Jalan panjang klub Liga 2 untuk bertarung memperebutkan tiket promosi akan segera dimulai pada 10 September mendatang. Klub-klub dari pulau Sumatra dan Papua siap meramaikan perburuan tiket itu.
Di Liga 2 2023/2024, ada tujuh tim asal Sumatra yang berlaga, yakni Persiraja Banda Aceh, PSMS Medan, PSDS Deli Serdang, Semen Padang, Sriwijaya FC, PSPS Riau, dan Sada Sumut FC. Tujuh klub tersebut tergabung di grup 1. Terakhir kali ada wakil dari Sumatra yang mentas di Liga 1 adalah Persiraja di musim 2021/2022.
Sementara itu, di Liga 2 2021/2022 pencapaian terbaik klub asal Sumatra adalah mencapai babak delapan besar, yakni Sriwijaya FC dan PSMS. Sayangnya, dua klub tersebut gagal melaju ke fase semifinal.
Sejak kompetisi Galatama dan Perserikatan dilebur pada musim 1994/1995, klub-klub Sumatra berpartisipasi cukup aktif. Di musim itu, ada enam wakil asal Sumatra. Rekor terbanyak partisipasi klub Sumatra terjadi pada musim 1999/2000, di mana ada delapan klub Sumatra yang bermain di divisi tertinggi di liga Indonesia yang saat itu disebut dengan Divisi Utama.
Dari tanah Papua, ada tiga klub yang siap memperebutkan tiket promosi ke Liga 1, yakni PSBS Biak, Persewar Waropen, dan Persipura Jayapura. Tiga klub tersebut akan bersaing di grup 4 bersama perwakilan dari pulau Kalimantan (Persiba Balikpapan Kalteng Putra) dan Sulawesi (Persipal Babel United dan Sulut United).
Sama seperti perwakilan dari pulau Sumatra, klub terakhir Papua yang bermain di Liga 1 adalah pada 2021/2022, yakni Persipura. Sejak 1994, Persipura memang menjadi representasi Papua di divisi teratas sepakbola Indonesia. Perwakilan Papua memang bukan hanya Persipura. Persiwa Wamena, Persiram Raja Ampat, Persidafon Dafonsoro, dan Perseru Serui menjadi tim asal Papua yang pernah bermain di divisi teratas.
Namun, Persipura adalah tim yang paling konsisten. Sejak musim 1994/1995 hingga 2005, tim berjuluk Mutiara Hitam itu menjadi satu-satunya tim Papua yang bermain di divisi teratas. Baru pada musim 2006 hingga 2018, minimal ada satu tim asal Papua selain Persipura yang bermain di divisi tertinggi. Musim 2011/2012 dan 2013 menjadi rekor bagi tim Papua, karena ada empat tim yang bermain di Indonesia Super League, yakni Persipura, Persiram, Persiwa, dan Persidafon.
Musim paling gemilang tim Papua yang tampaknya sulit untuk diraih kembali adalah pada musim 2008/2009, di mana Persipura menjadi juara Indonesia Super League dan Persiwa menjadi runner up-nya.
Kini, klub-klub Sumatra dan Papua mencoba kembali promosi ke divisi tertinggi. Perjuangan mereka tidak mudah, namun kiprah mereka tentu layak dinantikan.
PSPS Riau
PSPS Riau menunjuk Jan Saragih sebagai pelatih mereka untuk mengarungi musim ini, didampingi asisten pelatih Basri. PSPS merekrut pemain asing asal Korea Selatan yang berposisi sebagai gelandang serang, yakni Lee Min-woo. Kekuatan lini depan mereka juga bertambah dengan direkrutnya striker asal Serbia, Drago Maksimovic. Tim berjuluk Asykar Bertuah ini merekrut Supardi Nasir, yang pernah meraih gelar juara Liga Indonesia bersama Persib Bandung pada 2014.
