Mengenal Mereka yang Benar-benar Mengatur Sepakbola Dunia

Klasik

by Ammar Mildandaru Pratama

Ammar Mildandaru Pratama

mildandaru@panditfootball.com

Mengenal Mereka yang Benar-benar Mengatur Sepakbola Dunia

Pernah mendengar ucapan bahwa sepakbola itu berasal dari Inggris? Jika merujuk pada sepakbola yang kita mainkan sekarang, pernyataan ini memang benar. Meski beberapa temuan sejarah sudah menemukan aksi menendang benda sebagai sebuah permainan di belahan dunia lain sebelumnya.

Hal ini karena aturan baku tentang sepakbola atau yang kita kenal sebagai laws of the game memang diawali dari dataran Inggris. Pada periode tahun 1800an beberapa sekolah di Inggris bertemu dan sepakat membuat aturan baku sepakbola. Alasannya agar tidak terjadi kekerasan yang berujung pada dilarangnya sepakbola untuk dimainkan kala itu.

Sepakbola kemudian semakin berkembang dan populer, bahkan hingga masuk ke kurikulum sekolah. Asosiasi sepakbola Inggris (FA) lalu mengundang asosiasi lain di kawasan Britania untuk membicarakan aturan sepakbola secara lebih luas. Menurut catatan di website FIFA, 5 Juni 1886 menjadi tanggal  pertemuan tersebut. Inggris, Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara bersepakat untuk membuat IFAB (International Football Association Board) atau Dewan Asosiasi Sepakbola Internasional.

Jika merujuk pada tanggal berdiri, IFAB ini justru lebih dulu ada dibandingkan FIFA yang baru terbentuk pada 21 Mei 1904. Maka tak heran jika sampai sekarang IFAB masih menjadi badan yang bertanggung jawab terhadap aturan sepakbola yang dianut oleh FIFA. Hanya saja pada perkembanganya FIFA kemudian memiliki perwakilan sebanyak empat orang di IFAB.

Anggota awal IFAB dan tambahan empat orang dari FIFA itulah yang setiap tahun bertugas melakukan kajian, perubahan, hingga pengawasan terhadap aturan sepakbola. Para federasi anggota FIFA lain sebenarnya tetap berhak mengusulkan perubahan aturan namun keputusan tetap berada di tangan IFAB. Jadi IFAB yang sebenar-benarnya mengatur pertandingan sepakbola: ya, sebab merekalah yang mereview dan membuat peraturan-peraturan permainan si kulit bundar ini.

Dibandingkan dengan olahraga lainnya, sepakbola dikenal lebih konservatif. Perubahan aturan berlangsung dengan lambat, begitu juga dengan masuknya teknologi. IFAB sendiri memang bepegang teguh pada keaslian dan kesederhanaan sepakbola, hal yang membuat sepakbola justru menjadi begitu populer di semua kalangan. (baca juga: “CCTV” yang Menjengkelkan dan Pemain yang Menutup Mulutnya Saat Berbicara)

Penggunaan teknologi garis gawang misalnya, IFAB baru memberi restu di sepakbola pada tahun 2012. Bandingkan dengan model yang sama di kriket yang sudah diuji pada 2001 dan tenis di laga resmi pada 2006.

Perubahan Kecil Musim 2015-2016

Tahun ini Dewan Asosiasi Sepakbola Internasional telah menerbitkan hasil pertemuan mereka. Hasilnya ada perubahan kecil pada Laws of The Games untuk musim depan dan sepertinya tidak akan berpengaruh banyak. Pertama adalah soal diperbolehkannya pemain yang sudah digantikan untuk kembali bermain. Namun aturan ini hanya berlaku pada sepakbola level terendah atau untuk tujuan rekreasi yang bersifat amatir.

Pada hasil uji coba yang dilakukan di Inggris dan Skotlandia hal ini telah terbukti sukses. Partisipasi untuk bermain sepakbola level amatir menjadi meningkat. Para kesebelasan yang kekurangan pemain untuk cadangan dapat mengakali keletihan dengan merotasi pemain lewat pergantian layaknya basket.

Lalu perubahan kedua adalah penggunaan teknologi performa yang menenempel di tubuh pemain pada laga resmi. Sebelumnya hal ini dilarang dan hanya boleh dilakukan pada laga uji tanding (non resmi) saja.

Real Madrid v Paris Saint-Germain FC - Pre Season Friendly
Ibra tak sedang memakai bra, ia menggunakan alat ukur performa

Namun penggunaan alat ini masih harus mengikuti kebijakan otoritas kompetisi dilakukan, apakah diperbolehkan atau tidak. Syarat tambahan lainnya adalah tidak membahayakan pemain dan ofisial di lapangan serta data yang keluar nantinya hanya bisa dipakai untuk bahan evaluasi pasca pertandingan saja. Jadi jangan harap tim pelatih dapat mengetahui stamina pemain secara langsung layaknya sedang bermain game sepakbola.

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, perubahan aturan ini tergolong kecil apalagi jika dibandingkan dengan usulan yang ada. IFAB telah mementahkan beberapa usulan aturan baru mengenai penggunaan teknologi replay untuk wasit, pergantian keempat untuk babak tambahan, dan sanksi tiga lapis (penalti, dikeluarkan, dan hukuman tambahan) untuk pemain yang melakukan pelanggaran sangat keras. (baca juga: Perlukah Sepakbola Melakukan Pergantian Pemain Keempat)

Punya ide perubahan aturan sepakbola?

Artikel terkait mengenai Laws of The Games

Laws of the Game: Offside


Kenapa Wasit Final UCL Memberi Tambahan Waktu 5 Menit?


Apakah Tendangan Penalti Boleh Diumpan?


Apakah Tendangan Bebas Tanpa Menunggu Peluit Wasit Dibolehkan?


Mengapa Pappis Cisse Dihukum Lebih Berat dari Johny Evans?


Mempelajari Aturan Handball Lewat Kasus Di Maria


Komentar