Pele, Garrincha, Romario, Ronaldo, hingga Ronaldinho telah memberikan ingatan kepada kita bahwa sepakbola Brasil itu besar dan sangat hebat. Terlepas dari bencana Maracanazo dan pembantaian 7-1 di Piala Dunia 2014 lalu, rasa-rasanya kita masih sepakat bahwa Brasil adalah salah satu jagoan dalam perihal mengolah si kulit bundar ini.
Namun, tahukah anda bahwa warga Brasil seharusnya banyak mengucapkan terimakasih kepada buruh dan imigran dari Britania Raya? Salah satu pria yang bernama Charles William Miller lah otak dibalik lahirnya sepakbola di Brasil. Jika boleh menarik konklusi sedini mungkin, maka menurut saya, Miller-lah bapak sepakbola Brasil, bukan Pele, Garrincha, ataupun Romario.
Kisah Miller dimulai tepat hari ini, 24 November 1874 atau sekitar 141 tahun yang lalu di gereja Inggris di kota Sao Paulo, seorang pasangan yang bernama John Miller dan Carlota Fox melahirkan anak laki-laki yang kelak diberi nama Charles William Miller. Ayahnya berada di Brasil sebagai seorang teknisi rel kereta api dari Skotlandia sedangkan sang ibunya masih mempunyai keturunan Inggris-Brasil.
Baik Kota Sao Paulo ataupun negara Brasil sendiri memang bukanlah bagian dari negara persemakmuran Inggris. Namun, mereka datang ke Brasil untuk membantu ekonomi dan membangun infrstruktur Brasil saat itu. Maka tak heran, ayah dari Miller ini adalah seorang teknisi rel kereta api yang didatangkan jauh-jauh dari Skotlandia untuk membangun dari Kota Santos hingga Sao Paulo yang berjarak kurang lebih sepanjang 80 kilometer.
Sedari lahir hingga umur sepuluh tahun, Miller kecil memang diasuh oleh kedua orang tuanya yang menetap di Brasil saat itu. Namun ketika umurnya menginjak sepuluh tahun, Miller dipersiapkan untuk melanjutkan sekolahnya di Southampton, Inggris. Dengan kata lain, Miller akan menempuh perjalanan jauh dan akan menyicipi kultur metropolitan a la Inggris setelah ia menghabiskan masa kecilnya di desa kecil pelosok negara Brasil. Ini juga menyangkut keterbatasan sekolah untuk kaum anglo di Brasil saat itu.
Selain menutut ilmu, sepanjang ia menghabiskan waktunya di Inggris, Miller mulai bermain sepakbola yang saat itu menjadi salah satu kegemaran anak-anak sekolah Inggris di masanya. Apalagi pada beberapa tahun sebelumnya (pada tahun 1863), asosiasi sepakbola Inggris resmi dibentuk oleh para perwakilan dari berbagai sekolah dan klub amatir. Jadilah Miller seorang penyerang yang sangat handal dan bermain untuk Corinthian (klub amatir di Inggris) dan St. Mary (klub cikal bakal dari Southampton).
Baca juga: "Berdirinya Asosiasi Sepakbola Tertua di Dunia"
Setelah menyelesaikan pendidikannya, ia membawa kembali barang-barangnya untuk berkemas pulang menuju Brasil menemui sang ayah dan ibunya yang menetap di sana. Tak lupa juga ia membawa buku catatan aturan permainan sepakbola, beberapa bola, dan perkakas lainnya untuk ia mainkan ketika di Brasil nanti.
Keinginannya untuk menyebarkan olahraga kegemarannya tersebut ia mulai tumbuhkan ketika ia mendarat di Sao Paulo. Bersama kawan-kawan ekspatriatnya dan beberapa warga lokal, Miller membagi sejumlah orang tersebut ke dalam dua bagaian tim dan mulai menjelaskan aturan mainnya. Lapangan yang digunakan saat itu adalah sebidang tanah kosong di dekat stasiun kereta api Sao Paulo.
Dalam prosesnya, Miller sendiri memang membutuhkan waktu untuk menjelaskan serta mengaplikasikan permainan sepakbola ini mengingat sepakbola adalah olahraga baru pada saat itu dan orang-orang Inggris lebih banyak bermain kriket di akhir pekannya. Akan tetapi, usahanya itu tak sia-sia karena dalam waktu beberapa bulan Kota Sao Paulo mulai keranjingan sepakbola dan dalam beberapa tahun kemudian hampir di seluruh penjuru Brasil bermain sepakbola.
Pada awal 1900-an, Miller juga menjadi pelopor dalam lahirnya Liga Paulista (liga sepakbola pertama di Brasil) dan Sao Paulo Athletic Club (salah satu peserta Liga Paulista saat itu). Bahkan dalam awal berdirinya, Miller menjadi penyerang andalan dari SPAC (Sao Paulo Athletic Club) tersebut dengan memenangkan tiga kompetisi awal pada 1902, 1903, dan 1904.
Dalam kehidupan pribadi di luar sepakbola, Miller juga aktif bermain kriket dan bermain golf. Ia bekerja untuk perusahaan rel kereta api di Sao Paulo meneruskan jejak sang ayah. Di akhir hayatnya ia di makamkan di Sao Paulo dan namanya akan terus dikenang sebagai bapak sepakbola Brasil sepanjang masa.
Sumber gambar: allesandrobenetton
Komentar