Ketika laga Athletic Bilbao melawan Real Madrid tengah berlangsung, pada menit ke-75 seluruh Stadion San Mames Barria, kandang Bilbao, bergemuruh. Sekitar 60 ribu suporter mengelu-elukan nama "Inaki, Inaki!" berkali-kali saat pertandingan lanjutan La Liga Spanyol pekan ke-26 tersebut. Kala itu, Bilbao sedang menjamu Real Madrid.
Teriakan-teriakan dan gemuruh itu bukan dalam rangka menyambut sebuah gol yang dicetak oleh Bilbao. Sama sekali bukan. Sebab gol tunggal kemenangan Bilbao di laga itu dicetak oleh Aritz Aduritz di menit 26, jauh sebelum menit 75.
Untuk diketahui, nama yang diteriakan adalah Inaki Williams yang di menit 75 itu ditarik keluar digantikan Guillermo Fernandez. Bukan sebagai pencetak gol, tapi mengapa nama Inaki dielu-elukan?
Nama Inaki mulai mencuat saat mencetak gol ke gawang Torino. Dalam laga pertama Babak 32 Besar Liga Eropa itu, Bilbao berhasil menahan imbang tuan rumah Torino dengan skor 2-2. Inaki menjadi salah satu pencetak gol bagi Bilbao di laga itu.
Gol yang dicetaknya itu menjadi sejarah tersendiri bagi The Lions, julukan Bilbao. Gol yang dicetak pemain bernomer punggung 30 itu menjadikannya sebagai pemain kulit hitam pertama yang mencetak gol sejak 117 tahun sejarah Athletic Bilbao.
Kesebelasan yang berdiri sejak 1898 ini memang identik dengan bangsa Basque. Bilbao hanya mau memakai pemain yang berasal dari Bilbao, kelahiran Bilbao atau dilatih sejak kecil di Bilbao. Namun Inaki agaknya merupakan sedikit pengeculian.
"Anda mendengar orang mengatakan 'seorang pemain hitam di Athletic Bilbao? Kami belum pernah melihat itu sebelumnya'. Aku hanya tertawa. Nama saya Inaki dan aku dari Basque," tegasnya kepada Thinking Football.
Sebelumnya pada 2011 pernah diperkuat bek sayap Jonas Ramalho sebagai pemain kulit hitam pertama di The Lions, namun ia tidak mencetak gol seperti Inaki. Kini Ramalho sendiri sedang dipinjamkan ke Genoa untuk berkiprah di Serie-A sejak 2013 hingga sekarang.
Dan biasanya, pemain-pemain Basque juga akan sangat setia dengan identitasnya itu. Yang dikatakan Inaki di atas menjadi contoh terakhir. Salah satu contoh lainnya bisa dilihat pada kisah kesetiaan Iker Muniain.
Inaki Sebagai Sepakbola Imigran
Sebetulnya Inaki merupakan pria keturunan Ghana dan Liberia. Ayahnya bernama Felix Williams merupakan orang Ghana dan Maria Arthuer ibunya berkebangsaan Liberia. Keduanya bertemu di sebuah kamp pengungsian Accra Ghana menyusul perang sipil di Liberia.Kemudian keduanya mengungsi ke Eropa dan Maria melahirkan Inaki Williams pada 15 Juni 1994 di Bilbao.
Jadi, Inaki adalah si kulit hitam dengan orang tua Afrika namun dilahirkan di Bilbao. Dilahirkan di Bilbao itulah yang menjadikan tradisi panjang Bilbao, yang selalu setia dengan pemain-pemain lokal, tetap bisa dirawat dengan baik kendati memutuskan merekrut Inaki.
Sekitar usia tujuh sampai delapan tahun Inaki sudah belajar bermain sepakbola di Natacion Pamplona dan pindah ke CD Pamplona. Di akademi terkahir itulah kemampuannya terendus Javier Aristu dan Felix Burgui, pemandu bakat Athletic Bilbao.