Tim yang ber-homebase di kota Pekanbaru ini sudah melakukan training camp di tiga kota, yakni Jakarta, Balikpapan, dan Yogyakarta. Di ibu kota, mereka melakukan uji coba menghadapi Persija Jakarta U-20, FC Bekasi City, Persikab Kabupaten Bandung. Sementara itu, di Balikpapan, mereka beruji coba melawan Persiba di mana mereka kalah dengan skor 0-1. Di Yogyakarta, anak asuh Jan Saragih mencoba kekuatan PSIM Yogyakarta dan PSCS Cilacap, di mana dalam dua pertandingan itu mereka menelan kekalahan.
Tim yang dahulu bernama PSPS Pekanbaru ini terakhir kali meraih tiket promosi pada musim 2008/2009 dan terdegradasi pada musim 2013. Sepuluh tahun tidak berlaga di divisi tertinggi tentu menerbitkan kerinduan publik Pekanbaru untuk meraih tiket promosi.
Persiraja Banda Aceh
Persiraja Banda Aceh merupakan klub terakhir Sumatra yang berlaga di Liga 1, yakni pada musim 2021/2022. Tim berjuluk Laskar Rencong itu sayangnya berada di posisi juru kunci klasemen akhir dengan hanya mengoleksi 13 poin, hasil dari dua kali kemenangan dan tujuh kali imbang. Di musim itu pula Persiraja menjadi tim terburuk dalam sisi kebobolan. 69 gol bersarang di gawang mereka, sementara hanya 18 gol yang mereka cetak sepanjang musim.
Namun, musim ini, Persiraja mencoba bangkit kembali. Tidak tanggung-tanggung, mereka mendatangkan dua bintang yang sudah berpengalaman di Liga 1, yakni David Laly dan Andik Vermansyah. Untuk memenuhi kuota pemain asing, tim asuhan Budiardjo Thalib itu mendatangkan striker asal Brasil, Ricardo Pires. Untuk memperkuat lini tengah, gelandang asal Jepang Arata Takatori pun didatangkan.
Persiraja pun sudah menggelar laga pramusim, yakni melawan klub asal Aceh Seuramoe United pada 9 Agustus. Dalam pertandingan itu, Persiraja harus menelan kekalahan dengan skor 1-2. Selanjutnya, mereka melawan klub peserta liga 2 lainnya, yakni Sada Sumut FC, di mana pertandingan berakhir imbang dengan skor 2-2. Terakhir, Persiraja kedatangan tamu asal Malaysia, yakni Selangor FC. Persiraja memang takluk 0-3 atas klub yang pernah dibela Andik itu, namun manajer Persipura Rifda Mafdhul mengatakan pertandingan tersebut untuk meningkatkan mental pemain.
Sada Sumut FC
Sada Sumut FC atau yang dulu dikenal dengan nama Karo United, hingga Rabu (30/8/2023), belum mengumumkan dua pemain asingnya. Praktis pelatih Suharto AD hanya mengandalkan pemain-pemain lokal di laga uji coba maupun turnamen pramusim yang telah mereka lalui.
Tim berjuluk Laskar Simbisa ini mengikuti turnamen turnamen Edy Rahmayadi Cup 2023 yang digelar pada 10-16 Agustus lalu di Stadion Teladan, Medan. Di laga pertama, mereka berhasil mengalahkan PSDS Deli Serdang dengan skor 3-2. Di laga kedua, Sada berhasil mengalahkan Labura Hebat FC dengan skor tipis 1-0. Selanjutnya, PSMS Medan pun mereka tahan dengan skor 0-0. Sayang, di partai final yang kembali mempertemukan Sada dengan PSMS, anak asuh Suharto AD takluk dengan skor 0-1.
Akan menjadi sejarah bagi Sada Sumut FC jika berhasil promosi ke Liga 1. Pasalnya, klub ini berdiri pada 2019 dan langsung memperoleh tiket promosi ke Liga 2 pada 2022.
PSDS Deli Serdang
Untuk mengarungi Liga 2 musim 2023/2024, PSDS Deli Serdang sempat mengadakan seleksi untuk mencari pemain pada 12-15 Juni 2023 di Stadion Baharoeddin Siregar. Tim yang berdiri pada 1 Juli 1946 ini pun sempat menyeleksi dua pemain asal Iran, yakni Sayyed Reza Amiri dan Amirhossein Moradi. Namun, keduanya dianggap tidak layak dan tidak dikontrak. Pemain asal Ghana, Isdac Kwaone pun tidak dikontrak. Satu pemain asing yang pasti memperkuat PSDS adalah pemain asing asal Jepang, yakni Noriki Akada.
