Stefano Sensi adalah salah satu pemain muda berbakat Italia yang saat ini diminati banyak kesebelasan besar Italia. Ia juga diisukan sempat diminati kesebelasan luar Italia yang salah satunya adalah Chelsea. Namun ketimbang menantikan tawaran dari kesebelasan besar, ia tak ragu untuk memilih Sassuolo sebagai tempat berkarier berikutnya.
Bermain di kesebelasan besar idealnya impian semua pesepakbola. Namun Sensi yang masih berusia 20 tahun dengan bijak memilih Sassuolo. Sensi memedulikan kariernya di masa depan, sehingga ia tak mau gegabah untuk langsung bergabung ke kesebelasan besar yang bisa menghambat perkembangan dan kariernya.
Perlu diketahui, selain Sassuolo, kesebelasan Serie A lain yang meminatinya adalah Palermo dan Genoa. Namun ia mengetahui bahwa Sassuolo lebih bisa diandalkan untuk bisa dijadikannya sebagai batu loncatan ketimbang kesebelasan lain yang juga meminatinya. Banyak alasan yang membuat Sassuolo lebih berprospek meyakinkan ketimbang kesebelasan lain di Italia bagi para pemain Italia.
Sassuolo adalah rumah bagi para pemain Italia. Mereka memiliki ideologi yang berbeda dengan kesebelasan Italia lainnya; mereka tak terlalu mengandalkan âpemain asingâ seperti kesebelasan Italia kebanyakan.
Dalam skuat Sassuolo musim ini, dari 25 pemain, hanya dua pemain yang berasal dari luar Italia (Gregoire Defrel dari Prancis dan Sime Vrsaljko dari Kroasia). Adapun Alfred Duncan yang berkewarganegaraan Ghana, ia memiliki paspor Italia.
Dengan banyaknya pemain Italia, membuat siapapun pemain yang bergabung ke Sassuolo merasa bermain di rumah sendiri. Adaptasi bisa cepat dilakukan. Kesempatan bermain untuk pemain Italia yang di tempat lain mulai tersisih oleh pemain asing, lebih banyak di kesebelasan berjuluk I Neroverdi ini.
Persaingan untuk bermain di skuat utama Sassuolo pun terbilang terbuka di mana banyaknya pemain muda dalam skuat musim ini. Sassuolo memang bukan Empoli yang menjadi skuat termuda. Karena masih banyak juga pemain-pemain senior yang membela kesebelasan yang bermarkas di Stadion Mapei ini.
Tapi selama pemain muda tersebut memiliki kemampuan dan potensi menjanjikan, pelatih Sassuolo, Eusibio Di Francesco, tak ragu memainkannya sejak menit pertama. Selain Domenico Berardi (21 tahun) yang rutin menghuni lini depan Sassuolo, Lorenzo Pellegrini (19 tahun) empat kali dimainkan sejak menit pertama di Serie A. Matteo Politano (22 tahun) sudah bermain sebagai starter di enam laga Serie A. Sementara Alfred Duncan (22 tahun), sudah sembilan kali bermain menghuni daftar starting line up Sassuolo di Serie A. Terakhir, Leonardo Fontanesi (19 tahun) baru dipromosikan dari skuat cadangan Sassuolo untuk bermain dengan skuat utama.
Kesempatan bermain bagi para pemain muda pun akan semakin terbuka pada musim depan. Karena total terdapat 14 pemain yang kontraknya akan habis akhir musim 2015/2016 dan 2016/2017. Dari 14 pemain tersebut, sebanyak tujuh pemain senior (di atas 30 tahun) yang memungkinkan untuk tidak diperpanjang kontraknya.
Dan yang perlu menjadi catatan, Sassuolo dalam beberapa tahun terakhir menjadi batu loncatan yang baik bagi karier para pemain Italia. Simone Zaza yang kini membela Juventus, sempat menjadi andalan Sassuolo di lini depan. Pun begitu dengan Leonardo Pavoletti yang sudah mencetak 14 gol dari 22 penampilannya sejak bergabung Genoa, sempat menghuni lini depan Sassuolo. Jangan lupakan pula Berardi yang masa depannya masih menjadi teka-teki karena ketertarikan kesebelasan-kesebelasan top Eropa.
Selain itu, di luar pemain muda Italia, pemain muda dari negara lain pun memiliki karier yang lebih baik setelah hijrah ke Sassuolo. Selain Antonio Sanabria yang dibeli dari Barcelona B dan kini sudah membela AS Roma, Sime Vrsaljko pun diambang kepindahannya ke tempat yang lebih baik.
Vrsaljko tampaknya tinggal menunggu waktu untuk hengkang dari Sassuolo. Bukan karena bek kanan Kroasia tersebut sudah tak betah, melainkan sejak pindah dari Genoa, namanya selalu menghangatkan isu transfer karena ketertarikan beberapa kesebelasan besar pada pemain berusia 24 tahun tersebut. Namun Sassuolo masih mempertahankannya karena belum menemukan pengganti yang sepadan.
Karenanya tak heran jika akan banyak pemain yang akan memilih Sassuolo untuk memperbaiki karier mereka. Para pemain muda pun tentunya belajar dari pemain-pemain yang pindah ke kesebelasan besar terlalu dini namun pada akhirnya kesempatan bermain sulit mereka dapatkan.
Inilah mengapa bergabung ke Sassuolo menjadi tempat yang tepat untuk menjadi batu loncatan. Selain itu, mereka juga mungkin akan menjadi model bagi kesebelasan lain yang hendak membangun skuatnya dengan pemain muda, khususnya para pemuda Italia.
Komentar