Sindhunata menyebut Schalke adalah klub klasik kaya tradisi. Di distrik Gelsenkirche, apa-apa seakan Schalke, ada anggur Schalke, ada salami Schalke, warna biru dan putih dan logo-logo Schalke terpasang dimana-mana.
Schalke punya romantika kelas pekerja. Mayoritas pendukungnya adalah buruh tambang di daerah Ruhr. Mereka menganggap pada Schalke tertinggal sisa-sisa sosialisme kaum buruh yang mempresentasikan diri mereka.
Ada sosok yang terkenal di Gelsenkirche selain para pemain Schalke. sosok itu adalah Willy Johannes Plenker. Orang menyebutnya Willy si peniup terompet. Ia selalu hadir pada pertandingan Schalke sejak tahun 70-an. Tugas Willy jelas dia akan meniup terompet dan memainkan lagu-lagu perjuangan, begitu lagu selesai kompak seluruh stadion akan berteriak "Serang!!"
Terkadang willy meniupkan lagu cinta dari Uschi dan Henry Valentino. "Im Wagen vor Mir fahrt ein blondes madchen" (di mobil didepanku ada gadis berambut pirang) oleh fans Schalke lirik itu dipelesetkan menjadi "Im stadion cor mir stebt ein BVB-schwein" (di stadion didepanku berdiri babi BVB)
Plesetan lagu itu jelas ditujukan untuk rival sekota mereka yaitu Borrusia Dortmund. Schalke selalu memposisikan lawan kepada Dortmund yang jadi klub kedua terkaya di Jerman. Sindhunata menyebut Schalke dan Dortmund adalah pesaing abadi yang dalam paham "sosialisme" Schalke bagaikan persaingan antara kaum buruh dan kaum kapitalis.
(wam)
Komentar