Halaman kedua
Rafael Benitez, manajer Liverpool saat itu, kecewa besar gagal mendapatkan salah satu bakat muda terbaik Inggris saat itu. Apalagi sebelumnya ia percaya diri bisa mendaratkan Walcott karena mengetahui jika pemain keturunan Jamaika tersebut merupakan suporter Liverpool. Namun dengan penolakan tersebut, Benitez menganggap Walcott bukan lagi pendukung Liverpool.
"Kami tahu Walcott pemain yang bagus dan keluarganya bilang bahwa ia Liverpudlian. Tapi jika ia memilih untuk pergi ke klub lain, kami tidak bisa melakukan apapun," kata Benitez seperti yang dilansir Liverpool Echo. "Jika seorang pemain mengatakan ia ingin pergi ke kesebelasan tertentu, itu bukan agen yang menentukan apa yang seharusnya sang pemain lakukan. Semuanya tergantung pemain itu sendiri."
"Walcott adalah pemain yang saya suka. Tapi keputusan akhir tentang klub mana yang akan ia bela tentu ada di tangannya. Jika pemain tersebut memilih untuk pergi ke tempat lain, mungkin itu yang terbaik untuk kami," tambahnya.
Keputusan Walcott memilih Arsenal ketimbang Liverpool langsung mengundang reaksi negatif dari pendukung Liverpool. Beberapa menganggap Walcott ke Arsenal karena uang yang didapatnya di Arsenal lebih besar dari yang ditawarkan Liverpool. Namun lebih jauh, ada andil keluarganya yang membuat Walcott akhirnya lebih memilih Arsenal.
Namun faktor lain yang membuat Walcott memilih Arsenal adalah faktor Thierry Henry, idola barunya, yang kala itu menjadi andalan Arsenal. Saat itu juga Arsenal lebih dikenal sebagai tempatnya pemain-pemain muda karena sang manajer, Arsene Wenger, merupakan sosok yang tak ragu memainkan pemain muda di liga.
Saat Walcott hijrah ke Arsenal, media Inggris memang langsung menggaungkan nama Walcott. Terlebih manajer timnas Inggris saat itu, Sven-Goran Eriksson, memanggilnya ke timnas Inggris padahal ia masih berusia 17 tahun. David Beckham, kapten timnas Inggris saat itu, begitu antusias terhadap prospek yang dimiliki Walcott.
"Selalu menyenangkan ketika melihat pemain muda berhasil dari negara kita [Inggris], dan ia pemain muda yang hebat," ujar Beckham. "Saya yakin Theo akan menjadi aset besar bagi sepakbola Inggris."
Setelah di Arsenal, Walcott pun menjalaninya sebagai pemain yang cukup loyal. Namun ketika cedera mulai menghantuinya dan penampilannya mulai menurun, Liverpool sempat mencoba kembali untuk menggaetnya pada 2015. Hal ini diakui oleh mantan kapten Liverpool, Jamie Carragher.
"Saat ini ia adalah pemain Arsenal, tapi ia adalah pemain yang kami pantau saat Liverpool di bawah asuhan [Brendan] Rodgers," imbuh Carragher seperti yang dikutip 90min. "Dia pemain bagus tapi sedang berjuang untuk masuk ke dalam tim yang memiliki penyerang-penyerang top. Jika ia mau [bergabung ke Liverpool], saya yakin pendukung Liverpool, pemain atau pun manajer akan senang melihatnya berseragam Liverpool. Tapi saat ini ia pemain Arsenal dan kita perlu menghormati itu."
Yang terjadi kemudian Walcott tak hijrah ke Liverpool dan tetap memperjuangkan posisinya di Arsenal. Upayanya itu menuai hasil pada musim 2015/2016 dan 2016/2017. Pada musim ini, Walcott pun semakin menunjukkan ketajamannya. Saat ini ia mendekati penampilan terbaiknya seperti yang terjadi pada musim 2012/2013. Kala itu ia mencetak 21 gol dalam satu musim, sementara saat ini, ia sudah mengoleksi 15 gol dari 26 penampilan.
Pada akhirnya, takdir Walcott ada di Arsenal dan Walcott sangat loyal pada Arsenal. Tak ada tanda-tanda baginya untuk pergi dari Emirates Stadium meski ia merupakan pendukung Liverpool. Liverpool harus gigit jari, sama seperti Chelsea yang sempat menggodanya berkali-kali. Itu semua terjadi karena cinta Walcott memang hanya untuk Arsenal.
Foto: arsenal-mania.com
Komentar