Turnamen Edy Rahmayadi Cup menjadi ajang seleksi bagi empat pemain asing itu sekaligus memantapkan permainan tim. Sayangnya, tim berjuluk Traktor Kuning itu belum meraih hasil yang maksimal. Di babak grup, PSDS takluk dari Sada Sumut FC dengan skor 3-2, dikalahkan PSMS dengan skor 2-0, dan di pertandingan terakhir menang tipis 3-2 atas Labura Hebat FC. Di perebutan juara ketiga, sayangnya PSDS kalah dari Labura Hebat lewat adu tendangan penalti dengan skor 3-4 setelah bermain imbang 2-2 di waktu normal.
Terakhir kali PSDS berlaga di divisi teratas adalah pada musim 2007/2008. Mereka pernah menorehkan penampilan yang cukup baik, dengan tidak pernah terdegradasi dari musim 1994/1995 dan baru terdegradasi pada musim 2003. Namun, Traktor Kuning hanya satu tahun berada di divisi kedua dan berhasil kembali promosi pada musim 2005 dan bertahan hingga 2007/2008.
PSMS Medan
PSMS Medan punya modal cukup bagus sebelum mengarungi Liga 2 2023/2024. Tim berjuluk Ayam Kinantan berhasil menjuarai Edy Rahmayadi Cup 2023 setelah mengalahkan Sada Sumut FC di partai final dengan skor 1-0. Pelatih PSMS Ridwan Saragih pun menggunakan turnamen tersebut untuk menyeleksi pemain asing.
PSMS memainkan satu pemain trial asal Jepang, yakni Hitoya Konno di turnamen tersebut. Namun, menurut Direktur Teknik PSMS Andry Mahyar Matondang, posisi Hiroya yang tidak sesuai dengan skema pelatih membuatnya batal mendapatkan kontrak. Dua pemain lain yang gagal mendapat kontrak adalah Carlos Lomba (Portugal) dan Hiroya Konno (Jepang).
Tim yang bermarkas di Stadion Teladan itu memang sedang memilih amunisi asingnya. Menurut Ahyar satu pemain dari Korea Selatan yang bermain di K League 1 dan satu pemain asal Brasil sudah didaftarkan ke PT LIB. Selain itu, ada satu pemain dari Uzbekistan dengan status trial.
"Yang pemain Korea itu sudah kita daftarkan di PT LIB sebagai pemain asing PSMS, begitu juga yang Brasil, kita daftarkan juga dan akan melakukan tes medis. Sementara yang asal Uzbekistan itu trial," kata Andry (26/8/2023) dilansir dari detik.com. Hingga Rabu (30/8/2023), PSMS belum mengumumkan siapa pemain asing resmi mereka.
Terakhir kali tim yang menjuarai enam kali liga perserikatan ini bermain di divisi teringgi adalah pada musim 2018. Prestasi terbaik mereka sejak Galatama dan Perserikatan dilebur pada 1994 adalah menjadi runner up pada musim 2007/2008 setelah dikalahkan Sriwijaya FC di partai final.
Semen Padang FC
Semen Padang mempertahankan pelatih mereka musim lalu, yakni Delfiadri. Pelatih berusia 56 tahun itu sudah mempersiapkan skuad Semen Padang sejak pertengahan Juli lalu. Tim berjuluk Kabau Sirah pun mendatangkan banyak pemain baru dan tidak ketinggalan dua pemain asing mereka. Kim Min-gyu, pemain asal Korea Selatan , direkrut untuk memperkuat lini belakang, sementara pemain asal Nigeria Kenneth Ikechukwu Ngwoke didatangkan untuk menjadi juru gedor lini depan.
"Kehadirannya (Kenneth) diharapkan mampu menjadi tulang punggung tim dalam mencetak gol. Kita juga berharap Kenneth bisa membantu pemain depan lainnya untuk lebih tajam di depan gawang," kata Delfiadri (30/8/2023), dilansir dari Antara.
