Semua barang impor hampir selalu memberikan cita rasa yang berbeda dengan barang dalam negeri.
Manchester City telah resmi menjadi kampiun Premier League musim ini. Dalam tiga tahun terakhir, The Citizen telah berhasil meraih dua trofi liga teratas di Inggris ini. Namun, cita rasa Inggris dari skuat City patut dipertanyakan.
Greg Dyke, ketua Football Association (FA), khawatir akan sedikitnya pemain Inggris yang bermain regular untuk City terutama musim ini. Terlebih lagi, klub asuhan Manuel Pellegrini ini akan menjadi sorotan dunia sebagai representasi klub Premier League setelah menjadi juara.
Ungkapan Dyke tersebut bukan tanpa dasar. Skuat City musim ini dihuni oleh 18 pemain non-Inggris dari 24 total pemain skuat utama (75%). Angka tersebut melebihi rata-rata dari persentase pemain asing di klub Premier League yaitu sekitar 68%. Spanyol menjadi negara penyumbang pemain terbanyak (4 pemain) untuk klub bermarkas di City of Manchester Stadium ini.
Sekadar perbandingan, Manchester United menjuarai musim sebelumnya dengan persentase pemain asing sekitar 58%. Dua tahun sebelumnya, The Citizen sukses finis teratas di Premier League dengan persentase pemain non-Inggris sebesar 71%. Kenaikan tujuh persen persentase tersebut dari dua tahun lalu mungkin menjadi sebab City bisa bermain apik musim ini.
Singkatnya, skuat Manchester City musim ini adalah juara Premier League dengan persentase pemain asing tertinggi setidaknya selama 2 tahun ke belakang. Keberadaan pemain asing sepertinya begitu krusial dalam pembentukan skuat The Citizen, begitu pun dengan kepemilikan klub pemenang Piala Liga musim ini.
Mungkinkah City bertahan tanpa dominasi skuat pemain asing?
(rd)
Komentar