Seseorang tidak bisa dengan serta merta disebut sebagai âThe Great Leadersâ. Salah satu syaratnya adalah dia mewariskan satu hal yang terus berlanjut hingga anak cucunya.
Mengapa bekas Presiden Korea Utara, Kim Il Sung dianggap sebagai presiden seumur hidup oleh masyarakat Korea Utara? Tentu, karena saat dia meninggal, ia mewariskan satu filosofi terbesar bagi negara berhaluan komunis tersebut. Ya, Il Sung mewariskan âJucheâsebagai filosofi Korea Utara, dan hingga kini masih dianggap sebagai aliran sosialisme terbesar di dunia.
Pun dengan bekas pemimpin Republik Rakyat Tiongkok, Mao Zedong. Pemikirannya dirumuskan dalam Maoism yang merupakan turunan dari teori Marx-Lenin tentang strategi militer dan politik. Di Turki, Mustafa Kemal Attaturk, dianggap sebagai bapak modernisasi Turki. Ia menjadi aktor utama lepasnya turki dari Kerajaan Ottoman, yang merupakan kekhalifahan Islam yang terakhir.
Lantas, siapa âThe Great Leadersâ di sepakbola?
Ada yang menasbihkan Diego Armando Maradona sebagai The Great Leaders. Faktanya, sulit bagi banyak orang untuk mencontoh apa yang ia lakukan. Terlalu banyak hal negatif yang membuat penggemar mengerutkan dahi.
Penggemar Manchester United pasti punya satu orang yang melegenda dan sepertinya sulit untuk tergantikan: Sir Alexander Chapman âFergieâ Ferguson. Pelatih yang lahir di Glasgow, Skotlandia ini memberikan satu hal prestisius yang membuat penggemar United bisa jumawa bukan hanya di depan penggemar Liverpool, tapi juga di hadapan dunia.
Hal ini yang kemudian dipelajari oleh pengajar di Harvard Business School, Professor Anita Elberse. Ia meyakini terdapat delapan filosofi yang dimiliki Fergie dalam karier kepelatihannya. Filosofi ini tidak hanya bisa digunakan oleh pesepakbola, tapi juga bagi bisnis dan kehidupan.
Mulailah dengan Fondasi
Bangunlah sebuah klub, bukan hanya sebuah tim. Ajak bergabung para pemain muda. Insiprasilah orang-orang untuk menjadi lebih baik dan didiklah mereka sebagai mana halnya keluarga. Jika disarikan dalam berbisnis, pegawai yang berusia lebih muda biasanya memiliki semangat dan kreativitas yang menggebu. Selalu mulai dengan fondasi seperti ini.
Berani Membangun Ulang Tim Anda
Lakukan perencanaan secara matang. Meski Anda sedang menikmati kesuksesan, perhatikan penurunan kinerja pemain yang lebih tua dan cari anak muda yang bisa menggantikan mereka.
Terapkan Standar Tinggi
Rekrutlah pemain yang bertipe âbad boyâ. Tanamkan etos kerja yang kuat dan sisipkan keinginan untuk menang. Anda akan mendapatkan pemain pekerja keras (Cristiano Ronaldo), atau pemain yang malas (David Beckham).
Jangan Pernah Lepas Kontrol
Jangan pernah lepaskan mata Anda dalam pengawasan. Bertindaklah cepat untuk mempertahankan disiplin.
Sampaikan Pesan dalam Momen yang Tepat
Memberi motivasi sama pentingnya dengan memberi kritik pada pemain. Terkadang, Anda harus menjadi dokter, guru, atau seorang ayah.
Siap untuk Menang
Selalu berpikir positif dan selalu siap menghadapi resiko. Berlatih untuk menghadapi yang terberat, dan persiapkan untuk menang.
Bergantung pada Kekuatan Observasi
Delegasikan sesi latihan pada asisten pelatih. Duduk dengan santai, lalu lihat dari jauh.
Jangan Pernah Berhenti untuk Beradaptasi
Lihat bagaimana lingkungan mengembangkan dan mengelola perubahan. Perlakukan setiap keberhasilan sebagai âsesuatu yang pertamaâ.
Delapan filosofi Sir Alex tersebut dianggap bisa diterapkan baik dalam bisnis maupun kehidupan. Lantas, apakah Sir Alex bisa disebut sebagai âThe Great Leadersâ. Secara hasil dari pemain-pemain yang dia bina, Si Alex memang sukses. Tak terhitung pemain-pemain bintang yang dia olah. Namun jika soal warisannya sepeninggal dia di Man United? apakah Sir Alex layak disebut The Great Leaders?
Bagaimana menurut Anda? Perlukah saya mengingatkan kalau warisan Sir Alex adalah peringkat tujuh pada musim lalu? Dan warisan terbaiknya adalah pria Skotlandia bernama âDavid Moyesâ.
Sumber gambar: Businessinsider.com
Komentar