Pada akhir Juli, Semen Padang menjalani latih tanding tajuk Tour Bukik Limbuku menghadapi Bukik Limbuku 50 Kota Selection (28/7) dan Riau United (29/7). Selain itu, mereka juga menjalani uji coba menghadapi klub lokal Fauzitama FC. Pada 17-24 Agustus, Semen Padang menjalani pemusatan latihan di Jakarta dan beruji coba melawan Perserang Serang di mana mereka berhasil menang dengan skor 1-0, namun mereka kemudian ditaklukkan ASIOP dengan skor 1-4. Di laga uji coba terakhir di Jakarta, anak asuh Defriadi ditahan imbang Persiba Balikpapan dengan skor 0-0.
Dengan persiapan yang sudah dilakukan, Delfiadri mengatakan bahwa timnya sudah siap untuk mengarungi Liga 2. Sejarah panjang Semen Padang di liga Indonesia kiranya bisa menjadi pelecut pasukan tim kebanggaan tanah Minang. Semen Padang berlaga di kompetisi teratas sejak musim 1994/1995 hingga musim 2007/2008. Terakhir kali Kabau Sirah berlaga di Liga 1 adalah pada musim 2019, dan bukan tidak mungkin kita akan kembali melihat Stadion Haji Agus Salim menggelar pertandingan Liga 1 musim 2024/2025.
Sriwijaya FC
Jika menyebut klub Sumatra yang paling berprestasi setidaknya dalam lima belas tahun terakhir, nama Sriwijaya FC langsung muncul; menjadi double winner musim 2007/2008, serta hattrick juara Piala Indonesia sejak 2007 hingga 2010, dan menjadi kampiun Indonesia Super League musim 2011/2012 (ketika terjadi dualisme).
Sayangnya, setelah itu tim berjuluk Elang Andalas sulit untuk mempertahankan konsistensinya sehingga harus terdegradasi ke Liga 2 pada musim 2017. Usaha untuk kembali naik divisi kembali datang musim ini.
Dari sisi pemain, Sriwijaya FC mendatangkan gelandang asal Haiti, Kervens Belfort. Pada 2021, ia bermain untuk Abahani Dhaka di Liga Bangladesh. Ia mencetak 17 gol dan 11 asis dalam 22 pertandingan. Selain itu, striker timnas Bhutan Chencho Gyeltshen pun didatangkan. Pemain berusia 27 tahun itu mencetak satu gol dari tiga pertandingan untuk Bhutan di Piala SAFF 2023 lalu. Selain itu, mereka pun merekrut pemain lokal yang beberapa di antaranya sudah pernah bermain di Liga 1, seperti Meru Kimura, Misbakus Solikin, serta Rivaldi Bawuo.
Untuk mematangkan taktik permainan, Sriwijaya FC melakukan pemusatan latihan dan menjalani laga uji coba di Tangerang dan Yogyakarta. Di Tangerang, anak asuh Yoyo Prasetiyo menang 1-0 atas Perserang Serang, imbang 0-0 melawan Kalteng Putra, dan kalah 2-3 dari FC Bekasi City. Sementara di Yogyakarta, mereka menang 2-1 atas PSIM dan 3-2 atas Nusantara United FC. Serangkaian uji coba itu membuat Sriwijaya cukup solid. Yoyo pun senang dengan perkembangan dua pemain asingnya.
"Optimis dan saya bangga sekali dengan tim ini. Satu hal permintaan saya wasit fair. Itu aja," katanya dilansir dari Tribun Palembang.
Asa Sriwijaya untuk kembali bermain di divisi tertinggi akan dimulai pada 10 September, kala menjamu Sada Sumut FC di Stadion Jakabaring, Palembang.
Persipura Jayapura
Persipura menjadi tim paling sukses di Papua sekaligus di Indonesia. Mereka menjuarai liga sebanyak empat kali. Mutiara Hitam pun juara Indonesia Soccer Championship 2016, sebuah turnamen yang tidak diakui FIFA karena dijalankan saat Indonesia sedang disanksi FIFA. Dengan latar sejarah yang gemilang, tidak ada alasan bagi Persipura untuk tidak berusaha dengan sekuat tenaga kembali ke Liga 1.
