Class of 92, "Brand" Terbaik di Industri Sepakbola

Cerita

by redaksi

Class of 92,

Kegiatan pembangunan Hotel Football berlangsung seperti biasa. Ada yang menarik pipa, menggergaji besi, dan mengetuk palu, semuanya berjalan dengan normal. Jelang makan siang, lima orang mantan punggawa Manchester United, Phil dan Gary Neville, Ryan Giggs, Paul Scholes, dan Nicky Butt datang berkunjung.

Dengan mengenakan rompi hijau terang, mereka menaiki tangga untuk mencapai lantai paling atas. Di sana, lima orang pekerja, mungkin mandornya, tengah asyik bermain bola. Mereka melakukan umpan-umpan pendek yang membuat lima punggawa United ini tertarik.

Bola pun mengarah kepada Scholes. Tidak perlu menunggu lama, ia melakukan dribble dan memancing para pemain lainnya untuk turut serta dalam pertandingan.

Ini terjadi pada 1 Mei silam, saat kunjungan Class of 92 (minus David Beckham), mengunjungi Hotel Football. Sebuah hotel berkapasitas 139 kamar yang terletak di area East Stand Stadion Old Traffold.

Adegan pertandingan bola tadi, faktanya adalah rekaan dalam video promosi Hotel Football. Keterlibatan Class of 92 ini bukan tanpa sebab. Hotel tersebut merupakan buah karya dari dari GG Hospitality, sebuah perusahaan pengembang properti yang didirikan oleh Gary Neville dan Ryan Giggs. Itulah mengapa Class of 92 dilibatkan dalam promosi hotel tersebut.

Kehadiran Class of 92 dalam kegiatan komersial, bukanlah hal yang pertama. Sebelumnya, mereka mengerjakan film dokumenter berjudul “The Class of 92”, sebuah  film yang mengisahkan perjalanan karir mereka bersama  United.

Pada Oktober 2012, sebuah buku berjudul “Class of 92” pun terbit. Buku itu sengaja dirilis untuk merayakan gelar ke-20 United di Liga Inggris. Isi buku ini kurang lebih sama dengan isi film yang dirilis beberapa waktu sebelumnya. Bercerita tentang kesuksesan  Alex Ferguson membangun generasi emas Setan Merah.

Class of 92 kini lekat diasosiasikan sebagai Giggs, Duo Neville, Butt, Scholes dan Beckham. Pembangunan Hotel Football pun yang awalnya digagas Giggs dan Gary, ternyata disambut baik oleh Butt dan Scholes yang pada akhirnya turut serta menanamkan modal.

Kabar terbaru saat ini adalah keinginan dari keenam orang ini untuk mengakuisisi kepemilikan Manchester United. Para fans tentu akan lebih setuju jika klub dimiliki oleh orang yang pernah bermain di sana, dan menjadi idola mereka hingga saat ini.

Class of 92 jelas memiliki pasar yang besar bagi sebuah brand. Berdasarkan rilis dari Tempo, jumlah penggemar, baik yang resmi ataupun tidak, mencapai 659 juta jiwa. Atau sekitar 10% dari total populasi penduduk di dunia. Sebuah jumlah yang fantastis untuk dapat dieksploitasi geng Class of 92.

Melihat jumlah sumber daya, terutama uang, yang dimiliki Class of 92, membuat mereka memiliki daya tawar yang lebih tinggi. Ketika ada pengiklan yang ingin menjadikan mereka sebagai model, mereka bisa mematok harga tinggi, karena sebagai brand, mereka memiliki pasar  yang jelas dan besar. Hitung-hitungan kasarnya adalah jika 10% penggemar United adalah penggemar mereka juga, berarti ada sekitar 65 juta orang yang memiliki perhatian lebih terhadap mereka.

Jika tidak ada yang mau memakai mereka sebagai model produk, mereka bisa membuat perusahaan iklan itu sendiri. Seperti apa yang dilakukan Giggs dan Gary yang membuat perusahaan properti. Begitu pula dengan Beckham yang membuat klub franchise atas namanya di Liga Amerika, MLS.

Melihat apa yang telah mereka lakukan saat ini, tidak menutup kemungkinan Class of 92 akan berganti wajah, yang semula hanya panggilan nama, menjadi sebuah merek perusahaan komersial.

Sumber gambar: manchestereveningnews.co.uk

[fva]

Komentar