Jimmy Murphy, Dia yang Membangun United dari Puing Reruntuhan Munich

Cerita

by Redaksi 47

Redaksi 47

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Jimmy Murphy, Dia yang Membangun United dari Puing Reruntuhan Munich

Setelah "Tragedi Munich", kesebelasan Manchester United dalam kondisi yang berantakan. Di satu sisi mereka dalam keadaan berduka setelah bencana, tapi di sisi lain mereka masih harus melanjutkan kompetisi.

Selain kehilangan beberapa pemain, MU juga ditinggalkan oleh sang manajer, Matt Busby, yang harus menjalani perawatan. Maka, selain harus mencari pemain baru, MU juga harus menemukan seseorang yang mampu menggantikan peran Busby tersebut. Tanpa seorang manajer, kondisi MU tetap tidak akan berjalan lancar sekalipun mereka telah berhasil mendatangkan pemain-pemain baru.

James Patrick Murphy, atau orang lebih sering menyebutnya sebagai Jimmy Murphy, menjadi satu nama yang menyelamatkan MU dalam kondisi ini. Murphy adalah asisten manajer Matt Busby kala itu yang tidak ikut dalam pesawat naas tersebut. Maka, selama Busby belum bisa kembali bertugas menangani MU, Murphy lah yang memegang jabatan sebagai manajer Manchester United.

Murphy tidak ikut dalam rombongan ke Belgrade karena ketika itu dia memiliki tugas lain yang juga harus diembannya. Selain sebai asisten manajer di Manchester United, Murphy juga menjabat sebagai manajer tim nasional negaranya, Wales. Satu hari sebelum pertandingan MU di Belgrade, Murphy harus mendampingi tim nasional Wales melawan Israel dalam pertandingan babak kualifikasi Piala Dunia 1958. Karena itulah Murphy tidak bisa ikut bersama MU ke Belgrade dan posisinya digantikan oleh Bert Whalley, yang merupakan salah satu pelatih Manchester United.

Sulit untuk membayangkan apa yang dirasakan oleh seorang Jimmy Murphy. Dia baru saja mencatatkan dirinya ke dalam sejarah sepakbola dunia dengan berhasil membawa Wales lolos ke Piala Dunia untuk pertama kalinya. Satu prestasi yang bahkan belum bisa diulangi hingga saat ini. Namun, sehari setelahnya, dia harus menerima kabar bahwa kawan-kawannya mengalami tragedi, yang beberapa diantaranya meninggal dunia.

Israel pada saat itu masih mewakili Asia untuk tampil dalam kualifikasi melawan wakil Eropa yakni Wales. Israel bisa lolos karena Indonesia yang sebenarnya punya peluang ke Piala Dunia menolak bertanding demi Palestina. Cerita selengkapnya baca di sini.


Murphy yang sudah kembali ke Old Traffold setelah menyelesaikan tugasnya mendampingi tim nasional Wales sedang bersantai sambil menikmati minumannya, ketika sekretaris Busby, Alma Goerge, tergesa-gesa menghampirinya. Alma mengatakan sesuatu namun sesaat, Murphy tidak bisa menangkap apa maksud Alma. Murphy mencoba menenangkan Alma dengan menawarkan minuman sebelum Alma mengulangi kembali kalimatnya.

Murphy tetap tidak bisa mengerti atau mungkin dia tidak mau percaya dengan apa yang didengarnya. Alma pun mengulanginya lagi untuk ketiga kali. Kali ini, Alma sudah tidak bisa menahan air matanya.

Murphy mulai sadar bahwa Alma mengatakan soal kecelakaan yang baru saja menimpa kawan-kawannya. Berita itupun mulai memberikan efek kepada dirinya. Murphy kemudian berjalan ke dalam ruangannya, dan menangis.

Murphy segera tebang ke Munich untuk menemui rekan-rekannya yang selamat dari kecelakaan tersebut. Dia pun melihat Busby yang terbaring menggunakan oksigen. Busby hanya mampu mengucapkan satu kalimat kepada Murphy, "keep the flag flying, Jimmy."

Murphy pun langsung bergerak untuk memperbaiki semuanya. Dia membangun ulang Manchester United dengan merekrut pemain dan staf-staf yang dibutuhkan untuk membuat United kembali sebagaimana mestinya.

Dengan caranya sendiri, tentu saja sambil terus memeram duka cita, Murphy bekerja untuk memastikan United yang "baru" bisa dibangunkan kembali. Membangun lagi kejayaan dengan menatah, menyungging dan memahat kembali dari serakan puing-puing reruntuhan tragedi Munich. Ia mencoba menggelar "ritus" menghidupkan kembali burung Phoenix dari debu-debu.

Dan untuk bisa menghidupkan kembali, ia mula-mula harus menghadapi puing-puing itu sebagai kenyataan. Betapapun pahitnya, karena puing-puing itu menautkan dirinya dengan ingatan dan kenangan akan rekan-rekannya yang pergi tiba-tiba, puing-puing itu mesti diterima sebab justru dengan puing-puing itulah segala yang baru mesti dibangun kembali.

Amor fati! Menerima dan akhirnya mencintai nasib dan kehidupan dengan segala pahit dan sedu-sedannya.


United memiliki jadwal bertanding Piala FA melawan Sheffield Wednesday 13 hari setelah kejadian tersebut. Banyak pihak yang berpendapat bahwa Murphy tidak akan bisa menyiapkan pemain sebelum hari itu. Maka United akan mundur dari turnamen tanpa bertanding.

