Cara Mudah dan Murah Menjadi Pemilik Klub Sepakbola

Cerita

by redaksi 55314

Cara Mudah dan Murah Menjadi Pemilik Klub Sepakbola

Kepemilikan Klub Berbasis Suporter di Jerman

Model kepemilikan klub di Liga Jerman dikenal dengan sebutan “50+1”. Aturan ini memungkinkan suporter untuk memiliki klubnya. Aturan ini dapat mencegah terbentuknya kepemilikan tertutup seperti di Liga Inggris. Dengan aturan ini, dimungkinkan penempatan elemen suporter di manajerial klub.

Artinya, pemilik swasta hanya dapat memiliki 49 persen saham klub. Pengecualian dibuat bagi Bayer Leverkusen yang dimiliki perusahaan farmasi Bayer, dan VFL Wolfsburg yang dimiliki Volkswagen.

Press Officer DFL, Eckart Gutschmidt, berpendapat jika sebuah perusahaan mendukung klub sepakbola sekurang-kurangnya 20 tahun, mereka bisa memeroleh saham mayoritas klub tersebut. “Perusahaan telah membuktikan kepada fans bahwa mereka mau mengambil resiko dengan memiliki klub dan menanganinya secara serius,” jelasnya.

Aturan 50+1 ini berbeda di satu klub dengan lainnya. Ini terkait dengan keaktifan suporter terhadap klub itu sendiri. Ada yang aktif dan sukarela membantu klub, namun ada pula yang belum memiliki waktu untuk mengurus klub. oleh karenanya, sumbangsih suporter klub di Liga Jerman dapat berdampak pada kelangsungan klub itu sendiri.

Ini juga membuat adanya timbal balik antara klub dengan suporter. Dengan harga tiket yang jauh lebih murah ketimbang Liga Inggris, Bundesliga, berdasarkan data ESPN, mencatatkan rata-rata penonton di stadion sebanyak 43.497 di musim 2013-14. Bandingkan saja dengan Liga Inggris yang hanya  menyedot 36.657, atau Liga Spanyol 27.053, dan Liga Italia  yang hanya dotonton oleh 22.297 pasang mata saja.

Selain itu, jika dibandingkan dengan tiga liga tersebut, klub-klub Bundesliga mencatatkan diri sebagai klub dengan rataan harga tiket terendah, yakni 10 poundsterling. Ya, harga rataan tiket di Bundesliga jauh lebih murah jika dibandingkan dengan rataan harga tiket Liga Italia (14 poundsterling), ataupun La Liga (24 poundsterling), terlebih jika dibandingkan dengan rataan harga tiket Liga Inggris (28 poundsterling).

Kebijakan ini bisa diartikan sebagai campur tangan suporter dalam menentukan harga tiket. Sungguh jauh berbeda jika melihat di Inggris, terutama di Manchester. Fans Manchester United sempat kesal karena klub menaikkan tiket masuk stadion. Kekesalan ini bukan karena mereka enggan membayar tiket yang lebih mahal, tapi karena keuntungan United, sebagian besar digunakan untuk membayar hutang-hutang sang pemilik, Malcolm Glazer.

Dengan dimiliki oleh suporter, keuntungan klub baik dari pendapatan tiket masuk, sponsorship, maupun dari ikatan komersial lain, dapat dialirkan kelangsungan hidup klub. Membangun akademi, atau membangun stadion baru misalnya.

Komentar