âThierry Henry dapat menerima bola di tengah lapangan dan mencetak gol yang tidak akan bisa ditiru oleh siapapun di dunia,â ujar Arsène Wenger. Jika pujian tersebut terdengar bias di telinga Anda, bukan Anda yang salah. Adalah Wenger yang memberi Henry kesempatan untuk menjalani debut profesional. Juga Wenger yang menyelamatkan karir Henry dengan membawa sang pemain ke Arsenal dari Juventus.
Namun Wenger tidak sendirian untuk urusan memuji Henry. Memuji kemampuan Henry untuk mencetak gol, tepatnya. âJika Anda melihat kepada paket keseluruhan, saya tidak yakin Anda dapat menemukan orang lain di tempat lain yang memiliki semua hal yang dimiliki oleh Henry. Anda berikan saja bola kepadanya di tempat yang tepat dan dengan akselerasi yang ia miliki akan membawanya melewati pemain belakang manapun di dunia,â ujar rekan Henry semasa di Arsenal, Dennis Bergkamp.
Masih terdengar bias? Tetap bukan salah Anda, karena Bergkamp adalah pasangan terbaik yang pernah dimiliki oleh Henry (Henry sendiri yang mengakuinya kepada FourFourTwo pada tahun 2006) sehingga bisa saja Bergkamp hanya membalas perlakuan tersebut.
Namun, apakah masih terdengar bias jika Henry disebut sebagai penyerang yang katanya "bisa mengalahkan pemain belakang manapun," oleh seorang pemain belakang?
âIa adalah seorang ahli sihir dengan kaki-kakinya,â ujar tembok kokoh di lini pertahanan Juventus, Lilian Thuram.
âIa juga diberkati dengan kemampuan mencetak gol. Kualitas terbaiknya adalah kecepatan saat sedang menguasai bola. Ia mungkin adalah orang tercepat yang dapat mengikat tali sepatu. Di dunia ini tidak ada pemain belakang yang mampu mengimbanginya,â lanjut Thuram.
Sewajarnya Thuram berkata demikian, karena ia adalah rekan satu tim Henry di tim nasional Perancis.
Sudah tiga pujian diberikan, namun tetap saja pengakuan atas kemampuan Henry masih terdengar bias dan subjektif. Karenanya, mari kita mencoba pendekatan yang berbeda: memahami kehebatan Henry lewat perbandingan. Katanya, Henry lebih hebat dari duo maestro Brasil!
âIa dapat melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan oleh Ronaldo [Brasil]. Ketika ia berada dalam kondisi terbaik, tidak ada yang bisa menghentikannya. Ia tidak seperti penyerang kebanyakan. Harus saya katakan bahwa saya tidak pernah melihat seorang pemain sepertinya. Ia adalah seorang atlet yang memiliki kemampuan teknis luar biasa dan hasrat yang sangat besar untuk menjadi yang terbaik,â ujar Alan Smith, salah satu penyerang paling tajam yang pernah dimiliki oleh Arsenal.
Pendapat Smith mungkin berbeda jika Ronaldo pernah bermain untuk Arsenal. Tapi, ah, sudahlah. Bisa saja Smith benar dan tidak melebih-lebihkan, karena Henry sendiri lebih baik dari Ronaldinho. Setidaknya, begitulah opini seorang Zinedine Zidane.
âRonaldinho adalah seorang pemain yang istimewa, namun Thierry Henry mungkin adalah pemain yang secara teknis paling berbakat yang pernah memainkan olahraga yang indah ini,â ujar Zidane. Secara tidak langsung, pemain terbesar sepanjang sejarah Perancis tersebut juga mengatakan bahwa Henry lebih berbakat ketimbang dirinya.
Mengenai perdebatan bias atau tidaknya semua pujian untuk Henry, biarlah tetap demikian. Semuanya akan tetap bias jika Anda memandangnya demikian. Semuanya juga akan terdengar masuk akal dan objektif jika Anda menerimanya sebagai sesuatu yang masuk akal dan objektif.
Namun jika Anda masih menginginkan pujian tulus mengenai Henry, tak ada salahnya menyimak apa yang dikatakan oleh Steven Gerrard. Kapten Liverpool tersebut mengaku memiliki keinginan terpendam untuk bermain di tim yang sama dengan Henry.
Jika pendapat Gerrard saja tidak cukup, Anda boleh melihat apa yang dikatakan oleh Zlatan Ibrahimovi? kepada LâEquipe.
âHenry adalah seorang atlet yang fantastis. Ia membawa perbedaan besar di atas lapangan. Saya cukup beruntung bisa menjadi rekan satu timnya di Barcelona, juga memiliki kesempatan untuk mengenalnya sebagai seorang pria," ujar Ibra.
Jika Ibra â sosok arogan yang sangat mengagumi kehebatan dirinya sendiri dapat melontarkan pujian untuk Henry â pastilah ada sesuatu yang benar-benar istimewa mengenai Henry. Ibra memang pernah satu tim dengan Henry, sehingga bisa saja ia juga bias. Namun tetap saja, sifat arogan Ibra membuat pujiannya untuk Henry terasa lebih tulus ketimbang keinginan Steven Gerrard, kapten Liverpool, untuk melayani sang raja: King Henry.
Catatan: Kecuali kutipan Ibra, semua kutipan dalam tulisan ini diambil dari sumber yang sama: arsenal.com
Komentar