Persipura mencoba mempersiapkan diri di tengah waktu kick off yang makin mendekat. Dilansir dari Jubi.id, nama-nama yang pernah memperkuat Persipura sejak eraLiga 1 seperti Louis Kabes, Yustinus Pae, Yohanis Tjoe, Andri Ibo, Elisa Basna, Ramai Rumakiek, Marinus Manewar, Ronny Beroperai, Nerius Alom, Josua Isir, Yan Pieter Nasadit dan Boas Isir diproyeksikan untuk kembali memperkuat Persipura.
“Ada beberapa pemain yang sudah siap untuk kita rekrut, mantan pemain sudah siap dan juga kita akan lihat pemain yang lain untuk mengikuti,” kata Ketua Umum Persipura Benhur Tomi Mano, dilansir dari Jubi.id.
Pemain-pemain tersebut merupakan pemain yang sudah sangat berpengalaman meski pemain seperti Louis Kabes, Yustinus Pae, dan Yohanis Tjoe sudah tidak lagi berada dalam masa keemasannya. Namun, dengan ditopang oleh pemain-pemain muda macam Ramai dan Josua Isir, Persipura akan mempunyai kekuatan yang cukup baik.
Persewar Waropen
Berdasarkan rilis resmi di akun instagram resminya, Persewar Waropen kini dihuni oleh 25 pemain. Mereka melakukan persiapan di bawah arahan pelatih Eduard Ivakdalam dan asistennya, Gerard Pangkali.
Edu, sapaan akrab Ivakdalam, memprioritaskan anak-anak Papua untuk mengisi skuadnya. Ia bilang mendatangkan pemain asing adalah opsi terakhirnya.
“Saya kira itu (mendatangkan pemain asing) opsi terakhir yang akan kita lihat. Kalau bagi saya sendiri kalau memang anak-anak Papua punya kemampuan yang luar biasa mereka bisa jalankan apa yang kita inginkan, saya pikir kita akan bermain dengan pemain yang ada saja dan akan memprioritaskan mereka,” katanya, dilansir dari Jubi.id.
Meski sudah ada beberapa agen yang menawarkan pemainnya, mantan pemain Persipura itu menambahkan bahwa kerangka tim yang ia punya sudah bagus dan hanya membutuhkan waktu untuk terus diasah. Di sisi lain, mereka kini mendatangkan striker yang menjadi legenda Persipura, siapa lagi kalau bukan Boas Solossa.
Tim berjuluk Mutiara Bakau itu rencananya akan berkandang di Stadion Mandala, Jayapura, berbagi tempat dengan Persipura.
PSBS Biak
Dari tiga tim Papua yang berlaga di Liga 2, PSBS Biak menjadi tim dengan persiapan yang paling matang sejauh ini. Hal itu terlihat dari keberanian manajemen PSBS mendatangkan pemain asing.
Pemain asal Jepang, Ryohei Miyazaki, sudah bergabung dengan tim dalam pemusatan latihan di Bali. Selain Ryohei, pemain asal Brasil Alexander Dos Santos Perreira pun sudah bergabung bersama tim asuhan Hendri Susilo itu.
Tidak hanya pemain asing, tim berjuluk Badai Pasifik itu pun mendatangkan beberapa pemain Papua yang sudah berpengalaman, seperti Nelson Alom, Ruben Sanadi, serta bek yang belum pernah bermain di Liga 1 tapi pernah mencicipi atmosfer Liga Thailand, yakni Yanto Basna. Di sisi lain, masih ada nama Syaiful Indra Cahya yang tampak bergabung dalam pemusatan latihan.
Soal homebase, manajer PSBS Yan Mandenas mengatakan timnya akan memilih dua homebase, di Biak dan di Jayapura.
"Sementara di Jayapura kita belum menentukan Stadion mana yang kita gunakan. Tapi, ada tiga stadion yang memenuhi syarat di Jayapura, ada Barnabas Youwe, ada Lukas Enembe, dan Mandala," kata Yan (21/8/2023) kepada redaksi Pandit Football.
