Cerita

by redaksi

Dalam film Batman, tokoh superhero yang terinspirasi dari kelelawar ini memiliki partner yang bernama Robin. Robin ini menjadi rekan setia Batman dalam usahanya membasmi kejahatan. Ada beberapa momen di mana ketika nyawa Batman terselamatkan karena aksi Robin ini.

Tokoh seperti Robin ini ternyata ada di dunia sepakbola. Dalam sepakbola, tokoh ini memiliki kemampuan yang tak kalah brilian dibanding si tokoh utama. Namun karena perannya tak lebih hanya sebagai pendukung, tokoh ini pun akhirnya tak lebih populer dari si tokoh utama.

Adalah Angel Di Maria yang memainkan peran tersebut di dunia sepakbola. Kemampuannya menggiring bola, kecepatan larinya yang sulit tertandingi bek lawan, semua keahliannya dalam memainkan si kulit bundar bisa dibilang di atas rata-rata. Kemampuan yang bisa menjadikannya sebagai tokoh utama dalam tim yang ia bela.

Namun meski memiliki kemampuan yang bisa membuatnya menjadi bintang, Di Maria cukup senang menjalani peran ‘Robin’ di tim yang ia bela. Direkrut oleh Real Madrid dari Benfica pada 2010, Di Maria hanya menjadi pelayan bagi bintang Portugal, Cristiano Ronaldo ataupun Gareth Bale.

Pun begitu dengan Piala Dunia kali ini. Di Maria nyaman menjadi bayangan dari kebintangan Lionel Messi. Bahkan ia rela bermain sebagai pemain tengah, di mana di Real Madrid ia berposisi sebagai winger, menjadi tembok di lini tengah Albiceleste bersama Fernando Gago dan Javier Mascherano.

Tapi apapun peran yang ia mainkan di Argentina, Di Maria akan senang hati menjalaninya. Malah ia merasa bangga bisa bermain dengan Lionel Messi, pemain yang disebut-sebut sebagai pemain terbaik di planet ini.

“Messi adalah yang terbaik di dunia, tak perlu diragukan lagi. Masalahnya adalah ketika Argentina maupun Barcelona bermain kurang baik, media terlalu mudah menyalahkan Messi,” ujar Di Maria pada sport360.com. “Padahal kita telah melihatnya berkali-kali memenangi pertandingan ketika tim sedang bermain buruk. Tapi media selalu ingin Messi selalu menjadi pahlawan.”

“Ketika saya menua, saya akan bercerita pada cucu-cucu saya tentang kisah saya yang memenangi Piala Champions. Dan semoga saya juga bisa bercerita tentang indahnya memenangi Piala Dunia,” tambah Di Maria. “Tapi terlebih lagi, saya akan menceritakan pada mereka bahwa kakek mereka ini pernah bermain dengan Lionel Messi.”

Di samping kegemilangan Lionel Messi untuk Argentina, Di Maria menjadi pemain yang cukup penting bagi skuat La Albiceleste.  Ia mencatatkan 3 shot per game dan rata-rata umpan silang tertinggi (3,3 per game). Ia juga hanya kalah oleh Marcos Rojo sebagai pemain dengan daya jelajah tertinggi (13 km).

Tak aneh memang jika Di Maria memiliki peran yang cukup sentral di skuat Argentina. Tanpa Di Maria di lini tengah Argentina, skuat Alejandro Sabella mungkin tak memiliki pemain yang bisa mendukung pergerakan Messi.

“Kami bermain baik dan kami cukup senang bisa memberikannya peluang-peluang dan membuatnya mencetak gol karena ia sangat bisa memanfaatkan peluang. Adalah benar kami memiliki hubungan yang baik di dalam maupun di luar lapangan. Tapi Argentina lebih hebat dari kami berdua.” ujar Di Maria.

Tak bisa kita pungkiri lagi, Messi adalah pencetak gol yang hebat. Bahkan bek terbaik dunia, Thiago Silva, sampai mengatakan bahwa Messi memang sulit dihentikan. Dengan nada bercanda, ia mengatakan hanya pistol yang bisa menghentikan Messi.

“Saya tertawa ketika mendengar Thiago Silva mengatakan bahwa cara menghentikan Messi adalah menggunakan pistol. Jika melihat permainan Messi saat ini, saya pikir pistol pun tak akan bisa menghentikannya,” ujar Di Maria sambil tertawa.

foto: footespagnol.fr

[ar]

Komentar