âFC Bayern bisa mempersembahkan pendapatan finansial lebih baik dari yang pernah kami dapatkan sebelumnya,â demikian ungkap Direktur Finansial FC Bayern Munich, Jan-Christian Dreesen, dalam rapat tahunan anggota pada Jumat, 28 November 2014.
Memperoleh keuntungan memang bukan hal yang baru bagi Bayern. Tercatat, musim 2013/14 adalah musim ke-22 secara berturut-turut kesebelasan pemegang gelar terbanyak Bundesliga tersebut memperoleh keuntungan dalam neraca keuangannya.
Satu hal yang tidak biasa adalah, Bayern mencatat pendapatan tahunan terbesar mereka sepanjang sejarah, dengan jumlah total 528,7 juta Euro.
Jumlah pendapatan tersebut bisa dianggap luar biasa, karena selain Bayern, hingga saat ini baru dua kesebelasan saja yang mampu mencatat pendapatan tahunan lebih dari 500 juta Euro.
Dua kesebelasan tersebut adalah duo raksasa Spanyol, Real Madrid (di musim 2011/12) dan FC Barcelona (di musim 2013/14).
Bila dihitung hanya keuntungannya saja, Bayern mendapatkan keuntungan 25,9 juta Euro sebelum dipotong pajak, atau 16,5 juta Euro setelah dipotong pajak. Keuntungan itu sendiri dihitung dari jumlah pendapatan dikurangi pengeluaran, seperti misalnya gaji.
Sedangkan dalam laporan tahunan di Deloitteâs Football Money League 2013/14, Bayern tidak mendapatkan keuntungan seperti yang mereka rilis tersebut.
Menurut Deloitte, mereka berada di posisi ke tiga dengan jumlah pendapatan âhanyaâ mencapai 487.5 juta Euro. Mereka berada di bawah Real Madrid yang menduduki posisi pertama dengan pendapatan total 549.5 juta Euro dan Manchester United dengan 518 juta Euro.
Jadi, kenapa ada selisih jumlah yang mecapai 40 juta Euro antara jumlah resmi yang dirilis Bayern dengan jumlah yang dirilis oleh Deloitte?
Ternyata jawabannya adalah pada perhitungan di Deloitte tidak menyertakan pendapatan yang berasal dari transfer pemain. Untuk diketahui saja, keuntungan Bayern dari transfer pemain pada musim 2013/14 bernilai 40,7 juta Euro.
Sumber pendapatan Bayern
Menurut Deloitte, setiap kesebelasan memiliki sumber pemasukan yang sama untuk kemudian dihitung dalam daftar di atas. Sumber pemasukan tersebut berasal dari 3 sektor: komersial, hak siar (broadcast), dan keuntungan dari pertandingan (revenue).
Bagi Bayern, sumber pemasukan terbesar adalah dari sektor komersial dengan jumlah mencapai 292 juta Euro. Selanjutnya adalah dari hak siar sebesar 108 juta Euro, dan yang terakhir adalah pemasukan dari pertandingan sebesar 88 juta Euro.
Nilai 292 juta Euro dari sektor komersial adalah yang terbesar ke dua di antara 20 kesebelasan terkaya versi Deloitte. Peringkat pertama jatuh kepada kesebelasan asal ibu kota Prancis, Paris Saint-Germain. PSG patut berterimakasih kepada Qatar Tourism Authority untuk âprestasiâ tersebut.
Bila dibedah lebih dalam lagi, sektor komersial Bayern masih mencakup beberapa sektor, seperti sponsor, pemasaran, merchandise, pendapatan dari Allianz Arena, serta dari sektor komersial lainnya.
Untuk urusan sponsor, Bayern termasuk yang mendapat kontrak tertinggi di Eropa. Deutsche Telekom, sponsor utama pada seragam mereka, dilaporkan baru saja memperbaharui kontrak yang naik 5 juta Euro hingga bernilai 30 juta Euro per musim. Belum lagi beberapa sponsor lain seperti Lufthansa, Coca-Cola, dan Samsung.
