Pemain Bertahan
Mengemas 29 poin dalam empat pertandingan terakhir tentu merupakan pencapaian yang istimewa. 2 asis dan 3 clean sheet yang diraih Kyle Walker (Tottenham, 6.2) menjadi alasannya. Meski lini belakang Tottenham harus kehilangan Jan Vertonghen dan kondisi Hugo Lloris masih meragukan, Walker dan Tottenham memiliki peluang baik menghadapi Middlesbrough yang hanya berhasil mencetak 2 gol dalam empat pertandingan terakhir. Catatan Middlesbrough dalam waktu tersebut terlihat semakin buruk jika kita melihat jumlah tembakan tepatnya, yaitu hanya 7 kali, dan ini adalah angka terendah di liga. Ketidakproduktifan mereka membuat Leicester dan Watford – yang selama ini dilanda isu pertahanan, dapat meraih clean sheet, masing-masing pada GW20 dan GW21.
Lagi-lagi, Seamus Coleman (Everton, 5.7) melanjutkan kontribusi gol/asis-nya pada GW23 dan ini menjadi kontribusi ketiganya secara beruntun dalam tiga pertandingan terakhir. Pemain yang kadang dijuluki Goalman ini hampir saja mengklaim sebuah gol, tetapi akhirnya situs FPL merevisi pengalokasian poin tersebut menjadi gol bunuh diri Ryan Shawcross. Kami pun tidak bosan mengemukakan bahwa Coleman bermain jauh lebih ke depan dalam skema tiga bek Everton. Walau ada kemungkinan Ronald Koeman sewaktu-waktu mengembalikan formasi menjadi empat bek kembali, Coleman masih menjadi pilihan yang ideal untuk mengharapkan poin gol/asis. Tercatat, 15 sentuhan di kotak penalti yang dibuatnya mengungguli bek manapun dalam empat pertandingan terakhir.
Bek ketiga dihuni oleh Chris Brunt (West Brom, 5.1) yang terlihat sangat gencar melakukan tembakan pada GW22 – 3 tembakan, angka terbanyak di pertandingan tersebut, meski tidak berujung gol/asis. Besar kemungkinan Brunt akan bisa memuaskan rasa penasarannya untuk berkontribusi saat menghadapi Stoke pekan ini, ditambah dengan peluang yang bisa diciptakan dari bola mati olehnya. West Brom pun cenderung bermain lebih stabil pada pertandingan kandang untuk menambah peluangnya meraih clean sheet.
Gelandang
Beralih ke gelandang, pada pekan ini, tidak ada pemain berharga di atas 10.0 yang menarik perhatian kami, termasuk Alexis Sanchez yang akan bermain menghadapi pertahanan solid Chelsea. Kevin De Bruyne juga menjadi opsi menarik, namun kami lebih tertarik pada Raheem Sterling (Man City, 7.7) yang lebih mengungguli statistik penyerangan Man City dalam empat pertandingan terakhir, terutama angka sentuhan di kotak penaltinya (27 kali). Pada periode tersebut, Sterling sudah mengemas 4 asis dan tampak belum beruntung karena tidak mencetak gol. Sudah dalam beberapa pertandingan terakhir, posisi bermainnya lebih berada di depan ketimbang pemain Man City lain dan, diharapkan, Sterling dapat mengobrak-abrik gawang Swansea yang sudah kebobolan 8 kali dalam empat pertandingan terakhir.
Jadwal relatif ringan yang dihadapi Tottenham di kandang sendiri membuat kami merasa ada yang kurang jika tidak memilih gelandang mereka. Christian Eriksen (Tottenham, 8.8) menjadi nama yang lebih kami pilih ketimbang Dele Alli dan Son-Heung Min. Statistik empat pertandingan terakhir menunjukkan bahwa proporsi jumlah tembakan dan penciptaan peluang yang dibuat Eriksen lebih merata untuk kemungkinan terjadinya gol/asis. Tendangan bola mati bisa lebih membantunya dalam hal ini, Middlesbrough cenderung bermain alot, membuat situasi bola mati menjadi alternatif untuk membongkar pertahanan mereka.
Beralih ke jadwal lain, Liverpool yang berusaha meraih kemenangan pertamanya di tahun 2017 bisa mengandalkan Roberto Firmino (Liverpool, 8.4) untuk menunjukkan kualitasnya memainkan peran false nine. Statistik penyerangan Firmino dalam empat pertandingan terakhir mengungguli pemain Liverpool lainnya, dan terhitung impresif, 27 sentuhan di kotak penalti, 15 tembakan, dan 8 di antaranya tepat sasaran. Kembalinya Sadio Mane dari Piala Afrika membuat Jurgen Klopp kini dapat menyusun susunan pemain terbaiknya dan diharapkan Liverpool dapat kembali menuju trek yang benar.
Sedangkan pilihan berikutnya terbilang nekat, tetapi alasan kami memilih Gylfi Sigurdsson (Swansea, 7.3) yang akan bermain melawan Man City, adalah karena kebangkitan Swansea dan dirinya kembali. Sebagai pemain yang menjadi tumpuan utama Swansea, statistiknya tembakannya dalam empat pertandingan terakhir menempatkan dirinya berada di posisi keempat di antara gelandang lain di liga. Liverpool saja dapat ditembusnya, maka kami melihat pertandingan melawan Man City – yang juga masih angin-anginan di lini pertahanan menjadi jadwal yang bisa dimanfaatkannya.
Komentar