Mungkin tak ada yang menyangka bahwa Jose Paulo Bezerra Maciel Junior atau yang akrab disapa Paulinho meninggalkan Eropa di usianya yang baru memasuki usia puncak seorang pesepakbola; 27 tahun. Yang lebih mengagetkan, ia lebih memilih untuk meninggalkan Liga Primer Inggris, yang disebut-sebut sebagai (salah satu) liga terbaik dunia, untuk bergabung ke kesebelasan Tiongkok, Guangzhou Evergrande Taobao FC.
Sekilas, tak sedikit yang menyangka kepindahannya ini karena uang. Guangzhou sendiri menunjukkan bahwa mereka adalah kesebelasan yang royal dengan mendatangkan Paulinho dari Tottenham Hotspur dengan nilai transfer sebesar 14 juta euro.
Seorang pemain berkualitas yang hijrah ke luar Eropa memang sering dikaitkan dengan keinginan sang pemain yang menginginkan bayaran tinggi. Namun, anggapan itu tak boleh sepenuhnya dialamatkan kepada Paulinho.
Mungkin benar ia di Guangzhou mendapatkan bayaran yang tinggi. Tapi sebenarnya, ia memiliki alasan lain yang membuatnya hijrah ke Tiongkok.
Alasan pertama adalah ia sudah tak betah di Inggris, khususnya di London kala ia membela Spurs. Paulinho yang bergabung pada 2013 memang tak mendapatkan kesempatan bermain yang banyak pada musim 2014/2015. Itulah yang membuatnya ingin keluar dari Spurs.
âAku tidak bahagia di Inggris. Beberapa bulan ke belakang adalah momen terburuk sepanjang karierku,â ujar Paulinho ketika dihubungi media Spanyol, Sport, di Jepang. âAku tidak bahagia, begitu juga dengan keluargaku.â
Pada musim keduanya di Spurs, Paulinho hanya bermain sebanyak 15 kali di Liga Primer. Karena hal itu pula ia belum lagi mendapatkan panggilan dari timnas Brasil, padahal ia menjadi andalan Brasil pada Piala Dunia 2014 lalu.
Dengan hijrah ke Guangzhou, ia tentunya akan mendapatkan lebih banyak kesempatan bermain. Ia rela meninggalkan popularitas di Liga Primer untuk mendapatkan menit bermain yang banyak. Tapi selain itu, alasan utama ia memilih Guangzhou adalah karena dua hal; terdapat banyak pemain Brasil di Guangzhou dan Guangzhou dilatih Luiz Felipe Scolari.
Scolari memang merupakan pelatih yang cukup berjasa dalam karier Paulinho. Pelatih yang akrab disapa Big Phil ini memang bukang pelatih yang memberikannya laga debut timnas Brasil. Tapi Scolari merupakan pelatih yang memberinya kesempatan bermain di Piala Konfederasi 2013 serta Piala Dunia 2014.
Berkat penampilannya di Piala Konfederasi (yang membuatnya dinobatkan sebagai pemain terbaik ketiga) ia direkrut Tottenham dari Corinthians. Namun Spurs seolah tak lagi membutuhkan dirinya setelah kehadiran Mauricio Pochettino yang gemar memainkan pemain muda Inggris.
Bersama Paulinho, di Guangzhou kini terdapat lima pemain Brasil. Empat pemain Brasil lainnya adalah Alan Carvalho (eks-Red Bull Salzburg), Elkeson (eks-Botafogo), Ricardo Goulart (eks-Cruzeiro) dan Robinho (ya, Robinho yang satu itu). Hal ini menjadi faktor lain membuat Paulinho berani mengambil keputusan hijrah ke Tiongkok.
âKesempatan untuk bermain dengan Scolari hadir, di sebuah kesebelasan yang memiliki banyak pemain Brasil. Karena itulah saya memilih untuk bermain di Tiongkok,â ujar Paulinho seperti yang dikutip Sport Witness.
Keputusan yang cukup berani, namun terbukti tepat. Bersama kolega Brasilnya itu, Paulinho berhasil mengantarkan Guangzhou Evergrande menjuarai Liga Champions AFC (Asia) 2015 dan Liga Super Tiongkok 2015. Hasil tersebut membuatnya bisa berlaga di FIFA Club World Cup bersama Guangzhou yang tahun ini diselenggarakan di Jepang.
Paulinho sendiri menjadi penentu kemenangan Guangzhou saat menghadapi Club America di babak perempat-final. Ia mencetak gol pada injury time babak kedua untuk membuat pertandingan berkesudahan dengan skor 2-1 untuk Guangzhou.
Memang, pada akhirnya Guangzhou gagal melenggang ke babak final, karena dikalahkan FC Barcelona 3-0 kemarin (17/12/2015). Namun, berkat golnya ke gawang Club America, namanya kembali menjadi perbincangan. Dunia kembali menoleh padanya. Tentunya ini menjadikan kepindahan Paulinho ke Guangzhou menjadi keputusan yang cukup tepat.
Foto: independent.co.uk
Komentar