Akhir Cerita Kapten Amerika

Cerita

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Akhir Cerita Kapten Amerika

“Akankah kamu bermain dengan mengenakan seragam tim nasional untuk terakhir kalinya?” Pertanyaan itu diungkapkan Sunil Gulati, presiden Federasi Sepakbola Amerika Serikat pada Landon Donovan. Pertanyaan itu diutarakan Gulati karena Donovan yang telah 15 tahun bermain untuk tim nasional dan menjadi kapten tim sebelum Clint Dempsey mengambil alih jabatannya, menyatakan pensiun dari tim nasional.

Namun jawaban yang didapatkan Gulati tak sesuai harapannya, Donovan menolak untuk kembali membela timnas. Gulati sadar, pertanyaan seputar tim nasional bagi Donovan memang cukup sensitif. Karena pada awal musim panas lalu, Juergen Klinsmann, pelatih tim nasional Amerika Serikat, memutuskan untuk tak membawa Donovan ke Piala Dunia yang digelar di Brasil, di mana sebelumnya, Donovan sangat berhasrat untuk berlaga di Brasil.

Tak dipanggilnya Donovan dalam skuat timnas Amerika Serikat Piala Dunia Brasil memang mengejutkan banyak pihak, termasuk Donovan. Ia merasa dirinya masih layak bermain untuk bermain di kompetisi dengan level setingkat Piala Dunia. Maka beberapa media mengabarkan bahwa karena ini, Donovan memutuskan untuk pensiun.

Hubungan Donovan dan Klinsmann mungkin memburuk. Tapi Gulati merasa bahwa Donovan yang masih berusia 32 tahun itu patut mendapatkan penghargaan berupa sebuah pertandingan terakhirnya. Torehan 57 gol dan 58 assist yang telah ia persembahkan pada timnas AS menjadi alasan bahwa Donovan harus mendapat perlakuan spesial.

Awalnya Donovan keukeuh tak mau lagi membela timnas. Namun lewat serangkaian pembicaraan dan rayuan Gulati, akhirnya Donovan bersedia untuk membela tim nasional AS untuk terakhirnya. Donovan pun diikutsertakan pada skuat AS yang akan menghadapi Ekuador pada laga persahabatan.

“Banyak hal yang bisa dilakukan untuk berpisah dengan cara baik-baik,” ujar Gulati yang dikutip dari The New York Times. “Mungkin baginya (Donovan) dalam 12 bulan terakhir ini bukan masa yang sempurna. Tapi dengan seperti ini (pertandingan perpisahan), ini merupakan cara yang terbaik.”

Apa yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir memang tak terbayangkan oleh Donovan sebelumnya. Ketika Donovan tak diikut sertakan dalam latihan pemain timnas hingga pertandingan AS berlangsung, keretakan hubungan Donovan dan Jurgen Klinsmann menjadi santapan media-media lokal. Bahkan Donovan sampai mengganti nomor telepon genggamnya agar tak duhubungi lagi oleh tim nasional. Karir Donovan terganggu.

Pada sebuah konferesi pers sebelum pertandingan terakhirnya itu, Donovan diminta menjelaskan kondisi hubungan dirinya dengan Klinsmann. Namun Donovan hanya berkata: “Kalian sudah mengetahuinya.”

Komentarnya itu seolah menggambarkan bahwa Donovan membenarkan segala pemberitaan media tentang keretakan hubungan baik Klinsmann dengan dirinya. Ia tampaknya masih kecewa pada pelatih asal Jerman tersebut.

Hari yang dinantikan rakyat Amerika Serikat pun tiba pada Jumat, 10 Oktober, kemarin. Mereka tak sabar melihat pesepakbola terbaik AS itu kembali mengenakan seragam kebanggaan negeri Paman Sam. Beberapa bendera segala ukuran yang menampilkan wajah dirinya menghiasi stadion Rentschler Field, East Hartford, Connecticut. Banner- banner dan spanduk raksasa tentang Donovan pun terbentang untuk merefleksikan betapa warga AS sangat mengagungkannya.

Sebelum laga yang berakhir dengan skor 1-1 itu dimulai, London Donovan mendapatkan sebuah seragam Amerika Serikat bernomor punggung 15 yang terbingkai sebuah frame. Angka tersebut untuk mempresentasikan 15 tahun kebersamaan pemain yang pernah membela Leverkusen, Bayern Munich, dan Everton itu bersama tim nasional Amerika Serikat.

Awalnya Donovan bermain dengan rasa canggung. Setelah sekian lama tak mengenakan seragam kebanggaannya itu, ia akhirnya kembali dengan embel-embel ‘laga terakhir’. Ditambah lagi stadion Renstchler Field yang berkapasitas 40 ribu penonton itu terus bergemuruh menyebut namanya sehingga membuat perasaan Donovan semakin tak karuan.

Namun akhirnya ia terhanyut melupakan segala keluh kesah dan keraguannya itu untuk menikmati pertandingan. Ia menciptakan beberapa peluang untuk mencetak gol. Setiap aksinya itu tentu saja mendapatkan sambutan meriah dari mereka yang menyaksikannya.

Pada menit ke-30, Donovan ditarik keluar. Ia pun menyalami rekan-rekannya di lapangan sebelum menuju pinggir lapangan. Lalu sebelum meninggalkan lapangan, ia sempat memberikan penghormatan pada penonton yang berdiri sambil memberikan tepuk tangan dengan meriah.

Klinsmann pun melakukan hal serupa. Ia bertepuk tangan di depan bench AS. Ketika Donovan menuju bench, Klinsmann menjabat tangannya. Lalu Klinsmann memegang bahu Donovan sebentar sambil membisikkan sesuatu.

Perasaan Donovan semakin berkecamuk ketika pertandingan berakhir. Video dekat papan skor digital di stadion menampilkan rekam jejak perjalanan karirnya selama membela tim nasional AS. Donovan pun akhirnya tak kuasa menahan tangisnya.

“Saya telah melewati banyak momen untuk sampai di sini, selama bertahun-tahun,” ujarnya. “Saya rasa malam ini sangat berharga. Saya sangat berterima kasih.”

“Ia mengatakan seharusnya saya dibawanya ke Brasil,” ujar Donovan sambil tertawa ketika ditanyai apa yang dibisikkan Klinsmann saat dirinya diganti. Karena sebenarnya, Klinsmann memberinya ucapan selamat dan berterima kasih pada kesempatan itu.

Kebersamaan Donovan bersama tim nasional pun berakhir saat itu juga. Ia menutup karirnya di tim nasional dengan mendapatkan perlakuan istimewa. Ia berterima kasih pada Gulati yang menggagas pertandingan itu. Karena selain mendapatkan sambutan meriah dari para penonton, dengan pertandingan itu pula hubungannya dengan Klinsmann kembali membaik. Itu artinya, ia bisa melanjutkan hidup tanpa ada gangguan dalam pikirannya.







Sumber: nytimes.com & cnn.com

Komentar