Super Depor yang Berbahagia dan Kisah-kisah Lainnya di Pekan Terakhir La Liga

Cerita

by Redaksi 38

Redaksi 38

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Super Depor yang Berbahagia dan Kisah-kisah Lainnya di Pekan Terakhir La Liga

Camp Nou kemarin malam bersolek, puluhan ribu lipatan kertas biru – marun dan merah – kuning disebar ke seluruh penjuru bangku stadion yang diprediksi akan dipenuhi oleh para hadirin. Tak lupa pula banner besar disiapkan untuk menghormati sang legenda hidup mereka, Xavi Hernandez yang akan menyudahi karirnya di Barcelona dan akan bermain di Qatar. Semuanya jelas, malam itu ditujukan untuk menyambut sang juara liga dan melepas sang legenda. Lagi pula, siapa yang peduli tentang status tim lawan yang sedang berjuang melawan degradasi? Pokoknya, tuan rumah ingin bersuka-cita saja.

Sebagai kesebelasan yang dijuluki Super Depor, skuat Deportivo La Coruna tak peduli dengan megahnya mosaik dan terisi penuhnya para pendukung Barcelona di Camp Nou. Mereka mencoba melawan, mereka mencoba mempertahankan harga dirinya dengan sehormat-hormatnya. Sekali lagi, mereka mencoba membuktikan ke-superan-nya seperti apa yang tertaut pada julukan mereka.

Sebetulnya, Deportivo sudah harap-harap cemas dengan gol Lionel Messi di awal laga. Harapan mereka bertahan di kompetisi teratas liga Spanyol pun terancam hilang, apalagi ketika babak kedua sudah memasuki pertengahan, lagi-lagi Lionel Messi menambah keunggulan Barcelona yang sebetulnya sudah tak berarti apa-apa buat Blaugrana itu sendiri.

Mengejar dan membalas ketertinggalan dua gol bukanlah pekerjaan mudah. Beberapa tim besar nan flamboyan yang melawat ke Camp Nou pun, kerap kali pulang dengan tangan hampa. Namun Deportivo yang seakan-akan kerasukan, akhirnya mulai bermain ngotot demi menjauhi degradasi.

Pertahanan Barcelona yang digalang oleh Vermaelen -yang baru melakukan debut resminya- akhirnya harus kalang kabut setelah ia ditarik keluar. Entah kebetulan atau tidak, kehilangan Vermaelen dilapangan dieksploitasi oleh Super Depor empat menit kemudian lewat Perez dan ditutup dengan aksi Salomao dan skor menjadi imbang 2-2 sampai peluit akhir dibunyikan.

***

Sebelum pertandingan pekan ke 38, kesebelasan Deportivo La Coruna, Granada, Almeria dan Eibar sejatinya memiliki peluang yang sama untuk menjauhi degradasi. Secara jadwal dan lawan main, Eibar sangat difavoritkan untuk lolos degradasi. Mengingat Deportivo yang harus bersua Barcelona, Granada yang menghadapi Atletico Madrid dan Almeria yang menjamu Valencia. Eibar sendiri hanya melawan Cordoba yang sudah terlebih dahulu turun kompetisi ke Segunda.

Peta persaingan papan klasemen sebelum pekan terakhir digelar
Peta persaingan papan klasemen sebelum pekan terakhir digelar

Kejaiban sepakbola terjadi. Adrenalin untuk menghindari jeratan degradasi mulai terasa sejak awal peluit dibunyikan. Prediksi di atas kertas tak lagi menjadi jaminan ketika tim semenjana harus menyerah dari tim yang sering berkuasa.

Malam itu Deportivo dan Granada bangkit, mereka menahan imbang sang juara musim ini dan musim lalu dengan cara yang terbilang spartan. Almeria pun bukannya tanpa perlawanan, mereka yang awalnya sukses membenamkan Valencia di awal laga, akhirnya harus tersisih dengan skor 2-3 karena kegigihan Valencia untuk mempertahankan satu tempat di liga Champions musim depan.

Namun ternyata, persaingan sengit bukan hanya terjadi di papan bawah saja. Perebutan satu tempat di zona kualifikasi liga Champions pun mendadak sengit karena selisih satu poin yang membedakan Valencia dan Sevilla.

Sevilla yang sempat member terror dengan keunggulan cepat ketika bersua Malaga membuat kesebelasan Valencia – yang saat itu tertinggal – harus menancap gas demi tiga poin tersisa. Singkat cerita, Valencia mendapatkan tripoin idamannya dan Sevilla yang juga meraih kemenagan harus rela berjuang untuk liga Champions dengan cara terhormat yang lainnya, yaitu menjuarai final liga Europa.

***

Akhirnya, Camp Nou menjadi rumah bagi orang-orang yang berbahagia di akhir musim ini. Kecemasan para pendukung Super Depor seketika sirna ketika peluit panjang dibunyikan. Bahkan mereka juga ikut larut dengan pendukung Barcelona yang bernyanyi “Campione, Ole Ole Ole” untuk kesebelasannya yang akan mengangkat trofi liga. Tuan rumah senang, tim tamu senang. Tak ada yang tersakiti dalam perayaan kali ini.

Jauh dari Katalunya yang asyik berpesta, seisi Estadio Ipurua sudah mesti tertenduk lesu dan mungkin sembari mengutuk bek Barcelona yang tak mampu menahan terjadinya gol kedua Deportivo ke gawang Jordi Masip.

Jika tahun 2014 lalu mereka mendapatkan “hadiah” confetti (potongan kertas kecil-kecil) -yang tidak terpakai karena Barcelona gagal juara liga- yang mereka beli dengan setengah harga dari Camp Nou untuk melengkapi selebrasi promosi SD Eibar ke Primera, maka kini mereka harus menerima “hadiah” lain yang lumayan pedih dari Camp Nou, yaitu membiarkan pendukung dan kesebelasan Deportivo La Coruna berpesta menghindari jeratan divisi Segunda yang secara tak langsung menjerumuskan Eibar menuju kasta kedua persepakbolaan Spanyol untuk musim depan.

Komentar