Wajar Jika Kiper Melakukan Kesalahan

Cerita

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Wajar Jika Kiper Melakukan Kesalahan

Laga seru terjadi pada akhir pekan lalu, tepatnya pada malam Sabtu, 18 April 2015. Pada babak semifinal Piala FA, kesebelasan Liga Primer Inggris, Arsenal, bertanding menghadapi Reading dari divisi Championship. Meski berbeda kasta, seperti yang sudah kami perkirakan bahwa laga tersebut tak akan mudah bagi Arsenal.

Arsenal unggul lebih dulu lewat tendangan kaki kanan Alexis Sanchez pada menit ke-39. Namun ketika babak kedua baru berjalan sembilan menit, Reading berhasil menyamakan kedudukan lewat gol yang dicetak Garath McCleary. Skor imbang hingga menit ke-90 pun membuat wasit Martin Atkinson melanjutkan pertandingan ke babak tambahan.

Pertahanan Reading sebenarnya cukup dibombardir oleh lini serang Arsenal. Selama 90 menit, Arsenal melepaskan 17 tembakan ke gawang skuat asuhan Steve Clarke. Namun kiper Reading, Adam Federici, tampil cukup gemilang dengan melakukan sembilan saves yang membuat Arsenal hanya mampu mencetak satu gol saja.

Namun petaka hadir jelang istirahat babak pertama perpanjangan waktu. Pada menit ke-105, sial bagi Federici, tendangan Sanchez yang seharusnya bisa ia bendung justru meluncur ke kolong kakinya dan membuat Arsenal mencetak gol keduanya. Gol itulah yang membuat Reading gagal melangkah ke babak final.

Meski kalah, para pendukung Reading dan juga rekan-rekan setimnya memaklumi kesalahan yang dilakukan kiper asal Australia tersebut. Bagaimanapun, keberhasilan Reading menahan gempuran Arsenal berkat kontribusi besar Federici di bawah mistar gawang. Tapi tetap saja, Federici merasa bersalah atas gol tersebut, ia pun terlihat menitikkan air mata saat meninggalkan lapangan. Seperti yang ia ungkapkan lewat akun Twitter-nya.

">April 20, 2015

Manajer Reading, Steve Clarke, tak menyalahkan Federici atas tersingkirnya Reading dari Piala FA. Menurutnya, Federici tetaplah kiper terbaik yang dimiliki Reading saat ini.

“Selalu ada peluang baginya untuk menjadi pemain terbaik Reading musim ini. Performanya di Championship begitu krusial bagi kami. Kami kalah bukan karena Adam [Federici],” ujar Clarke mengutip dari The Guardian. “Ini adalah jalan hidup seorang kiper dan Adam adalah kiper luar biasa.”

Jika diperhatikan, cukup menarik apa yang dikatakan Clarke pada bagian “Ini adalah jalan hidup seorang kiper”. Pernyataan tersebut seolah mewajarkan bagi seorang kiper untuk melakukan kesalahan dan menyebabkan hasil akhir yang tak diinginkan.

Jika memang itu yang dimaksud Clarke, tak sepenuhnya salah memang. Kita seringkali melihat kiper-kiper, bahkan dari Liga Inggris, yang melakukan kesalahan yang sepertinya tak perlu dilakukan pada laga-laga penting. Karenanya ia memaklumi Federici melakukan kesalahan.

Sebelum Thibaut Courtois 'disadarkan' Charlie Adam, pada babak kualifikasi Piala Eropa 2008, Scott Carsson bersama Inggris, pernah melakukan kesalahan yang membuat Kroasia mencuri gol pembuka, pada akhirnya Inggris kalah. Kesalahan yang tak jauh berbeda dilakukan Robert Green saat gagal menahan tembakan lemah Clint Dempsey pada Piala Dunia 2010. Selain keduanya masih banyak lagi kiper-kiper yang sering atau pernah melakukan blunder seperti Paul Robinson, Asmir Begovic, dan masih banyak lagi.

Namun tak semua pelatih bisa menerima kesalahan seorang kiper layaknya Clarke. Fabio Capello misalnya, ketika Green melakukan kesalahan di atas, ia langsung tak memasangnya lagi pada pertandingan berikutnya. Tempatnya diambil alih oleh David James yang juga identik dengan blunder.

Kiper memang sering menjadi sorotan dan rentan melakukan kesalahan. Maka sebenarnya, orang-orang yang bersedia menjadi kiper adalah orang-orang yang hebat. Karena menjadi kiper butuh keberanian dan tanggung jawab yang besar. Bahkan ketika kita bermain futsal, kita seringkali dihadapkan pada situasi di mana tak ada seorang pun yang mau menjadi kiper, bukan? Karena kita tahu, menjadi kiper tak sebercanda itu. Jadi wajar jika kiper melakukan kesalahan.

Baca juga:

Kiper itu Dilahirkan, bukan Diciptakan

Kiper-Kiper yang Sukses Menjadi Pelatih


foto: theguardian.com

Komentar