistisnya kuat, dan Australia bisa lolos di Piala Dunia 2006.
Klub Inggris lain seperti Derby County dan Birmingham City pun punya pengalaman terkait klenik. Kedua klub tersebut sempat diberi ajian khusus oleh kaum gipsi Romani sehingga gagal meraih trofi. Namun, pada akhirnya, kutukan tersebut dicabut oleh kaum gipsi lain rekrutan Derby dan Birmingham.
Sepakbola memang sebagian soal kepandaian dalam mengolah bola. Namun, apakah sebagian yang lain itu soal kekuatan supranatural? Percaya atau tak?
(rd)
Komentar