Pada 11 Maret 1991, Persib Bandung meraih gelar juara perserikatan yang keempat kalinya. Persib mengalahkan Persebaya lewat dua gol yang dicetak Dede Rosadi menit 59 dan Gol bunuh diri Subangkit menit 7.
Tertinggal dua gol dengan permainan Persebaya yang membosankan membuat arek-arek Surabaya menjadi lebih agresif daripada barudak Priangan. Lempar petasan, benda-benda keras, botol, batu apapun itu mulai mewarnai pertandingan final itu. Tak jelas siapa yang memulai, siapa yang diserang dan siapa yang menyerang, namun kondisi memang sudah nampak kacau. 2000 personel keamanan bekerja ekstra mengamankan kedua pendukung kesebelasan yang mengamuk satu sama lain.
Isu diturunkannya Spanduk Persebaya, membuat arek-arek suroboyo semakin bertindak beringas. Acungan kepalan tangan diarahkan berkali-kali menantang ke arah ribuan pendukung Persib yang mengepung mereka.
Sebagian dari mereka membongkar kayu tempat duduk, yang dimana kayu itu digunakan sebagai alat untuk menggebuk lawan. Lantai-lantai dipreteli untuk menghasilkan batu-batu yang siap dijadikan peluru untuk dilemparkan ke arah "lawan". Dan ketika ada penonton yang dikenali sebagai pendukung Persib nyasar di kubu Persebaya, seseorang berteriak: "Itu orang Bandung, pegang saja. Pegang saja!"
Suporter Persib pun tak kalah beringasnya. Meski berhasil meraih gelar juara, mereka tetap meladeni tantangan suporter Persebaya untuk tawur massal di luar stadion.
Begitu wasit Djafar Umar meniup peluit panjang tanda pertandingan usai. Stadion Senayan tak ubahnya seperti lautan biru, puluhan ribu pendukung Persib tak ragu untuk mengibarkan bendera biru putih warna kebanggaan Persib. Nyanyian halo-halo Bandung yang membahana sejak awal pertandingan, semakin menjadi-jadi.
Komentar