Menghitung Hari-hari Terakhir Wenger

Editorial

by Dex Glenniza 100243

Dex Glenniza

Your personal football analyst. Contributor at Pandit Football Indonesia, head of content at Box2Box Football, podcaster at Footballieur, writer at Tirto.ID, MSc sport science, BSc architecture, licensed football coach... Who cares anyway! @dexglenniza

Menghitung Hari-hari Terakhir Wenger

lanjutan dari halaman sebelumnya

Jadi, sekarang mungkin giliran Arsenal untuk memiliki mental "galak" seperti Chelsea, Man City, dan PSG. Ketika mereka sudah berhasil mencapai kestabilan, wajar saja jika pemilik kesebelasan ingin Arsenal yang sudah stabil tersebut menjadi Arsenal yang benar-benar sukses (di atas lapangan).

Kebanyakan suporter menginginkan gaya sepakbola yang menghibur dan pemain-pemain di kesebelasan yang didukungnya mengangkat trofi. Mereka tidak benar-benar peduli dengan dari mana uang datang dan pergi di kesebelasan mereka, apalagi fans layar kaca seperti kita di Indonesia.

Namun pencapaian Arsenal and Wenger memang patut dipuji. Kita juga bisa memuji fleksibilitas Wenger akhir-akhir ini ketika ia bisa menerapkan skema tiga bek yang baru kalah satu kali melawan Spurs. Akan tetapi, apa itu semua sudah cukup?

Di saat ada nama-nama seperti Massimiliano Allegri dan Diego Simeone yang dihubung-hubungkan dengan Arsenal, dan di saat kontrak Wenger akan habis juga, maka kita sudah benar-benar di ujung tanduk penentuan nasib Wenger: berhenti atau lanjut.

Satu-satunya cara bagi Wenger untuk mendapatkan dukungan penuh dari seluruh suporter Arsenal (termasuk mereka yang menyuarakan “Wenger Out”) adalah dengan memutuskan sendiri kapan ia akan berhenti menjadi manajer Arsenal. Daripada menunggu setelah final Piala FA, ada baiknya jika ia bicara baik-baik dengan manajemen kesebelasan sekarang.

Jika ia sudah tidak dipercaya, maka umumkan saja sekarang kalau final Piala FA adalah pertandingan terakhirnya menjadi manajer Arsenal. Jika memang ia masih dipercaya (apapun hasil final Piala FA nanti), maka tandatangani kontrak berdurasi pendek, mungkin satu sampai dua tahun saja, jangan lebih dari itu; kemudian umumkan jika satu atau dua tahun itulah saat-saat terakhirnya menjadi manajer Arsenal.

Dengan begitu, ia pasti akan mendapatkan dukungan penuh dari seluruh suporter The Gunners di sisa masa jabatannya. (Baca selengkapnya: Sebuah Win-Win Solution bagi Arsène Wenger)

Lagipula manajemen Arsenal harus berpikir matang-matang jika mereka benar-benar ingin mengganti Wenger dengan alasan ingin memacu Arsenal untuk berlari kencang setelah tahun-tahun kestabilan keuangan dan kestabilan empat besar.

Siapapun manajer yang akan menggantikan Wenger, kapanpun itu, mereka harus berterima kasih kepada Wenger karena sudah mengantarkan kesebelasan ini melalui masa yang penuh tantangan dan membawanya ke era baru kebebasan finansial. Sebuah tetek bengek yang tidak dipedulikan oleh suporter, karena kadang mereka hanya peduli pada trofi.

Namun seperti yang kita ketahui sekarang, para kesebelasan papan atas sedang berlari kencang. Mereka mendatangkan manajer dan pemain-pemain yang tak bisa diremehkan. Josep Guardiola saja peringkat tiga...

Arsenal punya pilihan untuk tetap mempertahankan Wenger yang berdasarkan analisis di atas sebenarnya tak buruk-buruk amat. Cukup oke bahkan. Akan tetapi, tentunya selalu ada opsi untuk mengganti Wenger dengan manajer yang baru, apalagi jika memang ada yang lebih baik. Jadi, apakah ada yang lebih baik dari Wenger?

Komentar