Mafia dan Duel Rahasia Antar Suporter Garis Keras Polandia

Cerita

by Redaksi 46 231106

Redaksi 46

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Mafia dan Duel Rahasia Antar Suporter Garis Keras Polandia

Tidak ada yang tidak mengenal Ustawka di kalangan suporter garis keras di Polandia. Ustawka merupakan ajang unjuk gigi soal siapa yang paling lelaki—dalam makna yang negatif.

Ustawka merupakan acara rahasia yang digelar oleh kelompok garis keras Polandia. Di sana, dua kelompok bertarung sesuai kesepakatan. Walaupun rahasia, kedua kelompok biasanya membawa juru rekam untuk mengabadikan pertempuran tersebut, dan tidak sedikit yang bocor—atau dibocorkan—ke internet.

Di Polandia, kelompok suporter garis keras tumbuh subur. Kesebelasan tidak mau ambil pusing dengan anggapan kalau mereka adalah bagian dari pengacau di sepakbola. Yang mereka tahu, suporter garis keras adalah orang-orang yang loyal, yang membeli tiket pertandingan.

Ini yang membuat adanya hubungan erat antara suporter garis keras dengan kesebelasan di Polandia. Pada 2013, kelompok suporter Wisla Krakow, meminta persetujuan kesebelasan untuk mendirikan kelompok khusus untuk mempelajari beladiri seperti Muay Thay, Mixed Martial Arts, dan K1. Wisla Krakow pun mengizinkan kelompok tersebut berdiri yang diberi nama  Trenuj Sporty Walki (TSW).

Menurut Krakow Post, kesebelasan di Polandia mirip dengan sistem kesebelasan di Spanyol dan Yunani. Mereka berdiri di bawah klub olahraga yang juga membawahi olahraga lain selain sepakbola. Namun, saking besarnya, di bawah kesebelasan juga ada unit-unit lain yang mendukung kegiatan olahrga, salah satunya TSW.


Ustawka. Dua kelompok suporter saling berhadapan dan adu jotos. Bukan untuk ditiru.

Kelompok beladiri yang didirikan oleh suporter juga hadir di Lech Poznan. Mereka mencatatkan sejumlah prestasi seperti saat menjadi juara dalam turnamen internasional di Riga, Latvia.

Sebagai suporter garis keras, belajar beladiri menjadi penting karena mereka tidak pernah tahu kapan diserang oleh suporter lawan. Februari tahun lalu, Dziennik Polski, melaporkan bahwa TSW menawarkan adanya sesi untuk pertarungan jalanan. Latihan demi latihan tersebut akan berguna nantinya dalam ustawka.

Lewat ustawka suporter harus mengikuti aturan yang telah ditetapkan sesuai kesepakatan. Jumlah partisipan, batas usia, hingga kemungkinan penggunaan senjata, telah dibicarakan. Aturan lainnya misalnya tidak menghajar suporter yang telah menyerah. Mereka yang menang adalah kelompok yang berdiri paling akhir.

Di Polandia, kelompok Sekcja Artystyczna terkenal sebagai pendesain banner dan bendera, sedangkan “saudaranya” Sekcja Gymnastyczna dikenal sebagai penghasil petarung yang bertalenta, yang merajai ustawka U-20.

Eropa Timur dikenal dengan agresifitas ultras yang identik dengan kekerasan. Kami sempat menuliskan kultur ultras di Eropa Timur:

Ultras Rusia yang Identik dengan Kekerasan

Tragedi MH-17, Crimea, dan Ultras Ukraina

Ultras Hungaria Demo Karena Pemain Buruk


Mafia dalam Suporter Garis Keras

Dulu, kesebelasan di Polandia amat membutuhkan dana dan bantuan dari pemerintah. Setelah memasuki ekonomi pasar bebas, penjualan tiket dan pernak-pernik mulai diharapkan sebagai pemasukan. Suporter garis keras mulai memegang peranan penting dalam khazanah sepakbola Polandia.

Dalam beberapa kesempatan, sulit bagi aparat keamanan di Polandia untuk meringkus pelaku kejahatan yang berasal dari suporter garis keras. Semua usaha telah dicoba termasuk menelusuk masuk ke lingkaran dalam mereka.

