Dari deretan nama pemain anyar Juventus musim ini, Romulo mungkin salah satu pemain yang namanya cukup asing di telinga kita. Maklum, namanya baru menjadi buah bibir publik Italia ketika performa ciamiknya sempat membuat timnya Hellas Verona bersaing di papan atas klasemen Serie A.
Lahir di kota Pelotas, Brasil, Romulo menimba ilmu sepakbola dengan bermain untuk klub lokal Caxias sebelum kemudian hijrah ke Juventude. Menghabiskan masa mudanya di klub terbesar di kampung halamannya itu, Romulo mulai melebarkan sayapnya. Tercatat lima klub Brasil pernah ia bela, termasuk dua diantaranya Cruzerio dan Atletico Paranaense.
Romulo kemudian âditemukanâ oleh direktur olahraga Fiorentina, Panteleo Corvino. Pada Juni 2011, Romulo pun hijrah ke Florence.
Corvino dikenal sebagai pencari bakat yang memiliki âpenciuman tajamâ untuk menemukan talenta-talenta muda berpotensi. Tapi saat mendatangkan Romulo, reputasi itu sempat diragukan. Romulo kesulitan menyesuaikan diri dengan kultur sepakbola Serie A sehingga tak bisa menampilkan kemampuan terbaiknya.
Di musim pertamanya bersama Fiorentina, pemain yang berposisi sebagai pemain sayap kanan ini hanya bermain 10 kali, dengan empat kali sebagai starter. Baru di musim berikutnya ia mulai bisa beradaptasi sebagaimana total 20 kali ia bermain untuk tim utama Fiorentina.
Kualitasnya semakin terlihat kala bergabung dengan Hellas Verona awal musim lalu. di Verona ia berhasil menunjukkan performa terbaiknya ketika ditempatkan sebagai pemain tengah pada formasi 4-3-3 yang diterapkan pelatih Verona, Andrea Mandorlini.
Torehan enam gol dan delapan assists (terbaik kelima Serie A) dalam semusim bersama Verona membuktikan kualitas Romulo patut diperhitungkan. Berkat kegemilangannya itu pula Romulo yang memiliki keturunan Italia dari orang tuanya mulai dilirik pelatih tim nasional Italia, Cesare Prandelli. Namanya pun sempat masuk ke dalam daftar skuat yang hendak dibawa Prandelli ke Piala Dunia. Sayangnya Romulo mengalami cedera sehingga batal terbang ke Brasil
Bermain di tim nasional memang menjadi target Romulo ketika memutuskan untuk berseragam Juventus. Bermain di tim juara seperti Juventus tentunya bisa meningkatkan level bermainnya dan memperbesar kemungkinannya untuk bisa membela tanah leluhurnya.
Juventus sendiri mendatangkan Romulo dengan harapan ia bisa memberikan kontribusi yang lebih baik dari Mauricio Isla yang menjadi backup Stephan lichtsteiner. Keunggulan Romulo dibanding Isla adalah kecepatan, konsistensi, dan handal mengeksekusi bola mati khususnya sepak pojok. Hal ini jelas dibutuhkan Juve mengingat Bianconero cukup kesulitan memanfaatkan sepak pojok. Dan dengan catatan enam dari delapan assistnya dihasilkan dari sepak pojok, Romulo jelas memiliki sesuatu yang isa ditawarkan bagi Juve.
Selain kemampuannya dalam menyerang, statistik bertahan Romulo pun cukup menjanjikan. Pada musim lalu, ia melakukan rataan tackle 2,5 per pertandingan dan 1,3 intersep per pertandingan, catatan yang cukup lumayan untuk seorang pemain tengah.
Catatan buruk yang dimiliki Romulo adalah ia sangat lemah dalam duel udara. Musim lalu, keberhasilan duel udara Romulo hanya sebesar 28%. Lalu Romulo pun terlalu ârajinâ melakukan pelanggaran. Dua hal ini yang perlu diperhatikan Allegri.
Hadirnya Romulo memberikan kedalaman skuat yang cukup menjanjikan bagi Juventus, setidaknya untuk Serie A. Bisa bermain di berbagai posisi menjadi keuntungan tersendiri bagi Juve. Romulo bisa ditempatkan di tengah, sayap kanan, bek kanan, dan penyerang kanan pada skema tiga penyerang.
Meski hanya berstatus pemain pinjaman, tampaknya Romulo akan memberikan cukup kontribusi bagi Juventus. Dipermanenkan pada akhir musim nanti atau berseragam Gli Azzurri sepertinya akan sangat mungkin terjadi.
foto: corrieredellosport.it
Komentar