Siulan Kepada Gerard Piqué dan Sentimentil Suporter Real Madrid

Cerita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Siulan Kepada Gerard Piqué dan Sentimentil Suporter Real Madrid

Mungkin ada dua hal yang ingin dilupakan Gerard Piqué, bek tengah FC Barcelona, ketika menonton konser musik U2 bersama Shakira. Pertama yaitu kekalahan 2-1 di kandang Sevilla FC dan bergabungnya bersama Kesebelasan Negara Spanyol jelang menghadapi Luksemburg pada Sabtu (10/10) dini hari nanti.

Boleh jadi kekalahan dari Sevilla bisa dilupakan dengan cepat melalui hiburan konser musik tersebut, tapi berikutnya ada tantangan lebih besar lagi yang mungkin berat dialaminya yaitu Stadion Nuevo Municipal Las Gaunas di Logroño, Spanyol.

Pasalnya pada pertandingan lanjutan Grup C kualifikasi Euro 2016 nanti akan kembali akan menjadi tantangan bagi Piqué. Bertanding di hadapan publik Spanyol bukan berarti menjadi sebuah semangat untuknya. Pasalnya seperti yang diketahui jika pemain kelahiran Barcelona itu sedang tidak memiliki hubungan harmonis dengan suporter Spanyol.

Aroma ketegangan semakin terasa ketika para pendukung Spanyol mencemooh dan menyiuli Piqué ketika sesi latihan La Furia Roja, julukan Spanyol, sebelum bertanding melawan Kosta Rika pada laga persahabatan tersebut, Bahkan hinaan belum selesai menerpanya walau ia mulai memasuki lapangan menggantikan Sergio Ramos pada menit ke-58 ketika laga persahabatan itu sedang bergulir, Jumat (12/6).

Piqué sudah mendapat suara siulan sejak diinstruksikan Vicente del Bosque, Pelatih Spanyol, untuk melakukan pemanasan. Siulan dan cemoohan mulai menjadi-jadi ketika berada di tepi lapangan untuk menggantikan Ramos. Begitu juga setiap Piqué sedang menguasai si kulit bundar, suara siulan dari suporter di Stadion Municipal Reino de Leon semakin nyaring terdengar.

Tapi usai pertandingan yang dimenangkan Spanyol 2-1 itu masih ditanggapi santai oleh Pique walau menyelesaikan laga dengan cemoohan. Pikirnya atmosfer tidak menyenangkan dari tribun itu sudah biasa dirasakan sebagai pesepakbola profesional. Sialnya ketika Spanyol kembali tampil di publik sendiri melawan Slovakia di Stadion Nuevo Carlos Tartiere, Oviedo Spanyol, pada Minggu (6/9) lalu, siulan kembali ditujukan kepada Pique. Padahal bek kelahiran 2 Februari 1987 itu tampil gemilang dengan kemenangan dua gol tanpa kebobolan untuk La Furia Roja.

Cemoohan kepada Pique membuat heran beberapa pihak termasuk Del Bosque sang pelatih dan pemain-pemain lainnya. Dugaan semulai hinaan kepada pemain asli jebolan akademi Barcelona itu karena sikapnya yang sempat mengutarakan dukungannya tentang referendum kemerdekaan bangsa Catalonia. Tapi rupanya bukan tentang itu. Berbagai media Spanyol mengungkapkan jika penghinaan kepada Piqué disebabkan karena pidatonya ketika memenangkan tiga gelar bersama kesebelasannya musim 2014/2015.

Ketika Barca merayakan tiga juara dari La Liga Spanyol, Copa del Rey dan Liga Champions 2014/2015 saat itu mantan pemain Manchester United ini menyindir Cristiano Ronaldo. Piqué menyebutkan jika pesta ulang tahun Ronaldo yang cenderung berfoya-foya dengan Kevin Rodlan, penyanyi, saat kesebelasannya sedang genting dinilainya sebagai penyebab keterpurukan Madrid musim lalu.

Bahkan sebelum final Piala Copa del Rey Barca melawan Atletico Bilbao sudah diperpanas oleh Piqué yang ikut bersorak ketika para suporter kedua klub mencemooh lagu kebangsaan Spanyol yang sedang diputar. Ditambah lagi karena ia pernah mengungkapkan ke media jika hal yang paling diinginkannya dalam sepakbola adalah melihat keterpurukan Madrid.

Alhasil tanggapannya itu membuat sentimentil para pendukung Madrid yang juga turut menonton setiap pertandingan kandang Spanyol. Rupanya kenyataan itu juga yang menjadi dugaan Xavi Hernandez, mantan pemain Barcelona, atas hinaan kepada mantan rekannya tersebut.

"waktunya para fans untuk bersiul telah lewat dan ayo tunjukan dukungan yang lebih. Dia (Piqué) mewakili Spanyol, dia ingin bermain dan fans Real Madrid menyiuli dia karena apa yang dia katakan di Camp Nou (tentang Kevin Rodlan), hanya itu saja. Piqué pemain yang luar biasa dan membuat perbedaan antara Barcelona dan Spanyol. Dia salah satu bek tengah terbaik di dunia. Para fans seharusnya memperlihatkan lebih rasa hormatnya," ujar Xavi.

Baca juga : Mempersoalkan Anggapan Banyak Orang tentang El Clasico

Tidak hanya legenda hidup Barca itu saja yang membela Piqué, namun rekanan lain di La Furia Roja seperti Francesc Fabregas, Marc Bartra, Nolito dan lainnya sampai Del Bosque sudah muak terhadap atmosfer panasnya dengan tribun suporter. Apalagi pada akhir pekan ini Spanyol akan kembali bertanding di kandang sendiri meladeni Luksemburg sehingga ketakutan akan teror kepada Piqué bisa berlanjut.

Kendati demikian pemain bernomor punggung tiga ini tetap percaya diri jika para suporter Spanyol akan tetap memberi dukungan kepadanya, "Sampai pada akhirnya semua orang meletakannya di suatu tempat dan waktu akan memperbaiki segalanya. Saya punya semua kepercayaan diri di dalam dunia ini," ujarnya ketika diwawancarai jelang memperkuat Spanyol menghadapi Luksemburg.

Sejauh ini memang mantan pemain Manchester United tersebut mendapat cemoohan karena sindirannya kepada Ronaldo. Tapi jelang melawan Luksemburg pada Sabtu dini hari nanti adalah semakin hebatnya cemoohan terkait dengan percepatan pemilihan umum penentuan kemerdekaan Catalonia.

Mengingat isu tersebut semoga saja sentimentil para suporter Madrid dalam tribun dukungan Spanyol hanya sebatas Ronaldo dan Kevin Rodlan saja, tidak menjelma menjadi hinaan-hinaan berbau rasisme teritorial kepada Piqué yang asli lahir di Barcelona.

Usai melawan Luksemburg nanti, Catalonia silahkan memerdekakan diri. Sementara bagi Piqué juga silahkan memerdekakan diri dengan menikmati band-band papan atas bersama Shakira. Seolah cemoohan-ceomoohan nanti tidak akan dipedulikannya.

Sumber : Bleacher Reports, Football-Espana, Marca, The Hard Tackle, Sport English, Soccer Way,

Komentar