Kandidat Presiden FIFA, Luis Figo, memuat pernyataan yang mengejutkan. Bekas pesepakbola Real Madrid tersebut ingin mengubah format Piala Dunia untuk bisa diikuti 48 negara.
Secara spesifik, Figo menyatakan penambahan jumlah peserta ini dialokasikan untuk negara di luar Eropa. Jelas, negara-negara non-Eropa senang karena kesempatan untuk main di Piala Dunia, semakin terbuka lebar. Saat ini, negara dari Benua Biru memang memiliki jatah terbanyak untuk bisa tampil di Piala Dunia.
Berlaga di Piala Dunia adalah impian semua negara. Berbagai cara mereka lakukan untuk bisa lolos dalam ajang sepakbola terbesar tersebut. Pertanyaannya kemudian adalah mungkinkah dengan banyaknya peserta membuat kualitas Piala Dunia menurun?
Kini terdapat 209 negara anggota FIFA, sedangkan slot untuk Piala Dunia hanya 32. Untuk menjaring jumlah tadi maka diberlakukan kualifikasi, kecuali yang menjadi tuan rumah. Bahkan, sejak 2006, negara yang menjadi juara bertahan juga masih diwajibkan mengikuti tahap seleksi tersebut.
Lewat kualifikasi, negara-negara dengan sepakbola terbaiklah yang bisa tampil. Faktor ini pula yang membuat Piala Dunia menjadi turnamen paling bergengsi. Sebagai catatan, dari pertama Piala Dunia digulirkan belum pernah ada juara dari kawasan non-Eropa dan non-Amerika Selatan.
Lagi pula, menambah peserta tidak menjamin negara Asia, Afrika, ataupun Amerika Utara dan Amerika Tengah bisa menjadi juara. Bisa saja, ini hanya akal-akalan Figo untuk meraih simpati negara-negara yang tidak pernah menjadi juara di Piala Dunia tersebut.
Wacana ini mengapung karena Figo menjadi calon presiden FIFA. Ia menjadi satu dari tiga kandidat penantang Presiden FIFA sebelumnya, Sepp Blatter, yang telah berkuasa selama 16 tahun. Kandidat lainnya adalah Presiden Asosiasi Sepakbola Belanda, Michael van Praag dan Pangeran Ali Bin Al-Hussein dari Yordania, yang merupakan anggota komite eksekutif FIFA.
Pangeran Ali punya peluang besar kali ini. Prestasinya yang mengungkap dugaan suap pada penunjukan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan Piala Dunia 2022 mendapat simpati. Ia juga berhasil meyakinkan FIFA untuk tidak melakukan larangan berhijab pada pesepakbola perempuan.
Pembahasan khusus mengenai kiprah Pangeran Ali saat mencalonkan diri sebagai kandidat presiden FIFA dapatn anda baca di sini
Sebenarnya, bukan hanya penambahana kuota Piala Dunia saja yang menjadi ide baru Figo. Ia juga mengusulkan mengubah aturan offside ke cara lama dimana tidak lagi membedakan pemain aktif dan pasif.
Untuk memahami aturan offside terbaru, anda dapat baca di sini
Penggunaan teknologi video juga akan dimaksimalkan, termasuk menepikan ke pinggir lapangan sementara pemain yang bertindak tidak sportif. Gagasan lainnya adalah mengalokasikan lebih banyak dana bantuan untuk melakukan pembinaan sepakbola akar rumput.
contoh kotak hukuman sementara untuk pemain yang berlaku tidak sportif
Konspirasi kemudian muncul, apakah kehadiran Figo adalah cara untuk memecah perolehan suara Pangeran Ali, sehingga memuluskan jalan calon presiden FIFA lainnya. Kita tunggu saja hasilnya pada 29 Mei mendatang di Zurich, Swiss.
Komentar