Ketika sedang jaya-jayanya, timnas Indonesia pernah melaju hingga babak kedua penyisihan Piala Dunia Zona Asia, pada 1958. Di babak pertama, Indonesia menjadi juara grup setelah satu kali menang dan satu kali seri atas Tiongkok.
Di babak kedua, Indonesia tergabung dengan Israel, Sudan dan Mesir. Jika lolos dari babak ini, Indonesia bisa melaju ke babak play off dan menghadapi wakil Eropa. Pemenangnya akan langsung lolos ke Piala Dunia.
Sayang, Indonesia melewatkan kesempatan tersebut. Sebelumnya, Mesir dan Sudan menolak bertanding menghadapi Israel. Sedangkan Indonesia meminta pertandingan dilakukan di tempat netral. Tapi FIFA menolak dan malah mendiskualifikasi Indonesia sebagai jalan memuluskan langkah Israel ke Piala Dunia.
Israel kala itu memang menjadi musuh dunia, bukan saja musuh dunia Islam. Mereka dibekingi Amerika Serikat dan para sekutunya. Israel dengan semena-mena merebut wilayah Palestina, hingga saat ini.
Ini yang membuat negara-negara timur tengah kompak menolak bertanding saat menghadapi Israel. Pun dengan sikap Presiden Soekarno saat itu yang anti barat dan anti Israel.
Penolakan bertanding ini bukan hanya terjadi di sepakbola. Di beberapa ajang lain seperti tenis juga pernah melakukan hal serupa. Tim tenis Indonesia pada 2006 batal mengikuti invitasi tenis karena digelar di Israel. Padahal, pasukan tim Fed Indonesia saat itu dihuni Angelique Widjaja, Wynne Prakusya, Romana Tedjakusuma, serta Suzana Wibowo.
Anehnya, Indonesia yang harus mendapatkan sanksi satu tahun di kompetisi internasional dan mesti membayar denda 28 ribu dollar. Pemerintah saat itu tidak memberikan izin karena masalah kemanusiaan di jalur Gaza. Israel dianggap sebagai pembunuh keji yang tidak memiliki rasa kemanusiaan.
Hal serupa juga dilakukan oleh Komite Olimpiade Internasional (IOC). Mereka mengancam akan memberi sanksi bagi atlet yang menolak bertanding menghadapi Israel. Ini untuk mengantisipasi seperti Olimpiade Athena 2004 silam. Atlet Judo Iran, Arash Miesmaeli menolak bertanding saat menghadapi pejudo Israel.
Yang harus disanksi tak dapat berpartisipasi di seagala ajang olahraga seharusnya Israel, bukan negara yang menolak bertanding dengan Israel. Pemerintah Israel sama sekali tidak menunjung prinsip sportmanship dalam olahraga, ke dalam kehidupan perpolitikannya. Jika negara barat mengakui kekejaman Israel di Gaza, seharusnya Israel tak boleh berpartisipasi dalam cabang olahraga apapun. Termasuk mengikuti Liga Champions Eropa.
Sumber gambar: Wikipedia
[fva]
Komentar