Tiba-tiba saja nama bocah berumur 19 tahun mengenakan seragam Aston Villa bernomor 40 meroket karena saat itu ia berada di tengah lapangan Stadion Wembley. Sang bocah bernama Jack Grealish, dan ia bersama kesebelasannya mengalahkan Liverpool di pertandingan semifinal Piala FA 2014/15 dengan skor 2-1, Minggu (19/4).
Memang Grealish tidak ikut menyumbangkan gol pada laga menuju babak final FA yang akan dilangsungkan pada 30 Mei mendatang nanti, namun pemain muda berposisi gelandang serang tersebut memegang andil besar atas dua gol Villa ke gawang Liverpool saat itu. Ketika para pilar The Villans, julukan Villa, tertunduk lesu setelah tertinggal dahulu oleh gol Philippe Coutinho pada menit 30, Grealish nampak tidak peduli. Pemain yang bermain di posisi penyerang sayap kiri saat itu memberikan umpan terobosan kepada Fabian Delph, yang kemudian diubah menjadi assist bagi gol Cristian Benteke pada menit ke-36.
Pada menit ke-54, Grealish mencetak assist. Umpan terobosannya dimanfaatkan menjadi gol oleh Delph. Alhasil dua gol para anak asuh Tim Sherwood itu berhasil mengantarkan Villa melenggang ke final yang akan kembali diselenggarakan di Stadion Wembley 30 Mei mendatang melawan Arsenal. Grealish pun langsung menghampiri keluarganya dengan pelukan dan tangisan di tribun eksekutif setelah peluit panjang pertandingan semifinal FA dibunyikan.
Selain itu atas pencapaiannya membawa kesebelasan yang dibela sejak kecil itu pun Grealish pulang dengan membawa kebahagiaan dan kebanggaan. Ayahnya yang sedang terlelap di sofa terbangun dengan suasana kebanggaan. Itu karena ia langsung melihat jersey Villa lengkap dengan nomor punggung dan nama Grealish bekas pertandingan yang sudah dilakoninya sebelum dibingkai di rumahnya ketika membuka mata. Maka bukan tanpa alasan ketika berkegiatan pada hari Senin jersey tersebut dipakainya seharian dalam seluruh aktivitasnya termasuk mengantar dua adik Grealish yakni Jack Kiera (13) dan Holly (11) ke sekolah.
"Saya pikir saya akan sedikit bersenang-senang di sekitar kota memakai itu (jersey) Grealish. Ini sedikit bau, tapi itu keringat kerasnya. Ini adalah hari yang brilian untuk Villa dan hari yang brilian untuk keluarga," ungkap Kevin, ayah kandung Grealish.
Bukan tanpa alasan Kevin sangat bangga kepada Villa karena Billy Garraty, kakek moyang Grealish, pun merupakan mantan pemain The Villans pada era Liga Inggris 1900-an ketika membawa Villa memenangkan Piala FA 1905.
Kini Garraty memiliki penerus dalam rekam jejak Grealish seorang pemain 19 tahun dengan gaya rambut ke belakang berwajah polos berpenampilan layaknya boyband. "Dia bisa berpakaian yang dia inginkan. Tapi ini bukan fashion show," cetus Sherwood, Manajer Villa seperti yang dikutip Daily Mail.
Akan tetapi diyakni jika ia merupakan aset masa depan Villa juga kesebelasan negara Republik Irlandia juga Inggris. Grealish masih memiliki waktu untuk menentukan negara mana yang akan ia bela. Ia lahir di Birmingham namun sudah memperkuat Irlandia U-17, U-18 dan U-21 karena ayahnya merupakan orang kelahiran Dublin.
Godaan beramain untuk Inggris tidak lepas dari tawaran Gareth Southgate, manajer Tiga Singa U-21, melakukan pembicaraan sekitar Oktober 2014 lalu untuk memperkuat Inggris U-21 walau akhirnya Grealish lebih memilih Irlandia U-21. Tapi tetap saja tidak menutup kemungkinan jika ia lebih memilih Inggris sebagai kesebelasan negara level senior yang akan dibela untuk seterusnya.
Dilematis dalam memperkuat kesebelasan negara pun pernah dialami penyerang Palermo Paulo Dybala diantara memilih memperkuat Italia atau Argentina. Diantara kedua negara itu juga termasuk dalam pemain kategori Oriundo yang ditentang Roberto Mancini Pelatih Inter Milan.
Menanti Hasil Tempaan Sherwood
Grealish memang baru merasakan debutnya bersama Villa ketika masih dimanajeri Paul Lambert pada English Premier League (EPL) pada musim 2014/201. Ketika itu Villa bertandang ke Stadion Britannia menghadapi Stoke City pada 16 Agustus 2014. Pada pertandingan yang dimenangkan Villa 1-0 tersebut Grealish masuk menggantikan Charles N'Zogbia pada menit ke-71 menempati posisi gelandang sayap kanan.
Pada era Lambert saat itulah Grealish sedikit demi sedikit mulai mencicipi menit bermain EPL walau sebagai pemain pengganti sebanyak sembilan kali. Ketika Sherwood yang resmi menggantikan Lambert setelah dipecat pada 11 Ferbuari 2015 lalu, pemain yang pernah dipinjamkan ke Notts County ini mulai mencatatkan namanya di susunan pemain awal.
Di awal kepelatihannya di Villa, Sherwood hanya berani menurunkan Grealish dari bangku cadangan. Pada laga pertamanya sebagai manajer Villa, melawan Leicester City di putaran 16 besar Piala FA, Sherwood menurunkan Grealish di menit ke-83.
Barulah pada 7 April lalu Grealish mendapatkan debut sebagai pemain yang tampil sejak kick-off di era Sherwood ketika ditahan imbang kesebelasan tamu Queens Park Rangers (QPR) di Stadion Villa Park. Lalu ia pun diberikan kesempatan kembali oleh Sherwood ketika menekuk tuan rumah Tottenham dengan skor 1-0 di Stadion White Hart Lane pada 11 April lalu.
Dua penampilan sejak awal laga tersebut pun akhirnya dijawab Grealish dengan penampilan yang cukup gemilang ketika mengalahkan Liverpool pada semifinal Piala FA di Stadion Wembley pada Minggu (19/4) lalu. Nyatanya melalui umpan terobosan krusialnya ia berhasil membawa kesebelasan idolanya melaju hingga final yang akan diselenggarakan di Wembley melawan Arsenal pada 30 Mei mendatang. Penampilannya pun menuai pujian Sherwood yang menurutnya jika Grealish memiliki masa depan yang cerah bersama Villa.
"Semakin besar stagenya maka ia bermain lebih baik, itu tanda-tanda bakat yang bagus," tutur Sherwood seperti yang dikutip Daily Mail.
Bukan tidak mungkin atas penampilannya yang hingga membuat Jordan Henderson, Emre Can dan Martin Skrtel kelimpungan pada semifinal Piala FA semakin membuat Sherwood terus mempercayai Grealish sebagai pilar utama Villa untuk kedepannya, seperti apa yang sudah dilakukan ketika masih menukangi Tottenham pada EPL musim lalu.
Sherwood memang tipikal manajer yang gemar memberikan kesempatan dan mempercayai pemain-pemain muda. Andai saja Sherwood tidak pernah menukangi Tottenham mungkin tidak ada nama-nama Ryan Mason dan Harry Kane dalam skuat kesebelasan negara Inggris.
Komentar