Selain itu 25 persen saham mereka dimiliki oleh 3 perusahaan besar asal Jerman, yaitu Adidas, Audi, dan Allianz, dengan pembagian merata, masing-masing 8,33 persen.
Adidas adalah apparel resmi untuk Bayern dengan nilai kontrak yang dikabarkan mencapai 25 juta Euro per musim. Kemudian Allianz merupakan pemilik hak penamaan stadion Bayern hingga musim 2041, dengan nilai kontrak mencapai 6 juta Euro per musim. Sedangkan Audi juga merupakan rekan bisnis Bayern di bidang otomotif.
Namun, penyumbang terbesar untuk sektor komersial masih dipegang oleh penjualan merchandise mereka. Penjualan pernak-pernik kesebelsasan memiliki total jumlah 105 juta Euro, atau hampir 36 persen dari total komersial dan 22 persen total pendapatan disumbangkan oleh sektor ini.
Tidak mengherankan karena musim lalu Bayern berhasil menjual 1,3 juta seragam mereka. Jumlah seragam yang terjual itu bahkan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah gabungan penjualan seragam 17 kesebelasan Bundesliga lainnya.
Trend pendapatan terus naik dan imbasnya pada tim
Bila dibandingkan dengan pendapatan semusim sebelumnya, pendapatan Bayern di musim 2013/14 mengalami peningkatan sebesar 13 persen. Sejalan dengan pendapatan, keuntungan Bayern pun naik 17,9 persen (keuntungan setelah dipotong pajak).
Kemudian jika ditarik mundur 4 musim sebelumnya, pendapatan dan keuntungan Bayern mengalami tren yang terus naik.
Pendapatan yang memecahkan rekor Bayern tersebut berimbas ke pembayaran cicilan stadion mereka, Allianz Arena. Pembayaran yang direncanakan akan selesai dalam jangka waktu 25 tahun, sudah bisa diselesaikan hanya dalam jangka 9,5 tahun, atau lebih cepat 15,5 tahun.
Akhirnya saat ini Allianz Arena sudah sepenuhnya resmi menjadi milik Bayern.
Memiliki stadion sendiri bukan hanya masalah kebanggaan. Memiliki stadion sendiri memiliki banyak keuntungan, yaitu kesebelasan menghasilkan pendapatan dari stadion tanpa perlu lagi mengeluarkan biaya untuk membayar uang sewa.
Maka wajar pada akhirnya kesebelasan membangun stadion sendiri meskipun biaya yang digunakan pada awalnya berasal dari hasil meminjam.
Satu yang juga  harus digarisbawahi adalah bahwa dana pinjaman tersebut pada umumnya dibayar dengan sistem cicilan dimana kesebelasan harus membayar utang dalam jangka waktu tertentu.
Tentu saja semakin cepat lunas, akan semakin baik, agar tidak membebani pengeluaran kesebelasan.
Arsenal adalah contoh yang tepat untuk menggambarkan pentingnya menyelesaikan cicilan utang untuk pembangunan stadion. Sudah menjadi rahasia umum bahwa 9 tahun puasa gelar Arsenal banyak dikaitkan dengan pindahnya kandang mereka dari Highbury ke Emirates Stadium.
Selama jangka waktu pembayaran cicilan tersebut, Arsene Wenger seperti dipaksa untuk berhemat di bursa transfer. Ketika cicilan Emirates Stadium selesai, Wenger kemudianberturut-turut mendatangkan 2 pemain yang memecahkan rekor transfer kesebelasan.
Mesut Oezil didatangkan dengan nilai 53 juta Euro pada awal musim 2013/14, dan Alexis Sanchez dengan biaya 40 juta Euro pada awal musim ini.
Hasilnya, Arsenal mengakhiri puasa gelarnya dengan menjuarai Piala FA di musim 2013/14 dan menjuarai Community Shield awal musim ini.
Sedangkan untuk Bayern sendiri, setelah menyelesaikan cicilan Allianz Arena, mereka dapat menggunakan pendapatannya untuk sektor lain, seperti peningkatan kualitas tim.
