Ketika Buschwackers Mengamuk di Kandang Lawan

Cerita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Ketika Buschwackers Mengamuk di Kandang Lawan

Jumlah suporter perusuh di Liga Inggris memang sudah menurun drastis, tak segila seperti dekade 1980an. Tapi prilaku membuat onar yang dilakukan suporter sepakbola di Inggris belum sepenuhnya nihil. Di sana-sini, pada beberapa kesempatan, prilaku galak itu masih cukup sering muncul kembali.

Salah satu yang masih sering berprilaku ugal-ugalan adalah Millwal Bushwackers, kelompok suporter bawah tanah atau firm dari kesebelasan Millwal. Cerita kekerasan yang mereka lakukan, yang juga dieksplorasi dalam film masyhur Green Street Hooligans, berderet panjang. Itulah sebabnya mereka menjadi salah satu kelompok suporter yang relatif dihindari oleh beberapa kelompok yang lain.

Buku Terrace Legends, yang ditulis Cass Pennant, dedengkot Inter City Firm (firm West Ham United), kesebelasan yang menjadi rival Millwal, banyak menceritakan perkelahian dan perseteruan dirinya dan rekan-rekannya dengan Bushwackers. Cass mengakui ngerinya agresifitas Bushwackers. Sementara Colin Blaney, dedengkot Red Army (firm Manchester United), dalam biografinya yang berjudul Undesirables, juga mengakui kegilaan Buscwackers sebagai satu dari empat firm paling diseganinya.

Akhir pekan lalu, Sabtu (28/2/2015), Buschwackers kembali berulah. Di Stadion New York, kandang Rotherham United saat itu, mereka tidak menerima kekalahan Millwal, 1-2. Ulah mereka mulai muncul setelah kesebelasan pujaannya kebobolan pada menit ke-85. Gol Kari Anarson memastikan kekalahan Milwall.

Teriakan-teriakan agar manajemen memecat Ian Holloway, manajer Millwal, terus diteriakan dari tribun. Ya, kekalahan itu membuat Millwall semakin terpuruk. Kini kesebelasan berjuluk Si Singa (The Lions) tersebut berada di zona degradasi Divisi Championship. Mereka ada di peringkat ke-22 dalam klasemen sementara!

Padahal Rotherham terbilang tidak terlalu berat. Pasalnya kesebelasan asal Yorkshire Selatan tersebut juga berada di zona yang sama. Akan tetapi Roterham berada satu di atas Millwall, pada peringkat 21. Maka kekalahan dari Rotherham menjadi hal yang menjengkelkan karena memuluskan sang lawan untuk bisa menjauh dari zona degradasai, dan pada saat yang sama semakin menenggelamkan Millwal.

Para Buschwakers mengamuk dengan awalnya menginvasi lapangan. Mereka menyerang para match stewards (pengaman pertandingan), kemudian mencoba menyerang suporter tuan rumah. Begitu juga upaya menyerang para pemain Rotherham dan bahkan mencaci Holloway. Para stewards tidak sanggup menahan massa sekitar 1300 suporter Millwal, termasuk sebagian Buschwackers di antaranya. Dua Stewards terluka.

Maka para polisi anti huru-hara pun turun tangan membantu para Stewards untuk membawa mereka keluar dari Stadion. Kepolisian Yorkshire Selatan telah meluncurkan penyelidikan tentang aksi kekerasan tersebut. Mereka sudah mengumpulkan bukti yang cukup banyak, salah satunya seperti rekaman CCTV di tribun stadion. Sebetulnya kepolisian sudah menduga bakal ada aksi liar dari para suporter Millwall.

Tentang bagaimana kepolisian bersiap dan menyikapi laga-laga sepakbola yang panas dan berpotensi rusuh, simak artikel ini: Sensasi Menonton Bubble Match.

"Sekali lagi kita melihat sebagian kecil individu merusak acara bagi banyak orang. Mereka bukan representasi dari pendukung sepakbola sejati dan tidak memiliki tempat dalam sepakbola. Tindakan seperti itu tidak dapat ditoleransi," ujar Jason Harwin, kepala inspektur kepolisian Yorkshire Selatan, seperti yang dikutip teamtalk.com

Sementara Holloway sendiri mengaku tidak melihat adanya aksi kekerasan di tribun stadion. Dirinya mengatakan hanya berkonstentrasi pada pertandingan. Mantan Manajer Crystal Palace itu juga menganggap sudah bekerja maksimal sejak awal musim.

"Saya manajer sepakbola. Kami harus menunggu dan melihatnya," ujar Holloway. "Semakin banyak suara, membuat semakin besar kemungkinan terjadi, aku menyadari pekerjaan yang harus dilakukan," sambungnya kepada The Telegraph.

Simak cerita terkait: Millwal pernah selamat degradasi gara-gara ikan. Bisa dicek disini)

Komentar