Dari sudut kotak penalti, seorang pemain muda berusia 19 tahun melepaskan sebuah tendangan kaki kiri. Tendangannya melengkung ke tiang jauh, tak mampu dijangkau penjaga gawang kesebelasan lawan yang berusia jauh lebih tua dan memiliki jauh lebih banyak pengalaman darinya. Gol!
Empat hari berselang, pemain yang sama kembali mencetak gol. Kali ini dengan cara yang berbeda: ia melewati pemain lawan sebelum mengecoh penjaga gawang dengan sebuah cukilan.
Pemain yang dimaksud adalah Leroy Sané. Gol yang ia ciptakan ke gawang Hertha Berlin semalam adalah bukti bahwa gol indahnya ke gawang Iker Casillas di kandang Real Madrid bukanlah sebuah kebetulan. Sané membuktikan bahwa ucapan direktur olahraga Schalke, Horst Heldt, benar adanya. Sané, ujar Heldt, adalah pemain yang sangat berbakat.
Sewajarnya demikian. Sané, seperti Gianluigi Buffon dan Eden Hazard, lahir dari keluarga olahragawan. Sang ibu, Regina Weber-Sané, adalah satu-satunya perempuan Jerman yang pernah meraih medali di ajang Olimpiade untuk cabang senam ritmik. Sementara itu sang ayah, Souleyman Sané, adalah sosok yang tidak asing di persepakbolaan Jerman.
âIa mewarisi gen yang sangat baik dari ayahnya. Kami harap Sané mampu mengikuti jejak ayahnya,â ujar Heldt mengenai Sané. Tidak berlebihan, mengingat Souleyman cukup tajam sebagai seorang penyerang. Di ajang divisi pertama Bundesliga, Souleyman berhasil mencetak 51 gol dalam 174 pertandingan sedangkan di divisi kedua, raihannya adalah 65 gol dalam 152 laga.
Souleyman sendiri merasa bahwa anak-anaknya mampu melampaui kesuksesan yang pernah ia torehkan. Souleyman tidak menyebut Leroy sebagai yang terbaik, namun fakta yang ada mendukung opini ini. Kim Sané, putra tertua Souleyman, baru sanggup membela Schalke U-23 sementara Leroy sudah mulai sering dipercaya di tim utama. Sidi Sané, sementara itu, masih terlalu muda untuk dibandingkan dengan kakak-kakaknya. Sidi kini bermain di kelompok usia di bawah 12 tahun; juga di Schalke.
Hal lain yang membuat Leroy pantas disebut sebagai keturunan Souleyman terbaik adalah fakta bahwa ia sudah tampil untuk tim nasional Jerman U-19. Pada laga debutnya, 5 September 2014 di Köln, Leroy langsung mencetak gol dalam pertandingan melawan Belanda. Jerman muda menang tipis 3-2.
Leroy Sané bergabung dengan Schalke pada 2005. Di tahun 2008, ia pindah ke Bayer Leverkusen. Pada 2011, Sané kembali ke Schalke. Tentu saja ia diterima kembali dengan senang hati.
Bersama kesebelasan muda, Sané tampil meyakinkan. Ia akhirnya menandatangani kontrak profesional pertamanya pada Maret 2014; Schalke mengamankan jasa Sané hingga 30 Juni 2017.
Di bulan April tahun yang sama, tepatnya pada 20 April, Sané mendapatkan kesempatan untuk menjalani debut di divisi pertama Bundesliga. Pada pertandingan pekan ke-31 musim 2013/14, Sané masuk menggantikan Max Meyer di menit ke-77. Itulah pertandingan pertama dan satu-satunya bagi Sané di musim lalu.
Musim ini ia lebih banyak banyak dipercaya. Bermain selama sepuluh menit di pekan ke-13 dan lima menit di pekan ke-14. Sané kembali dipercaya tampil pada pekan ke-15. Lawan Schalke saat itu adalah FC Köln. Seolah memiliki hubungan baik dengan Köln dan segala hal yang berhubungan dengan kota tersebut, Sané mencetak gol Bundesliga pertamanya di pertandingan ini; sebuah sundulan, menyambut umpan silang Atsuto Uchida di menit ke-85.
Sané kembali tampil pada pekan ke-17 di pertandingan melawan Hamburger SV, FC Bayern München (19), dan Borussia Mönchengladbach (20). Semuanya sebagai pemain pengganti.
Semalam, Eric Maxim Choupo-Moting menderita cedera saat menjalani pemanasan. Roberto Di Matteo pun memilih Sané untuk menemani Klaas-Jan Huntelaar di lini depan dalam formasi 3-5-2. Sané tidak mengecewakan. Pada pertandingan pertamanya sebagai starter, ia mencetak sebuah gol.
Leroy Sané, sembari meneruskan tradisi keluarga, membuktikan bahwa Knappenschmiede â akademi sepakbola Schalke â masih produktif mencetak pemain-pemain muda yang dapat dipercaya.
Komentar