Inaki yang saat itu berumur 10 tahun diberikan kesempatan berlatih di Lezama, komplek latihan Athletic. Kecepatan dan insting mencetak gol menjadikannya sebagai pemain bocah yang menarik perhatian staf kepelatihan Bilbao. Maka resmi sudah Inaki bergabuyng dengan akademi Athletic Bilbao.
Simak tulisan terkait akademi di bawah ini :Suvey: Siapa yang paling banyak membina pemain muda ?
Athletico Bilbao dan Keteguhan Memakai Pemain Lokal
Cerita lain Penindasan Franco Terhadap Barcelona dan Athletic Bilbao
Bahkan ia langsung bersinar bersama tim muda The Lions dan pada usia 16 ia dipinjamkan ke Basconia, kesebelasan yang bermain di divisi tiga di Basque, agar lebih mematangkan dirinya. Bersama Basconia itulah Inaki mendapatkan banyak pengalaman bertanding. Ia mencatatkan caps sebanyak 18 kali dan mencetak tujuh gol selama musim 2012/2013.
Saat ia kembali ke Bilbao, ia langsung promosi ke Athletic Bilbao B, kesebelasan cadangan Bilbao yang bermain di Segunda B. Dan bersama Bilbao B di musim perdananya ia  berlaga 14 kali serta mencetak delapan gol di musim 2013/2014. Musim selanjutnya lebih luar biasa lagi. Bermain sebanyak 18 kali ia menceploskan 13 gol. Catatan itu akhirnya membuat tim senior, melalui sang pelatih, Ernesto Valverde, menaikan statusnya ke kesebelasan senior.
Statusnya dinaikkan menuju kesebelasan senior karena diproyeksikan menggantikan Guillermo yang dihantam cedera. Inaki pun mengecap debutnya bersama kesebelasan senior ketika melawan Cordoba pada 6 Desember 2014 di Stadion San Mame dan berakhir dengan kekalahan 1-0. Saat itu Inaki diturunkan sejak babak pertama dan digantikan Kike Sola usai turun minum.
Debut Inaki Williams saat berhadapan dengan Cordoba
Hingga pekan ke-27 La Liga, pemain berusia 20 tahun ini sudah melakoni delapan pertandingan. Kendati belum mencetak gol di La Liga, Inaki sudah menuai pujian dari San Jose rekan kesebelasannya.
"Inaki Williams? Penampilannya sangat baik, kami tahu potensinya," ujarnya seperti yang dikutip All Sports.
Pujian tidak hanya mengalir dari rekan kesebelasannya, namun muncul dari ketua federasi sepakbola Ghana. Tidak hanya pujian, tapi federasi sepakbola Ghana akan mati-matian membujuk Inaki menjadi pemain nasional Ghana.
"Inaki (Williams) adalah anugerah di Bilbao dan kami memiliki rencana untuk mengejar dia," ujar Presiden federasi sepakbola Ghana Kwasi Nyantakyi kepada Super Sport.
Sepertinya keinginan Kwasi untuk membujuk pria setinggi 186 cm tersebut cukup sulit. Mengingat Inaki lebih memilih menunggu panggilan dari Spanyol walau memiliki darah Ghana dari ayahnya.
"Orang tua saya datang ke sini lebih dari dua dekade yang lalu dan di sini saya mengalami begitu banyak cerita. Saya lahir di sini (Bilbao) dan sudah tinggal di sini selama 20. Meskipun saya tidak melupakan akar saya (di Ghana), tapi saya merasa sebagai orang Basque," ujarnya kepada Thinking Football.
Maka dari itu Inaki merupakan pengecualian dari para suporter The Lions. Kebanggaannya sebagai orang Basque merupakan hal yang lebih penting ketimbang penghargaannya usai mencetak gol ke gawang Torino. Dirinya menepis sentimen rasisme di kubu Athletic dan dengan bangga memperkenalkan: Saya Inaki dan saya Basque!
Dan dengan itulah, suporter yang memadatai San Memes, meneriakkan namanya dengan bergemuruh saat mereka mengalahkan Real Madrid itu.
Komentar