Dari Pra-Musim yang Penuh Ironi, Blackpool Akhirnya Terdegradasi

Cerita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Dari Pra-Musim yang Penuh Ironi, Blackpool Akhirnya Terdegradasi

Tamat sudah harapan Blackpool FC untuk bertahan di Football League Championship musim depan karena dipastikan degradasi setelah ditahan imbang Reading 1-1, Rabu (8/4). Pada awalnya pertandingan di Stadion Bloomfield Road markas Blackpool sempat menimbulkan harapan ketika penalti Jamie O'Hara, gelandang Blackpool, membuat unggul tuan rumah 1-0 saat laga baru berjalan enam menit.

Tapi pada penghujung babak pertama, gol bunuh diri Grant Hall, bek Blackpool, pada menit ke-46 memupuskan asa kesebelasan berjuluk The Seasiders ini.

Pasalnya, raihan satu poin memastikan Blackpool yang berada di peringkat ke-24 Championship harus terdegradasi secara ke Football League One, atau divisi tiga Liga Inggris, dengan jarak poin yang semakin jauh dengan para pesaingnya. Untuk menyusul Wigan Athletic pun Blackpool tertinggal 10 angka karena cuma memiliki 25 poin dari empat kemenangan dan 13 seri selama 31 pertandingan di Championship musim ini.

Sebenarnya, atmosfer kesebelasan berkostum oranye yang dipastikan bakal degradasi ini sudah terasa sebelum sepak mula menghadapi Reading. Puluhan suporter The Seasiders lebih memilih berkumpul di area barat luar Stadion Bloomfield Road untuk melakukan aksi protes kepada pihak kesebelasan ketimbang berada di tribun stadion.

Mereka melemparkan cerawat (red flare), bom asap (smoke bomb), sampai telur busuk ke kotak jendela direksi dan resepsi utama. Aksi protes para suporter Blackpool tersebut sepenuhnya menyalahkan Karl Oyston, pemilik Blackpool, sebagai orang yang harus disalahkan atas performa buruk kesebelasan besutan Lee Cark ini.

"Oyston out!," dan "Kita [akan] degradasi karena keserakahanmu!," teriak dari para suporter yang berdemo.

Tidak hanya demo dari para suporter The Seasiders, Charlie Adam, mantan pemain bintang Blackpool yang kini memperkuat Stoke City pun mengutarakan kalimat simpati melalui media sosial kepada kesebelasan yang pernah membesarkan namanya sejak Liga Primer 2010/2011 tersebut.

twitter Charlie ADams

Kontroversi Oyston terlihat ketika Blackpool hanya memiliki delapan pemain saja jelang dimulainya Championship 2014/2015 yang tinggal memiliki waktu 25 hari saja ketika itu. Kedelapan pemain tersebut yakni Bobby Grant, Charles Dunne, David Perkins, Gary MacKenzie, Sergai Zeniov, Steve Davies, Tom Barkhuizen, Tony McMahon, dan pemain-pemain tersebut tidak ada satupun yang berposisi kiper. Dampaknya, The Seasiders harus membatalkan tur pra-musim yang semula direncanakan ke Spanyol.

Persiapan Blackpool yang sangat minim tersebut cuma ditanggapi santai oleh Oyston kepada BBC Sport, "Tidak perlu ada kepanikan," cetusnya, "Bahkan saya melihat hal ini sebagai sebuah keuntungan. Bukan kerugian," sambung Oyston.

Jawaban yang cukup gila dari seorang pemilik kesebelasan. Pemikiran seperti itu pun dialirkan kepada Jose Riga Manajer Blackpool di awal musim Championship 2014/2015. Keinginan Riga untuk memboyong pemain-pemain incarannya dari Belgia tidak dimuluskan Oyston dengan minimnya anggaran belanja pemain.

Alhasil Riga cuma mengandalkan sebagian besar pemain jebolan akademi Blackpool dan beberapa pemain yang sebelumnya tidak memiliki kesebelasan, bahkan memiliki catatan kriminal.

Tentu saja cuma mengandalkan pemain seadanya gagal memenuhi target Oyston yang menginginkan Blackpool untuk menjadi juara Championship 2014/2015, bahkan tidak mampu menyelamatkan The Seasiders lepas zona degradasi, termasuk Riga yang pernah sukses bersama Charlton harus dipecat Oyston pada Oktober 2014.

Perbedaan pandangan para suporter kesebelasan di Inggris cukup banyak bertentangan seperti perubahan logo dan warna Cardiff City. Aksi protes juga tidak hanya dilakukan para suporter, pemilik investasi Arsenal Usmanov pun pernah kesal kepada Arsene Wenger soal dana kesebelasan. Bisa saja protes itu menghasilkan sesuatu dampak bagi kesebelasan, namun kalau urusan protes ke wasit, tampaknya akan sulit untuk merubah keputusan wasit.

Kini pada akhirnya doa Jacob Murphy, mantan pemain pinjaman Blackpool dari Norwich City telah terkabul. Melalui media sosial miliknya, Jacob mendoakan The Seasiders kalah sebelum laga Championship melawan Sheffield Wednesday pada Boxing Day 26 Desember 2014 lalu. Kini doa Jacob bukan lagi dikabulkan dengan Blackpool yang kalah, tapi bahkan dipastikan degradasi walau masih menyisakan enam pertandingan.

Mungkin Blackpool masih merindukan sosok Ian Holloway sebagai manajer yang membawa kesebelasan asal Lanchasire ini ke Liga Primer 2010/2011. Sementara itu Holloway yang tengah membesut Millwall pun sedang terjerat di peringkat 22 jurang degradasi Championship 2014/2015.

Hal ini menyebabkan Holloway terancam dituntut mundur oleh suporter Millwall. Bukan tidak mungkin musim depan Blackpool bisa mengobati kerinduan Holloway dengan membesut Blackpool di League One nanti dengan harapan membawa kembali The Seasiders promosi ke Championship dan juga syukur-syukur Liga Primer dengan sikap jujur yang menjadi ciri khasnya.

Foto dari : Daily Mail

Komentar