Belajar dari Mou, Karir Pro Sebagai Pemain Bukan Jaminan Jadi Pelatih Sukses

Cerita

by redaksi

Belajar dari Mou, Karir Pro Sebagai Pemain Bukan Jaminan Jadi Pelatih Sukses

Sepakbola telah menjadi industri yang sangat menarik bagi semua kalangan. Banyak jalan untuk terjun terlibat di dalam dunia sepakbola. Mulai dari seorang pebisnis yang ingin berinvestasi dalam bentuk menanamkan sahamnya pada suatu klub, konsultan ekonomi yang menilai pemain layak ketika menebus nilai transfer sesuai yang dibandrolkan atau akuntan publik yang mengaudit klub sepakbola.

Termasuk apa yang terjadi pada dewasa ini, banyak manajer muda yang memasuki jenjang karir kepelatihan sepakbola tanpa pengalaman sepakbola yang baik. Bahkan, beberapa diantaranya tidak memiliki jejak rekam sebagai pemain sepakbola. Salah satunya adalah Jose Mourinho.

Sosok ini merupakan salah satu pelatih yang tidak memiliki jenjang karir sepakbola professional yang baik tetapi dia memiliki prestasi yang patut untuk diacungi jempol dalam karir kepelatihannya. Mourinho merupakan anak dari seorang pemain sepakbola dan juga seorang manager.

Ketika ayahnya menjadi manajer dari salah satu klub Portugal, Rio Ave. Jose Mourinho muda turut menjadi salah satu pemain dalam klub tersebut. Setelah itu, ia kemudian berpindah-pindah klub menuju Balenenses, Sesimbra dan terakhir dia membela Comércio e Indústria.

Jauh sebelum itu, pada masa mudanya Jose Mourinho memang telah menyatakan ingin berkarir sebagai seorang manajer. Ia pun sempat mengenyam pendidikan di The Technical University of Lisbon dengan mengambil bidang studi Physical Education and Sports Science. Pelatih yang berhasil meraih 2 gelar liga champions pada 2 klub yang berbeda tersebut menghabiskan waktu selama 5 tahun dalam mengenyam pendidikan di Universitas tersebut dan berhasil memperoleh diploma.

Jose Mourinho mulai terlibat dengan karir kepelatihan sepakbola tatkala dia menjadi seorang guru pada suatu sekolah di kota Lisbon, Portugal. Pada saat yang bersamaan, ia mendapatkan pula lencana kepelatihan dan memulai karir manajerial dengan menjadi youth team manager di klub Victoria Setubal dan selanjutnya ia menjadi asisten pelatih di Estrela da Amadora.

Ketika seorang murid dinyatakan telah siap, seorang guru akan segera datang. Begitu lah mungkin pendeskripsian Jose Mourinho kala itu yang dimana pada tahun 1992 dia berkesempatan untuk bekerjasama dengan Sir Bobby Robson ketika manager legendaris asal Inggris tersebut membesut klub Sporting Lisbon. Sir Bobby Robson memperkerjakan Mourinho sebagai penerjemahnya.

Hingga pada saat itu, Mourinho terus membuntuti karir Sir Bobby Robson yang membesut FC Porto dan FC Barcelona sampai orang-orang pun menyebutnya sebagai “El Tradutor” yang dalam bahasa Indonesia memiliki arti sebagai translator. Hubungan Sir Bobby Robson dan Jose Mourinho putus tatkala Barcelona memecat Robson tetapi tidak dengan Mourinho. Ia turut ambil bagian dalam tim yang diarsiteki oleh Louis van Gaal.

Mourinho menjalani karir managerial di Barcelona selama 3 tahun hingga kesempatan untuk melatih pun datang ketika dia menerima pinangan Benfica yang mengajukan tawaran untuk menjadi seorang manager pada tahun 2000. Namun, karir Mou tak begitu lama di klub yang bermarkas di stadion Estadio da Luz tersebut. Ia kemudian membesut Uniao de Leiria dan hingga fase awal kecemerlangan karirnya muncul ketika ia membesut FC Porto.

Semua kompetisi yang pernah diikuti oleh Porto kala itu berhasil dijuarainya. Dalam waktu 2 musim Mourinho telah mempersembahkan titel juara Piala Portugal, Piala Super Portugal, 2 Liga Portugal, Piala UEFA pada tahun 2003 dan Liga Champions pada tahun 2004. Tak berhenti disana banyak title yang dia berikan pada klub yang ia tangani. Mulai dari Chelsea, Inter Milan hingga Real Madrid. Gelar domestik Mou berikan pada tiga klub itu. Pada Inter, Mou malah memberi kado manis trebble winner mengulang kejayaan La Grande Inter seperti di dekade 60-an.

Memang, banyak faktor yang berpengaruh terhadap kesuksesan Mou dalam menjalani karirnya. Mulai dari kedalaman ilmu taktikal yang dia miliki, pendekatan pemain yang baik atau materi klub yang bertabur bintang sehingga memudahkan dirinya meramu strategi di lapangan.

Untuk menjadi seorang Manajer Mou amatlah berat, tak butuh pengalaman sebagai pemain profesional saja.  Sebagai seorang manajer harus banyak meluangkan waktunya untuk mengurus klub karena aspek yang difokuskan tidak lah hanya soal pertandingan melainkan pada aspek pada metode kepelatihan, transfer pemain dengan budget yang ada, perkembangan pemain muda, kondisi lawan pada gameweek berikutnya dan lai-lain. Intinya, tanggung jawab sebagai seorang manajer sangatlah besar.

Yang jelas Mou pastinya dibebankan target oleh board director untuk mampu menjalankan sebuah klub secara ekonomis, efisien dan seefektif mungkin. Semua hal tersebut pasti dialami oleh semua manajer tak terkecuali dan tak tanpa peduli pula dengan latar belakang sang manajer tersebut apakah memiliki pengalaman bermain atau tidak. Karena itulah kesuksesan Mou adalah penegas bahwa tak mesti untuk menjadi pelatih sukses mesti jadi pemain profesional lebih dulu.

Komentar