Sejarah Panjang Perwakilan Sumatra dan Papua di Divisi Tertinggi
Dileburnya Galatama dan Perserikatan pada musim 1994/1995 tak pelak membuat berbagai tim dari berbagai pulau turut berpartisipasi. Sumatra dan Papua selalu mengirimkan wakilnya, meski wakil Sumatra jauh lebih banyak.
Perwakilan Sumatra di Divisi Tertinggi Sepakbola Indonesia
Musim | Klub |
1994/1995 | Medan Jaya, Persiraja, PS Bengkulu, PSDS, PSMS, Semen Padang |
1995/1996 | Medan Jaya, Persiraja, PSDS, PSMS, Semen Padang |
1996/1997 - 1998/1999 | Medan Jaya, Persiraja, PSBL Bandar Lampung, Semen Padang, PSDS, PSMS, PSP Padang |
1999/2000 | Medan Jaya, Persiraja, PSBL, PSDS, PSMS, PSPS Pekanbaru, PSP, Semen Padang |
2001 | PSBL, PSDS, PSMS, PSPS, PSP, Semen Padang |
2002 | PSBL, PSMS, PSDS, PSPS, Semen Padang |
2003 | PSPS, PSDS, Semen Padang |
2004 | PSMS, PSPS, Semen Padang |
2005 | PSDS, PSMS, PSPS, Semen Padang, Sriwijaya |
2006 | PSDS, PSMS, Semen Padang, Sriwijaya |
2007/2008 | Persiraja, PSDS, PSMS, Semen Padang, Sriwijaya, PSSB Bireun |
2008/2009 | Sriwijaya, PSMS |
2009/2010 | Sriwijaya FC, PSPS |
2010/2011 | Sriwijaya, Semen Padang, PSPS |
2011/2012 (dualisme) | ISL (PSAP Sigli, PSMS, Sriwijaya) (3)
Liga Prima Indonesia (Semen Padang, Persiraja, PSLS Lhoksumawe, Pro Duta, PSMS
Liga Primer Indonesia (Aceh United, Medan Chief, Bintang Medan, Minangkabau FC) (4)
|
2013 | PSPS, Sriwijaya |
2014 | Semen Padang, Sriwijaya |
2015 (sanksi FIFA, liga berhenti) | Semen Padang, Sriwijaya FC |
2016 (ISC, kompetisi yang tidak diakui FIFA) | Semen Padang, Sriwijaya FC |
2017 | Semen Padang, Sriwijaya |
2018 | PSMS, Sriwijaya |
2019 | Semen Padang, Badak Lampung FC |
2020 | Tidak ada wakil Sumatra. Kompetisi dihentikan karena Pandemi Covid-19. |
2021/2022 | Persiraja |
2022/2023 | Tidak ada wakil Sumatra |
Perwakilan Papua di Divisi Tertinggi Sepakbola Indonesia
Musim | Klub |
1994/1995 - 2005 | Persipura |
2006 - 2010/2011 | Persipura, Persiwa Wamena, |
2011/2012 | ISL (Persipura, Persiwa, Persiram Raja Ampat, Persidafon Dafonsoro) IPL (Cenderawasih Papua) |
2013 | Persipura, Persiwa, Persiram, Persidafon |
2014 | Persipura, Persiram, Perseru Serui |
2015 (Kompetisi berhenti karena sanksi FIFA) | Persipura, Persiram, Perseru |
2016 (TSC, kompetisi yang tidak diakui FIFA) | Persipura, Perseru |
2017 | Persipura, Perseru |
2018 | Persipura, Perseru |
2019 | Persipura |
2020 | Persipura (Kompetisi berhenti karena Pandemi Covid 19) |
2021/2022 | Persipura |
2022/2023 | Tidak ada wakil Papua |
***
Klub asal Sumatra dan Papua sama-sama terakhir berlaga di Liga 1 pada musim 2021/2022. Akankah ada tim dari Sumatra atau Papua (atau bahkan keduanya) yang lolos ke Liga 1 musim 2024/2025?
Jawaban atas pertanyaan itu akan sama-sama kita lihat satu musim Liga 2 ke depan.
Komentar