Aparat keamanan akhirnya menahan Kapten Marcin Z dari kepolisian karena menjadi informan bagi suporter garis keras Cracovia. Investigasi tersebut dilakukan karena penyerbuan terhadap markas hooligan selalu gagal.

Seperti di Indonesia, ada juga penjahat yang menjadi anggota suporter. Mereka menyamarkan dirinya dalam balutan kostum dan logo kebesaran. Krakow Post menuliskan kalau tidak sedikit dari anggota hooligan yang terlibat dalam kegiatan kriminal dalam skala kecil.

Namun, hal tersebut hanya berlaku bagi anggota “rendahan” yang bukan siapa-siapa. Pejabat atau pemimpin suporter garis keras memiliki pekerjaan yang lebih bersih dan halal. Pemimpin hooligan biasanya menjalankan bisnis restoran dan toko retail resmi kesebelasan. Mereka mendapatkan izin resmi langsung dari klub.

Salah satu contohnya adalah Pemimpin Wiary Lecha, Krzysztof M Litar. Litar sempat menjadi obrolan di media pada November 2010 silam saat ia mendorong dan meludah pada seorang pria yang menghina anaknya yang turut dalam skuat Polandia menghadai Pantai Gading di Poznan.


Perayaan gol Lech Poznan yang kerap diikuti oleh suporter Eropa lainnya.

Beberapa kali Litar keluar masuk penjara. Dia juga dilarang masuk ke stadion. Namun, rupanya Lech Poznan masih memerlukan pengaruhnya. Mereka pun memberi “imbalan” dengan mempekerjakan Litar di kesebelasan.

Lech Poznan menandatangani kontrak dengan perusahaan katering Taste of Style, yang diketahui milik istri Litar, Justyna Grabowska. Namun, itu hanya contoh kecil karena hanya sedikit pemimpin yang mendapat keistimewaan seperti Litar. Sisanya? Ya menjual narkoba.

Setelah memiliki reputasi di ustawka, anggota hooligan mulai ditarik sebagai penjaga klub malam. Di situlah pintu masuk mereka dalam terlibat dengan obat-obatan terlarang. Krakow Post bahkan menuliskan jika sejumlah firm di Polandia mendapatkan bagian yang besar dari penjualan narkotika. Sebanyak 90 persen kasus yang terjadi pada hooligan adalah penjualan narkoba.

Demi keuntungan, tidak sedikit yang menjadikan dua kelompok suporter sebagai rival abadi. Padahal, di belakangnya para pemimpin bekerjasama dan berteman baik demi profit, seperti pada April 2014 di mana polisi menemukan pabrik narkoba yang dijalankan suporter Cracovia dan Wisla Krakow.

**

Saat diluncurkan, TSW sudah mendapatkan perhatian dari khalayak. Pasalnya, mereka dimanajeri oleh Pawel Misiek atau yang lebih dikenal sebagai “Little Bear” sang pemimpin hooligan Wisla Krakow. Misiek dikenal karena pernah melemparkan pisau ke arah pesepakbola Italia, Dino Baggio, pada 2009 dalam sebuah pertandingan persahabatan.

Kini, setiap kesebelasan telah “berdamai” dengan suporter garis keras. Manajer menutup mata dengan apa yang biasa menjadi ciri khas suporter garis keras. Mereka mengundang pemimpin suporter garis keras untuk jamuan makan malam yang diadakan setiap tahunnya.

Soal perbuatan kriminal, Federasi Sepakbola Polandia, PFA, mengaku sudah sulit untuk menumpasnya karena mengakar begitu dalam. Kesadaran sosial dan tanggung jawab dari aparat berwenang berada dalam tingkat yang rendah. Krakow Post menulis kalau belum ada tanda mafia dan hooliganisme akan berhenti dalam waktu dekat.

Tidak jarang ultras juga bersatu untuk melakukan sesuatu, seperti yang dibahas di tulisan-tulisan ini:

Ultras Serbia Bantu Korban Banjir

Ketika Ultras Kompak Dukung Palestina

Ultras Olympiakos Menangkan Pemilihan Walikota

Komentar