Dibandingkan dengan Presiden-presiden lainnya, hanya Presiden Sukarno lah yang memiliki kepekaan berlebih terhadap perkembangan sepakbola di Indonesia. Sebelum menjadi Presiden pun Sukarno sudah menunjukan gelagat seperti itu. Kita mungkin tak akan pernah lupa spasca keluar dari Penjara Sukamiskin di Bandung, Sukarno masih sempat-sempatnya membuka sebuah pertandingan sepakbola lokal di Kota Bandung.
Sukarno paham betul bahwa sepakbola dapat dipakai sebagai alat perjuangan kebangsaaan. Karenanya dia memang memiliki hubungan erat dengan para pendiri PSSI seperti Ir Soeratin, Daslam Hadiwasito dan lain-lain. Setelah Indonesia merdeka, Sukarno tak pernah lupa pada janjinya. Seringkali ia terlihat duduk di tribun menonton pertandingan timnas di Lapangan Ikada. Di tengah kondisi perekonomian yang pailit, dia pun rela mengirim PSSI untuk menimba ilmu di negara-negara Eropa.
Ucapannya kepada Soetjipto Soentoro - kapten timnas PSSI, saat melepas kepergian timnas ke Belanda pada tahun 1965 pun membuat pemain bejuluk si Gareng itu merinding. "Kau Gareng, lawan si Belanda itu. Dan Tunjukkan bahwa bangsa Indonesia itu bangsa yang besar. Tunjukkan bahwa kita bukan bangsa tempe!"
"Merinding kali kita mendengarnya, bung" ucap Si Gareng.
Itulah bukti kecintaan Sukarno pada sepakbola Indonesia. Saat PSSI merayakan ulang tahunnya yang ke 25. Sukarno pun mengirim sepucuk surat cinta kepada PSSI. Surat ini muncul dalam buku Ulang Tahun PSSI yang ke 25. Berikut isi petikan surat dari Sukarno untuk PSSI.
Dengan gembira saja memenuhi permintaan Pengurus Besar PSSI untuk menulis beberapa kalimat dalam buku ini.
Saja melihat, adalah perkembangan djuga dari permainan sepakbola di Indonesia diwaktu jang akhir-akhir ini. Perkembangan itu oleh karena PSSI mau belajar dari luar negeri dan mau pula melatih diri.
Sekalipun demikian, perkembangan itu belum mencapai taraf yang kita kehendaki.
Moga-moga sesudah kongresmu sekarang ini, PSSI dapat membawa olah raga sepakbola Indonesia ke arah taraf jang sedjadjar dengan kesebelasan luar negeri yang termadju!
Merdeka!
Ir Soekarno
Tampak Siring 18/6/1955
(wam)
Komentar