Mereka yang Berhasil Menaklukkan 2015

Cerita

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Mereka yang Berhasil Menaklukkan 2015

“Tahun baru, pribadi baru” adalah omong kosong ... kecuali bagi orang-orang yang tahu bagaimana caranya.

Mesut Özil hanya bermain dalam enam pertandingan pada putaran pertama – semester kedua tahun 2014 – Premier League musim lalu. Cedera lutut merenggut peluang bermain darinya. Özil hanya bisa memberi satu gol dan satu assist kepada Arsenal. Lalu bertemulah Özil dengan tahun 2015. Tahun keberuntungannya. Atau setidaknya begitulah kelihatannya.

Setelah sembuh dari cedera ia kembali ke kesebelasan utama. Pemain berkebangsaan Jerman ini mencetak satu gol dan satu assist dalam pertandingan penuh pertamanya setelah sembuh. Sepanjang sisa musim ia menambah koleksi sumbangannya dengan dua gol dan empat assist. Namun dalam tujuh pekan terakhir pada musim tersebut Özil sama sekali tidak menghasilkan apa-apa. Untuk pemain yang sempat lama cedera, itu terhitung wajar. Namun Özil adalah pemain istimewa; ia seharusnya bisa lebih baik dari itu.

Jeda pergantian musim menjadi masa-masa kunci bagi Özil. Ia mempersiapkan diri dengan baik selama itu dan kembali menyambut musim baru – masih di tahun yang sama – sebagai pemain yang tampak sama namun berbeda. Özil menggila. Sejak awal musim hingga akhir tahun ia tampil dalam 18 Premier League dan selama rentang waktu tersebut ia telibat langsung dalam terciptanya 19 gol; 16 di antaranya adalah dengan cara mencetak assist. Belakangan diketahui rahasia di balik meningkatnya performa Özil: selain pramusim yang baik dan kembali bermain di posisi favoritnya, Özil mengaku tampil gemilang karena perubahan gaya hidup. Ia mengubah diet dan pola tidur serta rajin menjalani fisioterapi sehingga bebas dari cedera dan nyaris selalu dalam puncak kebugaran.

Lain cerita dengan Douglas Costa. Ia mengubah peruntungannya sendiri dengan satu keputusan besar: meninggalkan Shakhtar Donetsk dan bergabung dengan Bayern München. Pemain mana pun yang menginginkan banyak jam terbang tahu bahwa Bayern bukan tempat yang ramah. Costa seperti tidak peduli. Dan memang seharusnya Costa tidak ambil pusing mengenai persaingan di Bayern. Pep Guardiola yang menginginkan kehadirannya. Jaminan dalam genggaman.

Mendapat kepercayaan pelatih kepala adalah satu hal. Mempertahankannya adalah hal lain. Costa dengan cepat beradaptasi dengan Bundesliga sehingga tempat utama selalu menjadi miliknya. Costa (bersama Kingsley Coman) yang menjadi bagian penting dari perubahan taktik menyerang Bayern musim ini mencetak satu gol dan satu assist dalam debutnya di Bundesliga. Dalam tujuh pertandingan pertamanya di divisi tertinggi sepakbola Jerman tersebut Costa mencetak sepuluh assist. Secara keseluruhan Costa telah mencetak lima gol dan 14 assist dalam 20 pertandingan bersama Bayern sejauh ini. Andai tidak terganggu cedera yang muncul di akhir November dan belum sembuh hingga saat ini, jumlah tersebut bukan tidak mungkin lebih banyak.

Sementara Costa menuju Jerman, Kevin Trapp meninggalkan Jerman. Tepat pada ulang tahunnya yang ke-25 ia menandatangani kontrak berdurasi lima tahun di Paris Saint-Germain; meninggalkan Eintracht Frankfurt tempatnya menghabiskan semester pertama tahun ini.

Datang ke kesebelasan bertabur bintang tak lantas membuat Trapp akrab dengan bangku cadangan. Ia memenangi persaingan yang sangat ketat melawan Salvatore Sirigu untuk satu tempat di kesebelasan utama PSG dan satu malam yang menyenangkan bersama Rihanna.

Trapp adalah jaminan keamanan. Dalam 18 pertandingan Ligue 1 ia hanya kebobolan sembilan kali dan berhasil menorehkan sepuluh clean sheet. Secara keseluruhan Trapp sudah tampil dalam 25 pertandingan dan menorehkan 16 clean sheet. Sebuah peningkatan performa yang terlihat nyata karena dalam 96 pertandingan selama membela Frankfurt Trapp hanya berhasil menorehkan 28 clean sheet.

Benar memang Trapp terbantu pertahanan PSG yang jauh lebih kuat ketimbang Frankfurt. Namun statistik mencatat rataan jumlah penyelamatan per kebobolan (di Ligue 1 saja) Trapp berada di angka 3,63. Angka 3,63 adalah bukti bahwa Trapp adalah salah satu dari beberapa orang yang menjauhkan kita dari apa yang kita sukai.

Halaman berikutnya, Gol-gol yang berhamburan...

Komentar