Bellerín sebagai Batu Ujian bagi Wenger

Cerita

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Bellerín sebagai Batu Ujian bagi Wenger

Pada 2009, Theo Walcott melampaui rekor sprint 40 meter Thierry Henry. Walcott memiliki catatan 4,42 detik, sementara Henry 4,82 detik. Pada sebuah sesi tanya jawab terbuka dengan penggemar Arsenal pada Agustus 2014, Walcott mengungkap bahwa dirinya bukan lagi pemain tercepat di Arsenal. Seorang pemain muda bernama Héctor Bellerín Moruno telah menorehkan catatan yang lebih baik.

Setelah ditinggal oleh Bacary Sagna, Arsenal hanya memiliki Carl Jenkinson di posisi bek sayap kanan. Arsène Wenger yang merasa Jenkinson seorang tidak cukup untuk Arsenal kemudian mendatangkan dua bek sayap kanan baru, Mathieu Debuchy yang sudah matang dan Calum Chambers yang serbabisa. Tidak ada tempat untuk Bellerín, namun jalan terbuka begitu saja untuknya.

Wenger memilih meminjamkan Jenkinson ke West Ham United, sehingga Arsenal hanya memiliki seorang bek kanan murni dan seorang pemuda multifungsi. Ketika cedera menimpa keduanya, Wenger tak memiliki pilihan selain mempercayakan posisi tersebut kepada Bellerín.

Sebagai pemain pelapis untuk keadaan darurat, Bellerín tidak mengemban tugas berat. Toh nyatanya ia melampaui harapan banyak orang;  termasuk Wenger.

“Ia adalah salah satu kejutan musim ini,” ujar Wenger dalam sesi konferensi pers selepas pertandingan melawan Liverpool.

“Ia berada di Watford sebagai pemain pinjaman musim lalu dan tidak mendapatkan kesempatan bermain. Ia baru berusia 20 tahun, apa yang sudah ia lakukan di usia semuda ini membuatnya nampak luar biasa. Hari ini ia bermain melawan pemain yang sangat hebat, Raheem Sterling, di babak kedua. Mungkin ia masih harus mengumpulkan banyak pengalaman namun untuk urusan bertahan satu lawan satu ia bagus. Maju membantu serangan pun ia bagus. Ia mencetak gol penting dalam sebuah pertandingan besar dan hal tersebut selalu menunjukkan bahwa dirinya memiliki kualitas mental yang dibutuhkan untuk bertahan di level tertinggi.”

Dalam pertandingan melawan Liverpool kemarin, Bellerín tangguh dalam bertahan dan banyak membantu ketika menyerang. Bellerín bahkan menjadi katalis kekalahan Liverpool dengan mencetak gol pertama Arsenal di pertandingan semalam.

Bellerin1

Chalkboard di atas memang tidak banyak berbicara mengenai kualitas defensive action (termasuk pelanggaran di dalam kotak penalti) di daerah permainan sendiri, namun gambaran tersebut tercipta karena Bellerín tidak selalu melakukan kontak langsung melawan Raheem Sterling dan Alberto Moreno. Bertubuh kecil namun memiliki kecepatan tinggi, Bellerín lebih sering menutup ruang lawannya, mengganggu mereka atau mengarahkan lawan-lawannya ke area yang tidak berbahaya.

Pendeknya, Bellerin lebih sibuk mengeksploitasi ruang, memanfaatkan ruang dan menekan lawan melalui pergerakan-pergerakan yang menutup ruang-ruang.

Bellerin2

Lagipula, melawan Liverpool yang tertekan sepanjang babak pertama dan tidak mampu menebar ancaman sepanjang babak kedua, Bellerín lebih banyak terlihat membantu serangan dengan menempatkan penempatan diri yang baik dan menebar ancaman dari barisan kedua jajaran serangan Arsenal.

Seperti eks bintang Arsenal Cesc Fàbregas, Bellerín didatangkan dari kesebelasan raksasa Spanyol yang terkenal rutin menciptakan pemain muda kelas satu, FC Barcelona. Bersama Barcelona sejak tahun 2003, Bellerín pindah ke Arsenal pada 2011. Pada Juli 2013 ia menandatangani kontrak profesional pertamanya. Dua bulan berselang, Bellerín menjalani pertandingan pertamanya bersama kesebelasan senior saat masuk menggantikan alumni La Masia, Mikel Arteta, di pertandingan League Cup melawan West Bromwich Albion.

Dua bulan setelah memberi Bellerín kesempatan bermain di kesebelasan utama, Arsenal meminjamkan sang pemain ke Watford hingga Januari 2014, namun kedua kesebelasan mencapai kesepakatan baru. Bellerín pun diizinkan berada di Watford hingga akhir musim 2013/14, namun Arsenal memanggilnya pulang pada Februari.

Seolah ditakdirkan untuk bersinar, Bellerín memulai rutinitas bermain di kesebelasan utama Arsenal dalam sebuah pertandingan Champions League. Mendapat lebih banyak peluang bermain di kesebelasan utama, Bellerín pun mencetak gol pertama sepanjang karirnya bersama Arsenal di pekan ke-23 musim ini; gol terakhir Arsenal dalam kemenangan meyakinkan lima gol tanpa balas melawan Aston Villa.

Ujian sebenarnya untuk Bellerín akan hadir ketika Debuchy dan/atau Chambers kembali bugar. Namun jika ia berhasil mempertahankan level permainan yang ia tunjukkan semalam, ujian tak harus ia hadapi. Adalah Arsène Wenger, manajer Arsenal, yang harus pusing kepala.

Komentar