âManchester United memiliki ambisi yang besar. Akupun demikian. Bersama, aku yakin kami akan menciptakan sejarah.â
Ucapan tersebut keluar dari mulut Louis van Gaal 19 bulan lalu saat ia pertama kali ditunjuk sebagai manajer Manchester United. Dan pada Boxing Day kali ini, ia (kembali) menciptakan sejarah; baik untuk Manchester United maupun untuk lawan mereka, Stoke City.
Kekalahan 0-2 dari Stoke City menjadikan partai tersebut sebagai kekalahan pertama MU di Boxing Day sejak 2002. Kala itu, MU kalah 1-3 dari tuan rumah Middlesbrough. Kekalahan atas Middlesbrough itu pula yang membuat jarak MU dengan Arsenal, pemimpin klasemen, berjarak tujuh poin.
Hebatnya, kekalahan tersebut merupakan kekalahan terakhir MU pada musim 2002/2003. Setelah pertandingan tersebut, MU hanya meraih tiga kali hasi seri dan sisanya menang. Hasil itu pun pada akhirnya yang membuat MU meraih gelar Premier League kedelapannya.
Buat Stoke City, kegagalan Anthony Martial dan kolega mencetak gol ke gawang Jack Butland menjadikannya sebagai rekor baru. Berdasarkan Squawka, ini untuk pertama kalinya Stoke meraih cleansheet dalam sejarah pertandingan mereka menghadapi Manchester United.
MU memang meraih hasil buruk dalam lima pertandingan terakhir mereka di liga. Dari lima pertandingan tersebut mereka tak meraih sekalipun kemenangan dan mencatatkan tiga kekalahan beruntun. Hal ini bertambah menjadi tujuh pertandingan jika menghitung di semua kompetisi.
Kegagalan MU mencatatkan kemenangan dari tujuh pertandingan beruntun di semua kompetisi terakhir kali terjadi pada Januari 1990. Catatan ini terbilang mengenaskan terlebih lawan yang dihadapi MU adalah kesebelasan semenjana macam AFC Bournemouth, Norwich City, dan Stoke City.
Hasil tersebut membuat MU mengumpulkan 28 poin dari 18 pertandingan hasil delapan kali menang, lima kali seri, dan lima kali kalah. Ini merupakan poin terendah yang pernah dicapai MU sepanjang 18 musim terakhir.
Kekalahan atas Stoke pun memperpanjang rekor yang dibuat Van Gaal. Sepanjang Desember, MU kalah beruntun sebanyak empat kali dari Wolfsburg, Bournemouth, Norwich, dan Stoke. Empat kekalahan beruntun sepanjang satu musim ini berdasarkan OptaJoe terakhir kali terjadi pada November 1961; atau 10 tahun sebelum CEO MU, Ed Woodward lahir, dan Alex Ferguson masih belum mendapatkan gelar âSirâ karena masih berusia 20 tahun dan bermain di St. Johnstone.
Di tangan Van Gaal, skuat MU terlihat mandul. Sepanjang 18 pertandingan, mereka baru mencetak 22 gol. Angka ini terbilang jauh jika dibandingkan Leicester City, pemuncak klasemen dengan 37 gol. Jumlah gol mereka bahkan sama dengan kesebelasan promosi AFC Bournemouth.
Dalam pertandingan menghadapi Stoke, MU pun gagal mencetak gol. Berdasarkan Mister Chip, ini untuk pertama kalinya sepanjang sejarah Premier League, MU, gagal mencetak gol di boxing day.
Van Gaal pun memperpanjang dua rekor Wayne Rooney dalam pertandingan ini yang masuk pada babak kedua. Pertama, Rooney tak pernah mencetak gol ataupun assist ke gawang Stoke City. Kedua, Rooney tak pernah mencetak gol dalam 15 pertandingan terakhir sebagai pemain pengganti.
Segala hasil buruk ini sejatinya tak lepas dengan superioritas MU terutama sejak masa Premier League. MU adalah kesebelasan kuat yang amat sulit dikalahkan dengan mudah oleh lawan. Menjadi sulit buat siapapun di tubuh MU, baik itu manajemen, pelatih, staf, pemain, dan penggemar, untuk beralih dari satu era ke era lain. Jika mereka tak bersabar, bukan tak mungkin manajer baru justru akan kembali membuat sejarah buruk buat MU.
Komentar