Nama Ricardo Izecson dos Santos Leite atau yang lebih dikenal dengan Kaka identik sebagai pesepakbola yang tidak banyak tingkah. Ia jarang mendapatkan pemberitaan buruk terkait kehidupannya baik di dalam maupun di luar lapangan. Selain itu, Kaka juga terkenal sebagai pemain yang sangat religius. Sifat religiusnya ini sepertinya yang membentuk Kaka menjadi pribadi yang baik.
Kaka memang terlahir dari keluarga yang cukup religius. Kedua orang tuanya sejak kecil sudah mengajarkan Kaka untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Sehingga akhirnya membuat Kaka mempunyai kekuatan iman yang cukup bagus.
“Memiliki sebuah keluarga yang memberi saya struktur seperti itu, baik yang bersifat pendidikan maupun spiritual juga bagi saya adalah hal terpenting yang saya miliki dalam hidup saya," ujar Kaká seperti dikutip oleh Orlando Sentinel pada Maret 2016 lalu.
VIDEO: Kompilasi skill dan gol terbaik Kaka
Kekuatan imannya tersebut semakin kuat setelah ia mengalami kecelakaan yang membuat dirinya mengalami cedera pada bagian leher. Pada saat itu Kaka sedang berkunjung ke rumah kakek-neneknya bersama orang tua dan adiknya. Mereka lalu melakukan perjalanan ke hot springs resort terdekat. Sesampainya mereka di sana, Kaka dan sang adik, Digao memilih untuk berkuda. Di sinilah kejadian naas menimpa Kaka. Ia dan Digao terjatuh dari kuda dan kepalanya terbentur kolam renang. Kepalanya mengalami pendarahan dan Kaka juga merasakan sakit pada bagian lehernya.
Ketika itu ia langsung dibawa ke rumah sakit oleh orang tuanya untuk dilakukan pemeriksaan sebelum dibawa pulang ke rumah. Pada saat itu sepertinya pemeriksaan tersebut tidak menunjukkan luka yang serius.
Kaka bahkan sempat berlatih selama dua hari bersama Sao Paolo selama dua hari sebelum akhirnya ia kembali mengeluhkan sakit pada lehernya. Akhirnya dilakukan pemeriksaan menggunakan sinar-x di rumah sakit untuk mengetahui penyebab tersebut.
Dari pemeriksaan tersebut diketahui bahwa Kaka mengalami patah tulang ruas keenam vertebra servikalis. Mendengar hasil tersebut, Kaka langsung bertanya kapan ia bisa kembali bermain kepada tiga orang dokter yang memeriksanya. Dan mereka pun menjawab hal yang sama.
“Saat ini, Anda harus bersyukur bahwa Anda bisa berjalan. Nanti kita akan melihat apakah Anda bisa dan dalam situasi mana Anda akan bermain," kenang Kaka. "Selama dua bulan saya memakai penyangga leher."
Kejadian yang hampir saja mengakhiri karier Kaka sebagai pesepakbola ini terjadi pada Oktober 2000. Ketika itu ia masih berusia 18 tahun. Walaupun terlihat sangat mengerikan, namun insiden tersebut semakin membentuk Kaka menjadi pribadi yang religius.
"Saya tahu tangan-Nya telah menyelamatkan saya dan bahwa Tuhan mengendalikan hidup saya,” tutur Kaka seperti dikutip oleh Joy Magazine pada Agustus 2010 lalu.
Sifat Religius Kaka ini bisa dilihat pada saat ia merayakan sebuah keberhasilan seperti ketika Brasil menjadi juara di Piala Dunia 2002 serta scudetto 2003/2004 dan Liga Champions 2006/2007 bersama AC Milan. Pada saat merayakan hal tersebut Kaka mengenakan baju yang bertuliskan, “I belong to Jesus”. Selain itu, ketika ia melakukan selebrasi setelah mencetak gol, Kaka selalu mengangkat kedua tangannya menunjuk ke atas sebagai tanda rasa syukurnya kepada Tuhan.
Ini menjadi bukti bahwa ia memang sangat dekat dengan Tuhan. Ia tidak pernah melupakan hal-hal yang bisa semakin mendekatkannya dengan Tuhan.
"Sepertinya saya memiliki segalanya," tutur Kaka seperti dikutip oleh cru.org pada Juli 2014. "Karena kekayaan dan ketenaran saya, beberapa orang bertanya mengapa saya masih membutuhkan Yesus. Jawabannya sederhana: Saya membutuhkan Yesus setiap hari dalam hidup saya. Firman-Nya, Alkitab, mengatakan bahwa tanpa Dia, saya tidak dapat melakukan apapun. Saya sangat percaya itu. Kemampuan saya bermain sepakbola dan semua yang dihasilkan dari itu adalah hadiah dari Tuhan. Dia telah memberi saya bakat untuk digunakan untuk Dia, dan saya mencoba untuk memperbaikinya setiap hari."
Kaka saat ini merupakan seorang Kristen evangelis aktif di gereja Sao Paolo. Sifat religius pemain terbaik dunia 2007 ini membuatnya menjadi idola bagi beberapa pesepakbola lainnya, salah satunya adalah bintang Barcelona, Neymar.
"Kaka adalah pria hebat, salah satu orang paling lurus yang saya temui di sepakbola. Ia adalah contoh yang pantas untuk diikuti. Konon, setiap orang mempraktikkan agama dengan caranya sendiri, jadi kita tidak bisa membandingkan. Meskipun saya tidak seperti Kaka, saya tidak pernah menyembunyikan bahwa saya evangelis, saya pergi ke gereja, dan tidak ada misteri tentang hal itu."
Kaka memang cukup pantas untuk dijadikan idola ataupun panutan bagi para pesepakbola lainnya terutama yang masih berusia muda. Dengan perangainya yang santun baik di dalam maupun di luar lapangan, ditambah sifat religiusnya merupakan hal yang sulit dicari pada diri pesepakbola lainnya.
Foto: noticias.gospelprime.com.br
Baca juga:
Menjadi Italia Namun Pindah Juga
Komentar