Bahwa asal usul sepakbola bisa ditelusuri ke berbagai sudut dunia memang benar adanya. Tapi, fakta mengatakan bahwa sepakbola modern lengkap dengan segala tetek bengek peraturannya memang lahir dan berkembang di Inggris. Atau, lebih tepatnya dari bangku universitas Cambridge.
Namun sebelum sepakbola dikenalkan pada aturan atau organisasi, di Inggris sendiri sebenarnya the beautiful game sudah populer di kalangan pelajar.
Booming permainan ini terjadi pada awal era Victorian. Sebagaimana dituturkan dalam bab awal buku Inverting The Pyramid, pada periode waktu tersebut, kerajaan Inggris dianggap sudah mulai runtuh dan terjadi kebobrokan moralitas.
Para guru lalu menganggap permainan tim sebagai salah satu jawaban atas problametika itu. Dengan memainkan bola bersama rekan sebaya, murid-murid dipaksa untuk tidak berdiam diri di kamarnya sendirian dan  hanya merenung serta memikirkan perasaannya sendiri (melakukan solipsism).  Mereka menganggap bahwa tindakan-tindakan seperti itu akan mendorong siswa untuk melakukan masturbasi, dan itu adalah awal mula terjadinya penurunan moral.
Menjamurnya masturbasi memang ditakuti oleh para guru, terutama karena prinsip dan pemikiran di Inggris kala itu sangat dipengaruhi oleh etika Kristen. Edward Thring, kepala sekolah Uppingham School, dalam kebaktian di sekolahnya bahkan sampai menegaskan bahwa masturbasi akan mendorong siswa pada kematian dini yang memalukan.
Sepakbola dianggap sebagai obat mujarab untuk mengatasi masalah itu. Memainkan bola dianggap sangat maskulin, tapi juga sekaligus membutuhkan ketenangan, daya tahan, dan juga keberanian. Atau, dalam kata lain, sangat nginggris.
Dari dengan latar belakang itulah sepakbola menyebar dari sekolah ke sekolah dan bahkan sampai masuk ke dalam kurikulum pendidikan, yaitu dari ketakutan para guru Inggris atas masturbasi.
(vws)
Komentar