Menerka Nasib Wayne Rooney di Usia Kepala Tiga

Backpass

by Dex Glenniza

Dex Glenniza

Your personal football analyst. Contributor at Pandit Football Indonesia, head of content at Box2Box Football, podcaster at Footballieur, writer at Tirto.ID, MSc sport science, BSc architecture, licensed football coach... Who cares anyway! @dexglenniza

Menerka Nasib Wayne Rooney di Usia Kepala Tiga

Pada matchday pertama Liga Primer Inggris 2015/2016, Manchester United menghadapi bukan sembarangan lawan saat mereka berjumpa Tottenham Hotspur di Old Trafford. Pada babak pertama, Wayne Rooney yang kembali bermain sebagai penyerang utama, mendapat sebuah peluang emas dengan ruang kosong yang melimpah di depan gawang Spurs. Sang kapten "Setan Merah" ini bersiap untuk menyentuh bola dan mencetak gol mudahÂÂ…

Hal di atas adalah impian yang sempat menjadi kenyataan untuk Rooney. Selama beberapa milidetik, ia pasti gembira untuk membuka keran golnya sebagai seorang penyerang utama United.

ÂÂ…Namun, sayang sekali, seperti yang kita semua ketahui, Kyle Walker malah yang menjadi pemain yang menyentuh bola untuk menciptakan sebuah gol bunuh diri, meninggalkan sang kapten membisu dengan selebrasinya yang formalitas: wajahnya tersenyum kecut, tetapi hatinya pasti murka.

Secara umum, cerita di atas menjadi cerita pembuka yang pas untuk menyambut hari ulang tahun Wayne Rooney yang ke-30. Ya, pemain gempal ini sekarang sudah berkepala tiga!

Sejujurnya permainan Rooney tidak banyak berkembang pada musim ini. Ia sudah bermain dalam 8 pertandingan di Liga Primer untuk United dan baru berhasil mencetak dua gol dan nihil assist. Membayangkan peluang di atas dan 15 peluang lainnya yang ia buang percuma sepanjang musim ini, akan membuat kita, terutama para pendukung United, rindu dengan Rooney yang dahulu.

Namun, masih ada secercah harapan untuk para pendukung "Setan Merah". Rooney mencetak hat-trick saat melawan Club Brugge KV di play-off Liga Champions UEFA, mencetak gol lainnya saat melawan Ipswich Town di Piala Liga Inggris, golnya melawan Sunderland juga mengakhiri paceklik golnya yang sudah mencapai 999 menit. Ditambah sebuah gol lainnya melawan mantannya, Everton.

Angka-angka di atas bisa jadi mengkhawatirkan, bisa jadi juga melegakan. Tapi masalah utama Rooney tetap saja tak terelakkan: kran golnya sudah mulai mengering.

Performa Rooney yang mulai menurun

Lahir pada 24 Oktober 1985 di Croxeth, Liverpool, sedari kecil ia adalah pendukung Everton, musuh abadi Liverpool. Selama dua musim ia mengabdi untuk The Toffees, dari 2002 sampai 2004, bersama David Moyes dan berhasil mencetak 17 gol dari 77 pertandingan.

Kepindahannya ke United sempat menjadi buah bibir di media di Inggris, tapi hanya semusim (43 pertandingan) yang ia butuhkan untuk mencetak jumlah gol yang sama, 17 gol, seperti yang ia cetak selama dua musim di Everton.

Sejak musim 2004/05 tersebut, ia terus mencetak gol demi gol. Khususnya di musim 2011/12, Rooney menikmati saat terbaiknya di Liga Primer dengan mencetak 27 gol (dari total 34 gol di semua kompetisi). Ia menjadi pemain muda yang sangat menjanjikan.

"Pemain kelas dunia" adalah cap yang diberikan kepada Rooney. Sayangnya, jika grafik golnya di Liga Primer yang menjadi acuan, label tersebut dinilai terlalu berlebihan, dan kita semua sudah kelewatan masa keemasan Wayne Rooney.

Dengan Louis van Gaal yang kesusahan mencetak gol di musim lalu, ia mengakui bahwa ia membutuhkan penyerang yang bisa mencetak setidaknya 20 gol secara reguler setiap musimnya. Yang jelas, orang tersebut bukanlah Radamel Falcao, Robin van Persie, dan juga Javier "Chicharito" Hernández.

Musim lalu, Rooney lebih sering bermain tidak sebagai penyerang utama. Saran yang populer beredar adalah bahwa LVG seharusnya bisa memaksimalkan potensi Rooney dengan memasangnya sebagai penyerang utama.

Sayang sekali saran ini sedikit menyesatkan, setidaknya sampai sejauh ini. Rooney belum juga kembali menjadi seorang pencetak gol reguler meskipun pada kenyataannya ia hanya ketinggalan 13 gol dari Sir Bobby Charlton yang berhasil mencetak 249 gol sejak 1956 sampai 1973 untuk menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah United.

Rooney hanya berhasil dua kali mencetak lebih dari 20 gol dalam semusim sepanjang kariernya di United. Ia sudah disamakan dengan Mark Hughes, yaitu "si pencetak gol hebat," bukan "si hebat mencetak gol." Kran golnya semakin kering jika kita lihat tiga musim terakhir.

Solusi untuk Wayne Rooney

Setelah bereksperimen dengan Rooney sebagai geladang, ia dikembalikan sebagai penyerang di musim ini. Sampai saat ini, di hari ulang tahunnya, ia baru mencetak total 6 gol. Jawaban atas pertanyaan sulitnya ia mencetak gol mungkin bisa dijawab dari kecepatannya dan fisiknya yang sudah mulai menurun.

Rooney_stats_Oct Tabel statistik Wayne Rooney dalam lima musim terakhir di Liga Primer Inggris saja (sumber: WhoScored & Squawka)


Saat ini, fisik terutama kecepatan adalah kunci jika kesebelasan ingin bermain melebar. Sekarang ini, Anthony Martial sejujurnya lebih berpotensi mengancam gawang lawan daripada Rooney, yaitu dengan akurasi tembakannya yang mencapai angka 75% dibandingkan Rooney yang hanya 57%.

Ini mungkin tidak akan menyenangkan untuk Rooney, tapi Martial lebih bisa membuat perbedaan di sepertiga lapangan terakhir daripada Rooney. Dinamisme dan kecepatannya berpotensi untuk merepotkan pertahanan lawan, sehingga secara fisik Martial akan lebih efektif daripada Rooney, tinggal hanya secara taktik saja Van Gaal harus memecahkannya.

Sebaliknya, secara teoritis Rooney bisa lebih efektif jika bermain lebih mengandalkan taktik daripada fisik, yang mana akan lebih mudah ia aplikasikan jika ia bermain di belakang penyerang atau sebagai gelandang.

Satu hal yang bisa kita nilai konsisten dari Rooney adalah bahwa ia tetap merupakan pemain bertipikal team player. Angka operan kuncinya selalu tinggi, begitu juga dengan persentase operan suksesnya.

"Saya yakin jika Anda mengikuti karier saya selama bertahun-tahun, saya adalah seorang team player," kata Rooney seperti yang kami kutip dari The Guardian. "Saya ingin mencetak banyak gol tapi sasaran utama saya adalah untuk bermain sebagai team player, dan saya akan terus melakukannya. Tidak ada yang lebih penting daripada sukses sebagai tim, untuk menikmatinya dengan rekan-rekan setim dan para pelatih. Itu adalah perasaan yang luar biasa."

Bersambung ke halaman berikutnya "Apakah akhir karier Rooney semakin dekat?"

Komentar