Rasa (Kehilangan) Bundesliga di Final Piala Asia

Cerita

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Rasa (Kehilangan) Bundesliga di Final Piala Asia

Rückrunde Bundesliga musim 2014/15 akan dimulai pada akhir pekan ini. Kesebelasan-kesebelasan Bundesliga dan para pemainnya bersiap menyambut pertandingan pertama dari 17 laga yang akan mengubah nasib mereka. Tidak begitu halnya dengan Mathew Leckie, Robbie Kruse, Mitchell Langerak, Kim Jin-su, Park Joo-ho, Son Heung-min, dan Koo ja-cheol. Laga yang paling dekat dengan mereka bukanlah pertandingan pertama di putaran kedua, melainkan final Piala Asia.

Kemenangan atas Irak dan Uni Emirat Arab, masing-masing dengan skor yang sama; 2-0, membawa Australia dan Korea Selatan ke partai puncak. Korea Selatan akhirnya merasakan final Piala Asia mereka yang pertama sejak 1988. Australia, sementara itu, menatap final kedua mereka sepanjang sejarah keikutsertaan  mereka dalam tiga putaran final Piala Asia.

Aroma Bundesliga, tidak bisa tidak, begitu terasa menjelang laga ini. Mathew Leckie, Robbie Kruse, dan Mitchell Langerak berkarir di Jerman bersama Fußball-Club Ingolstadt 04, Bayer Leverkusen, dan Borussia Dortmund. Di sisi Korea Selatan, ada Kim Jin-su (TSG 1899 Hoffenheim), Park Joo-ho (FSV Mainz 05), Son Heung-min (Bayer Leverkusen), dan Koo Ja-Cheol (FSV Mainz 05). Selain para pemain, Uli Stielike selaku pelatih kepala tim nasional Korea Selatan juga membawa serta rasa Jerman dalam laga ini. Stielike lahir dan tumbuh besar di Jerman.

Karena partai final yang dilangsungkan saat jeda paruh musim Bundesliga telah berakhir, tentunya ada kesebelasan yang kehilangan kekuatan. Tidak begitu halnya dengan Ingolstadt, pimpinan klasemen 2. Bundesliga (divisi kedua Bundesliga). Leckie memang sudah menyumbang empat gol dan enam assist bagi Ingolstadt musim ini, namun ketidakberadaannya di Ingolstadt tidak akan terlalu diratapi. Ingolstadt baru akan melanjutkan perjalanan mereka meraih tiket promosi pada 6 Februari.

Jika Ingolstadt tidak kehilangan kekuatan karena mereka tidak bertanding di hari yang sama dengan final Piala Asia, Hoffenheim tidak kehilangan kekuatan karena pemain mereka yang berlaga di laga tersebut bukanlah pemain andalan. Kim Jin-su baru bermain selama 635 menit musim ini. Selama itu ia hanya berhasil menyumbang satu assist.

Beda cerita dengan Leverkusen dan Dortmund. Kedua kesebelasan akan saling berhadapan di hari yang sama dengan final Piala Asia. Dortmund tidak akan dapat memainkan Langerak, penjaga gawang utama mereka dalam beberapa pertandingan terakhir. Kehilangan Dortmund, bagaimanapun, tidak lebih besar dari Leverkusen. Di final nanti, dua pemain Leverkusen akan saling berhadapan. Kruse membela kesebelasan tuan rumah, sementara Son akan berjuang mati-matian demi gelar Piala Asia pertamanya.

Berbicara mengenai kehilangan, tak ada yang merasakannya lebih besar ketimbang Mainz. Pada 31 Januari, mereka untuk sementara kehilangan Park Joo-ho yang harus membela negaranya di final Piala Asia. Setelah Piala Asia berakhir, Park bisa kembali bermain membela Mainz, namun tidak begitu halnya dengan Koo Ja-cheol. Koo pulang dari Piala Asia membawa cedera. Seolah itu tak cukup bagi Mainz, mereka juga masih harus kehilangan Shinji Okazaki (Jepang) karena alasan yang sama. Padahal, baik Koo maupun Okazaki memiliki status yang sama dengan Park; ketiganya adalah langganan starting line-up Mainz musim ini.

Komentar