Hari yang sangat tidak diinginkan oleh entah beberapa atau mungkin seluruh pendukung Liverpool sudah semakin dekat. Hari tersebut adalah pekan terakhir dari Liga Inggris musim 2014/2015. Bukan karena tim kebanggaan mereka kembali gagal mendapatkan tiket ke zona Liga Champions. Namun karena akhir dari musim ini akan menandakan akhir dari perjalanan karir kapten kebanggaan mereka, Steven Gerrard, sebagai pemain Liverpool.
Kini Gerrard hanya tinggal menyisakan dua pertandingan bersama Liverpool. Pekan depan, akan menjadi pekan terakhir Gerrard bermain di Anfield sebagai pemain Liverpool, dan pekan berikutnya akan menjadi pertandingan terakhir Gerrard menggunakan kostum Liverpool yang akan berlangsung di Britania Stadium, markas Stoke City.
Kepergian Gerrard ini semakin menyakitkan bagi pendukung Liverpool, mengingat tidak ada kenang-kenangan manis terakhir yang bisa diberikan kepada pemain paling berjasa bagi Liverpool dalam sati dekade terakhir ini. Pada musim terakhirnya, tidak ada satupun gelar yang diterima Gerrard. Gelar Piala FA yang seharusnya bisa sekaligus menjadi hadiah ulang tahun ke 35 Gerrard pun akhirnya gagal diraih setelah Liverpool kalah oleh Aston Villa di semifinal. Gerrard bahkan harus pergi dengan keadaan klub kesayangannya yang kembali terpuruk dengan berbagai penampilan buruk musim ini.
Kesedihan ini semakin mendalam akibat kapten kebanggaan kubu The Reds ini justru menjadi bahan olok-olokan suporter klub lain akibat kejadian yang terjadi di akhir musim lalu. Liverpool yang tinggal beberapa langkah lagi menuju tangga juara, harus gagal setelah kalah dari Chelsea melalui sebuah gol yang berawal dari terpelesetnya Gerrard. Hal ini pun menjadi bahan ejekan suporter klub lain kepada Gerrard yang sama sekali tidak bisa dibalas oleh pendukung Liverpool.
Namun melihat dua pertandingan terakhir yang baru saja dijalani Gerrard, para pendukung Liverpool mungkin bisa sedikit tersenyum. Sang kapten mencetak 2 gol dari dua pertandingan tersebut. Gerrard mencetak dua gol krusial bagi Liverpool yang membawa Liverpool unggul atas QPR dan imbang melawan Chelsea.
Tidak sekadar mencetak gol, permainan Gerrard juga terlihat lebih tenang dari biasanya. Gerrard terlihat bermain lebih tenang mengatur permainan di lapangan tengah. Bahkan, setelah gagal mencetak gol melalui titik putih saat melawan QPR pekan lalu, tidak terlihat perasaan bersalah yang terlalu besar. Gerrard bahkan berhasil bangkit dan mencetak gol kemenangan Liverpool beberapa menit setelahnya.
Entah mungkin sudah berapa lama terakhir kalinya pendukung Liverpool melihat Gerrard bermain setenang ini. Setenang saat Gerrard menyambut umpan silang John Arne Riise untuk mencetak gol pertama bagi Liverpool dengan sundulan kepala di Istanbul pada tahun 2005 silam. Sudah terlalu lama pendukung Liverpool melihat sang kapten berjuang di tengah lapangan dengan membawa beban berat seluruh tim, ketika satu per satu rekannya pergi.
Saat ini memang sudah tidak ada lagi yang perlu dijadikan tekanan oleh Gerrard dalam pertandingan. Sejak kalah dari Arsenal dan Hull City, peluang Liverpool menuju Liga Champions sudah hampir tertutup. Maka dalam kondisi ini, yang bisa dilakukan oleh Gerrard adalah menikmati masa-masa terakhirnya menggunakan kostum Liverpool.
Dan setidaknya, masih ada dua pertandingan tersisa bagi Steven Gerrard untuk menikmati masa-masa terakhirnya di kesebelasan yang dicintainya tersebut. Mungkin tidak ada gelar terakhir yang bisa diberikan Liverpool kepada sang kapten. Namun setidaknya, Liverpool bisa membiarkan sang kapten menikmati 2 permainan bersama klub yang mengalir di dalam darah tubuhnya. Tanpa beban, dan tanpa tekanan yang selama ini dibebankan kepadanya. Biarkan sang kapten bermain dengan senang, layaknya seorang anak kecil yang bermain bersama teman-temannya, hanya atas dasar rasa sukanya bermain sepakbola, bukan ambisi untuk meraih kemenangan.
âSteve Gerrard, Gerrard. He pass the ball from 40 yards, he's big and he's f*ckin' hard. Steve Gerrard, Gerrard.â
Bagi pendukung Liverpool, menyanyikan lagu tersebut sekencang-kencangnya adalah hal yang bisa mereka lakukan. Mengiringi sang kapten yang sedang menikmati laga terakhirnya, bernyanyi sekencang-kencangnya, untuk membuat semua ejekan kepada Gerrard tidak terdengar.
Just enjoy the rest of the game, captain!
Komentar