Jadi Apa Uang Hasil Menjual Garet Bale, Spurs?

Cerita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Jadi Apa Uang Hasil Menjual Garet Bale, Spurs?

Masih ingat di kepala, ketika Gareth Bale menjadi pemain termahal di dunia pada tahun 2013. Transfer kepindahan dari Tottenham Hotspurs ke Real Madrid mencapai sekitar 82 juta poundsterling. Mematahkan rekor transfer sebelumnya, ketika Cristiano Ronaldo dibeli Real Madrid seharga 80 juta poundsterling dari Manchester United.

Jelas, Spurs mendapatkan dana melimpah dari penjualan Bale itu. Pemasukan yang dicatat dalam sejarah Spurs sebagai salah satu yang paling aduhai. Belum lagi dari penjualan Steven Caulker, Jermain Defoe, Clint Dempsey, Tom Huddlestone dan Scott Parker. Alhasil, Tottenham mendapatkan keuntungan besar dari transfer para mantan pemain bintanngya. Maka gelimpangan dana itu dipakai Andres Villas Boas untuk belanja pemain secara jor-joran.

Sebanyak empat pemain berharga diatas 10 juta pounds didatangkan. Yakni Roberto Soldado (Valencia) 26,40 juta pound sterling, Erik Lamela (AS Roma) 26,40 juta pound sterling, Paulinho (Corinthians) 17,36 juta pound sterling dan Christian Eriksen (Ajax Amsterdam), 11,88 juta poundsterling. Ditambah beberapa nama seperti Etienne Capoue (Toulouse), Vlad Chiriches (Steaua) dan Nacer Chadli (Twente).

Khusus bagi empat pemain di atas 10 juta, hanya dua nama yang masih eksis di susunan pemain utama Tottenham. Pertama yaitu Eriksen yang  mengenyam 1551 menit dari 19 laga Premier League 2014/2015. Pria asal Denmark itu termasuk pemain produktif klub berjuluk The Lily Whites ini. Total, ia sudah mengemas tujuh gol hingga sekarang. Eriksen juga  menjadi pemain paling banyak melepaskan umpan dan umpan kunci (keypass) di klubnya saat ini. Rinciannya yaitu 640 operan sempurna dengan rataan 83 %, serta 32 umpan kunci dan satu assist.

Menit bermainnya disusul oleh Lamela yang diturunkan 1340 menit dalam jumlah laga yang sama. Mantan pemain AS Roma ini mencatatkan diri sebagai top dribble di Tottenham. Sebanyak 39 kali dia berhasil melewati lawan dengan rata-rata kesuksesan 56%. Tidak hanya itu, Lamela juga merupakan penyumbang asist terbanyak dengan sumbangan empat kali.

Lalu, bagaimana nasib Soldado dan Paulinho? Kedua pemain ini masih berjuang untuk mendapatkan kepercayaan Pochenttino. Untuk nama pertama, Soldado kurang baik dalam urusan mencetak gol. Sebanyak 12 kali penampilannya, ia hanya menyumbangkan satu angka dari enam usahanya menendang ke arah gawang.  Peluang yang disia-siakannya pun lebih banyak karena 11 tendangan Soldado melenceng dari gawang.

Padahal, sebagai striker tunggal dalam skema 4-2-3-1, seharusnya Soldado bisa mencetak minimal enam gol. Akan tetapi kontribusinya di depan, justru lebih condong melayani rekannya untuk mencetak gol. Pemain asal Spanyol ini berhasil memberikan delapan umpan kunci (key pass), satu di antaranya berbuah asist.

Rekannya satu lagi, Paulinho, nasibnya lebih tragis. Didatangkan atas penampilan gemilangnya bersama Tim Nasional Brazil di Piala Konfederasi 2013, Paulinho malah lebih sering duduk di bangku cadangan. Kedatangan Pochettino menggantikan Tim Sherwood seolah menjadi awal neraka bagi Pualinho.

Perannya kalah oleh Capoue, Ryan Mason, atau Nabil Bentaleb yang notabene memiliki harga transfer lebih murah. Sejauh ini Paulinho hanya diturunkan sebanyak enam kali. Padahal ia masih memiliki akurasi operan yang cukup yahud dengan rataan 86%. Akurasi tendangannya juga tidak buruk-buruk amat, sejauh ini 50% upaya percobaan mencetak gol Paulinho berhasil mengarah ke gawang. Tapi Paulinho mengalami penurunan dalam tindakan bertahan. Persentase kesuksesan tekel Paulinho, misalnya, mengalami penurunan.  Rataan musim lalu berada di rasio 51%, musim ini hanya 17% hingga saat ini.

Sebetulnya bukan hanya dua nama itu saja, bebereapa pemain mahal lain juga menjadi penghias di bangku cadangan. Sebut saja Michel Vorm dan Moussa Dembele. Belum termasuk pilar-pilar yang gemilang bersama The Lily Whites beberapa musim ke belakang. Seperti Kyle Walker, Andros Towsend, Aaron Lennon dan Emanuel Adebayor.

Akan tetapi di mata Pochettino, nama besar bukanlah jaminan. Ya, pria Argentina itu bukan tipikal pelatih yang mengandalkan nama besar. Justru dirinya merupakan juru taktik yang masyhur banyak melahirkan pemain-pemain bagus. Sebut saja Adam Lallana, Dejan Lovren, Luke Shaw yang laris dibeli klub lain. Juga Jay Rodriguez, Nathan Clynne dan Morgan Schneiderlin yang kini masih setia bersama Southampton.

Selanjutnya, diperkirakan Chiriches, Mason dan Harry Kane juga bisa disulap menjadi pemain-pemain incaran klub yang lebih besar. Apalagi tiga pemain yang disebut terakhir itu sering menjadi pilihan utama sepanjang musim ini. Kane, salah satunya, sudah mulai banyak dibicarakan.

Di sisi lain, bursa transfer Januari tinggal menghitung hari. Cukup banyak tim yang mengincar nama-nama mewah bangku cadangan Tottenham. Soldado, misalnya, menjadi target pembelian Atletico Madrid dan Napoli. Sementara Paulinho beberapa waktu ke belakang sempat digosipkan kembali ke Corinthians.

Tottenham memang bukan Real Madrid atau Bayern Munich. Namun untuk skala klub Premier League, pemain-pemain yang cukup mahal namun duduk di bangku cadangan jelas hal yang cukup istimewa. Ini juga menegaskan kegagalan Tottenham memanfaatkan uang segar yang mereka dapatkan dari penjualan Bale.

Sayang sekali....

Komentar