Kenapa Pemain Sepakbola Membutuhkan Agen?

Klasik

by Dex Glenniza 105498

Dex Glenniza

Your personal football analyst. Contributor at Pandit Football Indonesia, head of content at Box2Box Football, podcaster at Footballieur, writer at Tirto.ID, MSc sport science, BSc architecture, licensed football coach... Who cares anyway! @dexglenniza

Kenapa Pemain Sepakbola Membutuhkan Agen?

Halaman kedua

Karier pesepakbola adalah karier yang pendek, mungkin di bawah 25 tahun karier (usia 15 sampai 40 tahun). Dalam periode tersebut, hanya ada jumlah kontrak yang terbatas yang menguntungkan mereka. Kemudian, apapun yang menguntungkan pemain adalah yang menguntungkan sang agen pula.

Di sini lah agen berperan, yaitu untuk mencari dan juga memilah kesempatan dari kontrak-kontrak di luar lapangan di atas. Segala potensi harus dimaksimalkan oleh para agen untuk kliennya seperti perjanjian dengan perusahaan sepatu (sepatu ciri khas Cristiano Ronaldo adalah Nike Mercurial), video game (Lionel Messi ada di sampul FIFA 13 sampai FIFA 16), perusahaan pakaian olahraga, minuman olahraga, dan masih banyak lagi.

Oleh karenanya, bagian dari daya tarik agen adalah jaringan akses ke kontak yang mereka miliki, misalnya akses kepada kesebelasan atau sponsor tertentu.

Melalui jaringan ini, ada kemungkinan untuk menciptakan peluang finansial lainnya, yaitu dengan memastikan insentif keuangan yang maksimal. Ini harus dipahami secara mendasar, karena agen mendapat uang dari komisi yang mereka bawa untuk kliennya.

Beberapa agen secara terang-terangan akan mengubah kliennya menjadi mesin pencetak uang. Agen yang baik adalah agen yang bisa memaksimalkan hal ini, misalnya Cristiano Ronaldo yang tampan dan atletis sangat cocok untuk dijadikan model pakaian dalam, bintang iklan, dan lain sebagainya.

Seandainya Ronaldo tidak memiliki Mendes sebagai agen, mungkin ia akan bingung untuk menerima tawaran-tawaran yang datang padahal ia harus benar-benar fokus pada kariernya sebagai pemain. Maka dari itu, Mendes berperan menyaring itu semua sambil melihat kesempatan lain, dan pada akhirnya Mendes bisa memaksimalkan citra Ronaldo.

Beberapa pemain pasti mempekerjakan agen meskipun ini bukanlah situasi yang selalu terasa nyaman untuk pemain tersebut. Sementara pemain tanpa agen, meskipun mereka akan merasa lebih bebas, mereka kebanyakan akan kebingungan dan akhirnya meminta nasihat kepada rekan setimnya (terutama rekan setim yang mempekerjakan agen).

Pada akhirnya mereka akan sadar bahwa mereka membutuhkan agen.

Apakah semua pemain membutuhkan agen?

Sejujurnya, tidak semua pemain membutuhkan agen. Ronaldo, Paul Pogba, David Beckham, dan Lionel Messi mungkin hanya beberapa contoh di mana pemain sepakbola bisa menjadi sangat besar dan bisa merambah dunia lainnya seperti periklanan, pencitraan, dan sebagainya. Singkatnya, tidak semua pemain sepakbola bisa menjadi selebriti.

Kebanyakan pemain sepakbola memiliki karier yang lurus: berlatih, bermain, dipuji, diledek, memperbarui kontrak, diputus kontrak, mencari kesebelasan baru, pensiun, dan selesai. Bagaimanapun, pendapatan utama mereka adalah dari kontrak bersama kesebelasan.

Jika pemain tidak benar-benar tertarik untuk menjadi selebriti, maka sebaiknya mereka tidak mempekerjakan agen, melainkan mempekerjakan pengacara atau akuntan dalam basis per jam atau per hari di saat ada keputusan genting yang harus dibuat. Dengan begitu, pemain seharusnya akan merasa lebih tenteram secara finansial maupun emosional.

Masalah pada agen adalah, mereka hampir selalu ingin memaksimalkan aliran uang ke dalam kantung mereka. Pembenarannya biasanya adalah jika agen mendapatkan banyak uang, maka pemain mendapatkan banyak uang juga, dengan kesan seolah ini adalah win-win solution.

Permasalahan yang tersembunyi dari transaksi semacam ini adalah jika agen sudah terlalu mencampuri urusan pemain dan tidak benar-benar mewakili keinginan pemain tersebut. Yang kita tahu, Raiola adalah wakil Donnarumma. Jika Donnarumma tidak sepakat dengan Raiola, Donnarumma bisa saja memecat Raiola, meskipun tidak sesederhana itu.

Kembali ke cerita yang mengawali tulisan ini, sebagus-bagusnya rumah yang ada di pinggir pantai Portofino, terkadang rumah terbaik adalah rumah yang sedikit mahal, tapi dijual tanpa perantara.


Baca juga: “Halo... Saya Agen Pemain!”

Komentar