Ada dendam yang begitu mendalam di hati suporter Fiorentina terhadap Juventus. Masih lekat dalam ingatan mereka bagaimana gelar juara Liga Italia pada 1982, lepas dari genggaman mereka. Fans Fiorentina menganggap Juventus mencuri gelar tersebut.
Momen tersebutlah yang memantik kebencian tifosi La Viola terhadap Juventus. Sejak saat itu pula, jersey Juventus di Florence diharamkan. Di kota itu juga lazim beredar stiker bertuliskan "Anti Gobbizata".
Secara harfiah, Gobbizata berarti si punggung bungkuk. Lalu, Apa yang salah dengan itu? Bukankah Victor Hugo juga menggambarkan gobbi sebagai sosok protagonis dalam novelnya, "The Hunchback Of Notre-Dame"?
Di Italia, Gobbi dianggap sebagai simbol keberuntungan. Dan oleh penduduk Florence, Juventus selalu diingat sebagai tim yang penuh âkeberuntunganâ.
Dalam novel The Hunchbacks Of Notre Dame, Gobbi digambarkan sebagai sesosok yang buruk rupa, bungkuk, dan dibenci orang. Kendati demikian, keberuntungan tak henti menghinggapi dirinya, termasuk saat ia mendapatkan seorang putri Gipsi yang cantik. Hal itulah yang kemudian diasosiasikan oleh fans Fiorentina untuk memandang keberuntungan yang selalu diterima Juventus.
Dendam tersebut semakin memuncak, ketika Roberto Baggio merapat ke Turin dan bergabung dengan Juventus. Padahal Baggio adalah sang pahlawan yang membawa Fiorentina ke final Piala UEFA. Kehilangan Baggio membuat fans meradang. Akses menuju pusat kota diblokir. Jalur kereta menuju Turin pun ditutup. Bendera-bendera Juventus dibakar. Buruh-buruh di Florence melakukan pemogokan massal. Semua itu lagi-lagi karena Juventus.
Kebencian Florence untuk Juventus tak pernah sirna. Ketika tragedi Heysel terjadi pada Mei 1985, tifosi Fiorentina tidak pernah berduka. Mereka malah mengolok-olok Juventus karena kehilangan 39 fansnya, setelah terlibat bentrok dengan  fans Liverpool dalam final Piala Champions 1985.
Saat pertandingan Fiorentina menghadapi Juventus, yel-yel hinaan selalu berkumandang. Yel-yel tersebut berbunyi âWe love Liverpool, we doâ yang menyinggung tragedi Heysel. Bahkan jamak ditemui fans Fiorentina yang memakai jersey dengan angka "-39" atau nama "Gobbi" di punggungnya.
Padahal, jika ditilik lebih dalam, sebenarnya sudah tidak ada dendam antara Juventus dan Liverpool yang notabene merupakan dua pihak yang terlibat dalam kejadian tersebut. Apa yang dilakukan suporter Fiorentina bukanlah hal yang pantas bagi suporter sepakbola. Bagaimanapun juga,  yang mereka jadikan bahan olok-olokan adalah nyawa manusia.
Apa yang dilakukan fans Italia ini sungguh sulit dimengerti. Sebenci-bencinya suporter Manchester United terhadap Liverpool, mereka tidak akan secara vulgar mengejek tragedi Heysel dan Hillsborough yang melibatkan Liverpool.
Sampai kapan hal ini akan terus berlanjut? Apakah mereka harus mengetahui bagaimana rasanya menjadi korban?
Sumber gambar: nanopress.it
[fva]
Komentar