Seperti yang dikatakan oleh CEO Bayern, Karl-Heinz Rummenigge, âKami membiayai stadion hingga sepenuhnya menjadi milik pribadi, kami mengambil biaya 346 juta Euro di tahun 2005 dan perencanaan pembiayaan hingga 2030, atau 25 tahun. Tetapi sekarang kami telah melunasinya setelah 9,5 tahun, dan pendapatan dari Allianz Arena akan segera diinvestasikan untuk peningkatan kualitas tim.â
Bahaya monopoli Bundesliga
Bila di antara kesebelasan lain di Eropa, pendapatan Bayern Cuma menduduki peringkat ke tiga, di Bundesliga mereka tidak tersaingi.
Kesebelasan Jerman yang terdekat dalam daftar tersebut adalah Borussia Dortmund di peringkat 11, menyusul kemudian ada FC Schalke 04 di peringkat 14.
Tetapi jika pendapatan kedua klub tersebut digabungkan, hasilnya tetap belum mampu melewati pendapatan Bayern. Sebagai perbandingan saja, jumlah pendapatan Dortmund musim 2013/14 yang mencapai 262 juta Euro, masih lebih kecil dari jumlah pendapatan Bayern 7 tahun lalu yang mencapai 295 juta Euro.
Sudah sewajarnya dengan jumlah pendapatan yang tinggi, jumlah uang yang dikeluarkan di bursa transfer juga besar.
Dalam 4 musim terakhir, Bayern sudah mengeluarkan total 135 juta Euro untuk membeli pemain-pemain baru. Bandingkan dengan 17 kesebelasan yang berkompetisi di Bundesliga saat ini yang jika ditotal âhanyaâ menggelontorkan 172 juta Euro dalam kurun waktu yang sama.
Imbasnya, Bayern dengan mudah dapat membeli pemain yang mereka inginkan. Dengan kemampuan finansialnya untuk membeli dan menggaji pemain, pemain tentu akan sulit untuk menolak tawaran untuk bergabung dengan Die Rotten.
Seperti kasus Robert Lewandowski yang memutuskan tidak memperpanjang kontrak dengan kesebelasan yang membesarkan namanya yang sekaligus rival Bayern di Bundesliga, yaitu Borussia Dortmund, dan kemudian bergabung ke FC Hollywood.
Memagari pemain dengan klausul buy-out clause agar tidak diambil saat masih terikat kontrak pun menjadi sia-sia saat berhadapan dengan kesebelasan sekaya Bayern.
Javi Martinez ditebus sesuai dengan harga buy-out clause-nya, 40 juta Euro. Kasus yang sama berlaku pada Mario Götze, yang ditebus seharga 37 juta Euro dari Dortmund.
Mengumpulkan pemain-pemain terbaik, terlebih lagi mengambil dari kesebelasan rival, merupakan strategi yang cerdas sekaligus licik.
Melakukan hal tersebut adalah cara meningkatkan kualitas tim sekaligus melemahkan tim lain. Ibarat sambil menyelam, minum air. Ketika hal tersebut terus berulang dilakukan oleh salah satu tim tertentu, maka level kompetisi pun akan menurun.
Melihat tren keuntungan Bayern yang terus naik (kemungkinan besar pendapatan akan semakin meningkat dengan kepemilikan penuh mereka atas Allianz Arena), cara-cara di atas bisa saja terus dilakukan oleh Bayern (dan sepertinya begitu).
Saat hal itu terjadi, tidak perlulah kita menengok siapa yang ada di puncak klasemen Bundesliga.
Kemudian jika kita perhatikan, jumlah uang surplus Bayern setelah selesai melunasi Allianz Arena adalah sekitar 25 juta Euro. Jumlah tersebut adalah nilai yang sama persis dengan harga buy-out clause Marco Reus.
Apakah ini sebuah pertanda? Bisa jadi.
Â
Sumber gambar: Arabnews.com
Sumber data:Â swissramble.blogspot.com
Komentar