Namun Murphy mengejutkan banyak pihak dengan berhasil menyiapkan tim sebelum hari pertandingan tersebut. MU bahkan berhasil mengalahkan Sheffield Wednesday dengan skor 3-0. Murphy semakin membuat banyak orang terkejut setelah berhasil membawa United hingga babak final Piala FA. Meski akhirnya MU harus kalah dari Bolton 2-0 di babak Final.

Sayangnya, Murphy gagal memberikan hasil maksimal bagi MU di Liga Inggris dan Piala Champions. Dari 14 pertandingan liga, MU hanya berhasil memenangkan satu pertandingan. Hal ini membuat MU harus mengakhiri musim di peringkat ke-9. Sedangkan di Piala Champions, MU harus kalah dari AC Milan pada babak semifinal.

Meski begitu apa yang dilakukan Murphy setelah tragedi, bisa dikatakan sangat luar biasa. Murphy berhasil membangkitkan tim yang tengah dirundung bencana dengan sangat cepat. Bahkan beberapa kalangan menganggap bahwa tim yang dibangun oleh Murphy ketika itu lebih baik dari tim United sebelum tragedi.

Setelah Busby kembali bertugas, Murphy kembali menjalani tugasnya sebagai asisten manajer. Dia memang dikenal sebagai seseorang yang sangat rendah hati. Dia tidak pernah bermasalah dengan kondisinya yang terus berada di belakang Busby.

Padahal, dengan banyak prestasi yang ditorehkannya, banyak klub yang berminat untuk menjadikannya manajer. Arsenal dan Juventus merupakan 2 klub yang secara terang-terangan tertarik untuk menjadikan Murphy manajer.

Perlu dicatat, Juventus ketika itu adalah Juventus yang dihuni oleh Omar Sivori, Giampiero Boniperti, dan John Charles. Tim ini meraih scudetto 3 kali dan 2 Coppa Italia dalam kurun waktu 1958-1961.

Bahkan, atas keberhasilannya membawa Wales ke Piala Dunia, dikabarkan bahwa tim nasional Brasil pun sempat tertarik untuk menggunakan jasanya sebagai manajer. Tentu saja kita tahu bahwa ketika itu Brasil dihuni oleh pemain-pemain legendaris seperti Zagallo, Garincha, dan tentu saja, Pele.

Semua tawaran tersebut ditolak Murphy dan dia lebih memilih untuk tetap menjadi asisten manajer di Manchester United, hingga memutuskan untuk pensiun pada tahun 1971, Murphy tetap setia pada jabatannya sebagai asisten pelatih Manchester United.

Busby mengatakan bahwa sesaat setelah dia ditunjuk untuk menjadi manajer Manchester United pada 1945, hal pertama yang dilakukannya adalah merekrut Jimmy Murphy sebagai pelatih. Dia mengakui bahwa rekrutan tersebut adalah yang pertama dan yang terpenting dalam kariernya sebagai manajer United. United yang dibangunnya tidak akan sebesar itu kalau dia tidak merekrut Jimmy Murphy.

Kemampuannya berbicara dan memotivasi membuat Busby tertarik untuk membawanya ke klub. Sejak 1946 hingga 1955, Murphy bertugas sebagai pelatih di United. Lalu, pada 1956, ia diangkat menjadi asisten manajer. Pengangkatan tersebut bukannya tanpa sebab. Sebagai pelatih yang menangani tim muda, Murphy berhasil membawa tim junior United menjuarai FA Youth Cup tiga kali beruntun.

Kemampuan memantau pemain muda yang dimiliki Murphy sukses besar. "Busby Babes" yang terkenal itu, nyatanya adalah bagian dari kontribusi Murphy mengelola pemain muda seperti Duncan Edwards dan Bobby Charlton.

Tidak terhitung ada berapa banyak pemain yang berhasil dibinanya. Murphy memang terkenal dengan kemampuannya dalam membimbing pemain-pemain muda. Salah satu yang paling terkenal, tentu saja, Bobby Charlton. Dia sudah menangani Charlton sejak menjejakkan kakinya di Manchester.

Bobby Charlton mengakui bahwa jasa yang diberikan Murphy kepadanya sangatlah besar. "Apapun yang telah aku raih dalam sepakbola. Aku berhutang budi pada satu orang, Jimmy Murphy," katanya.

Jika tragedi membutuhkan seorang pahlawan, dia adalah Matt Busby. Namun, tragedi juga membutuhkan the unsung hero, seseorang yang karena kerendahan hatinya, menepi dari popularitas dan melakukan hal besar tanpa perlu orang tahu. Ya, sosok tersebut adalah Jimmy Murphy.

Baca juga

Menghormati Busby

Tragedi Munich 1958

Jimmy Murphy, Dia yang Membangun United dari Puing Reruntuhan Munich

Sang Pilot Pesawat dari Tragedi Munich Ituâ?¦.

Tugu-tugu yang Mengabadikan Tragedi

Tragedi Munich dan Cerita Persahabatan Real Madrid-Man United

The Flowers of Manchester: Ketika Band Liverpool Menghormati Tragedi Munich

Sepotong Ingatan dari Para Penyintas Tragedi Munich




Sumber: lostboyos.wordpress.com

Komentar